Sumber: Kampus Pena |
Mataram, Pena Kampus – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Matataram (Unram)
bersama sejumlah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) mengadakan diskusi publik bersama Dekan dan Wakil Dekan.
Dalam diskusi yang dibawakan oleh Dekan FKIP Unram, Prof. A Wahab Jufri pada Kamis, 15 Oktoter 202 1 kemarin tidak menemukan titik terang . Pasalnya delapan poin tuntutan BEM FKIP Unram bersama sejumlah Ormawa tidak mendapat tanggapan serius dari dekanat.
Yudistira, Ketua BEM FKIP membacakan delapan tuntutan dengan pengerasan suara di hadapan Dekan FKIP dan j ajarannya.
Pada poin pertama , BEM FKIP bersama Ormawa penilaian regulasi apresiasi bagi ormawa FKIP dan mahasiswa berprestasi. Kedua, saya meminta pihak FKIP untuk meningkatkan layanan akademik yang baik dan jelas .
“Seperti meningkatkan pengawasan pada setiap program studi untuk menjalankan perkuliahan dengan baik dan sistematis sesuai jadwal yang telah ditetapkan, meningkatkan sosialisasi pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kepada seluruh mahasiswa, dan meningkatkan kualitas pelaksanaan kuliah bold,” sebut Yudistira menjabarkan subpoin kedua.
Selain itu, BEM FKIP bersama Ormawa menuntu t kelengkapan fasilitas perpustakaan FKIP, dan pengadaan inventaris setiap ormawa.
“Kami juga menuntut transfaransi dana pengelolaan kantin dan anggaran kegiatan kemahasiswaan. Menuntut perbaikan sekretariat bagi semua program studi Himpunan dan pengadaan sekretariat bagi komunitas Lingkar UKMF ,” jelasnya
menyampaikan poin lima dan enam.
Pada tuntutan poin ke tujuh BEM FKIP Unram bersama Ormawa juga saya nuntut tran s faransi angaran bidikmisi sebagai pengganti baik dalam hal metode maupun sasaran yang ditujukan.
Pada poin terakhir, BEM FKIP bersama Ormawa menutun penggunaan sekretariat ormawa agar dibuka setiap hari termasuk hari S abtu dan M inggu . “Kami minta agar
sekretariat ormawa dibuka selama 24 jam ,” kata Yudistira di hadapan Dekanat .
Tanggapan Dekan dan Wakil Dekan
Prof Dr Gito Hadiprayitno selaku Wakil Dekan III FKIP menjelaskan terkait kebijakan pemberlakukan jam malam, “Pada peraturan rektor, FKIP diberikan kesempatan pada fakultas untuk mengambil kebijakan sendiri. Kami mengambil kebijakan sendiri dalam situasi pandemi COVID-19 akan membuka sekretariat sampai jam 18.00 wita saja,” ujar Gito.
Terkait pengelolaan inventaris,
Dekan FKIP menjelaskan bahwa dana Rp9 juta memang diperuntukkan untuk keperluan
Ormawa. Dalam pengelolaan dana tersebut ujar Wahab melanjutkan, Ormawa bisa
menggunakan dana setengah untuk pengelolaan membeli inventaris dan setengahnya
untuk berkegiatan. “Ormawa harus memanfaatkan sebagian dana untuk inventaris
sebagianya untuk program kerja,’’ tegasnya.
Garin Sasyari, Ketua DPM FKIP Unram,
pun menanggapi pernyataan Dekan. Ia menjelaskan beberapa ormawa tidak sepakat
bila dana kegiatan Ormawa digunakan sebagian untuk membeli inventaris atau
keperluan Ormawa. “Kalau saya pribadi tidak setuju dengan pernyataan dekan.
Masa Ormawa membeli sendiri inventaris dari dana kegiatan?’’ kata Garin menyoal
pernyataan Dekan FKIP.
Senada dengan Garin, Ilham Ketua HMPS
Bastrindo menjelaskan bahwa sehrusnya pihak fakultas membedakan mana dana inventaris
dengan dana kegiatan Ormawa itu sendiri. “Jadi seharunya ada dana yang
dikhusukan untuk oprasional mana dana yang dikhusukan untuk pelaksaan proram
kerja,” ujar Ilham.
Mendengar delapan poin tuntutan, A
Wahab Jufri selaku Dekan FKIP Unram tampak enggan menanggapi serius semua tuntutan sejumlah
mahasiswa.
Hingga pukul 16:00 WITA, diskusi tersebut tidak berlangsung alot. Pihak dekanat pun tidak menanggapi semua tuntutan dari Ormawa. Forum diskusi tersebut dihentikan seusai adzan berkumandang. Diskusi berakhir tanpa ada kepuasaan dari sejumlah Ketua Ormawa dan BEM FKIP Unram.(Mar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar