(Sumber: Pena Kampus)
Mataram, Pena Kampus- Kasus kehilangan yang terjadi di Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) pada 2 Juni 2025 memicu berbagai komentar mahasiswa di akun media sosial Instagram @lpm.penakampus. Minimnya fasilitas keamanan seperti CCTV dan loker berkunci menjadi penyebab utama lemahnya pengawasan di Lokasi, membuat siswa merasa resah dan kurang aman saat berada di lingkungan perpustakaan. (04/06/2025).
Postingan sekilas info kehilangan yang diunggah oleh akun instagram @lpm.penakampus pada tanggal 2/6/2025 lalu di perpustakaan FKIP menimbulkan banyak komentar dari kalangan mahasiswa. Terutama dari pihak korban yang pernah kehilangan, namun tidak dapat melakukan apa-apa, dikarenakan pada lokasi kejadian tidak disediakan CCTV untuk mengambil bukti rekaman terkait pelaku dari kasus kehilangan ini. Seperti akun dengan username @ccmadiyaa juga menambahkan “jangankan totbag, baju saya aja hilang min. Ngeri emng.” Tulisnya di kolom komentar (02/06).
Sejalan dengan komentar di atas, akun dengan username @laylahairunnisa_ juga mengeluhkan perihal kehilangan di perpustakaan. “kemarin saya hilang 100rb di perpus, tbtb dompetnya udh dilemari truh tas.” (02/06).
Di sisi lain, salah satu akun instagram dengan username @pajriannisa ikut memberikan komentar dan juga menanyakan terkait kelengkapan fasilitas keamanan perpustakaan. “Lagian perpustakaan rame kenapa fasilitas ngga banget? Tulisnya di kolom komentar.” (02/06).
Adapun mahasiswa inisial L dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengungkapkan bahwa dia menyembunyikannya terhadap kurangnya fasilitas seperti, CCTV dan loker berkunci menyebabkan perpustakaan menjadi tempat yang rawan, sehingga pengunjung merasa tidak aman dan enggan meninggalakan barang pribadinya tanpa pengawasan. “Perpus seharusnya menjadi tempat paling aman setelah musholla tapi malah menjadi tempat yang tidak kita harapkan dengan didukung ketidaksediaan kelengkapan keamanan cctv loker dengan kunci lengkap).” Pengungkapannya (04/06).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan II FKIP, Santi Farmasari, memberikan tanggapan mengenai ketersediaan CCTV dan loker yang dianggap kurang diperhatikan oleh pihak birokrasi kampus. Dikarenakan pengadaan fasilitas harus mengikuti prosuder yang ketat sesuai regulasi, seluruh proses hanya bisa dimulai setelah jatah anggaran disetujui secara resmi. " Pengadaan CCTV dan loker disitu sudah kita anggarkan sejak awal tahun. Tapi kembali lagi, pagu anggaran terbit agak terlambat karena efisiensi. Sehingga revisi anggaran itu dilakukan sampai tiga kali revisi waktu itu. Nah, baru kemudian setelah itu terbit, baru bisa proses pengadaan." Tegasnya saat ditemui di ruangnya (04/06).
Ia juga menambahkan, bahwa penguatakan keamanan sebenarnya sudah direncanakan jauh sebelum adanya kejadian yang belakangan ramai dibicarakan. Semua proses pengadaan fasilitas keamanan, telah melalui tahapan perancanaan dan pemesanan sebelumnya. Bukan reaksi spontan terhadap situasi terbaru. “Tentunya kami juga akan perketat keamanan. Jangan sampai ada yang mengatakan, oh karena kejadian kemarin tiba-tiba ada locker. No! Locker itu sudah lama dipesan. CCTV itu juga sudah lama.” Tegasnya (04/06).
Sementara itu, mahasiswa inisial C dari prodi Pendidikan Fisika berharap agar fasilitas lebih memadai dan ditingkatkan lagi fungsinya, “fasilitas harus tetap memadai juga, selain loker semoga nanti CCTV bisa dimaksimalkan fungsinya.” Ujarnya (04/06). (Fin/Nop).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar