Menjadi Guru Berkarekter di
Zaman Keblinger
Judul :
Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)
Penulis : Doni Koesoema A.
Penerbit : PT. Grasindo –
Jakarta
Cetakan I : 2009
Tebal : 215 halaman
Guru adalah agen yang menebarkan benih perubahan bagi siswa-siswanya di
sekolah. Oleh karena itu para guru dituntut untuk peka terhadap berbagai
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Berbagai isu dan permasalahan remaja
kekinian harus diikuti oleh guru agar dapat memberikan
solusi kepada siswa. Sikap terbuka para guru ini mutlak dibutuhkan mengingat
tuntutan kompleksitas masalah yang ada dan yang akan direspon oleh siswanya
kelak.
Perkembangan teknologi juga semakin menjadi-jadi. Berbagai temuan teknologi
baru terus bermunculan dan membawa perubahan terhadap berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Teknologi baru telah merubah pola komunikasi masyarakat. Ketika
orang berkumpul mereka tidak lagi ramai dengan obrolan namun mereka sama-sama
sibuk dengan gadget masing-masing.
Teknologi juga merubah pendekatan dalam pendidikan. Berbagai teknogi telah
memudahkan para guru untuk menyampaikan materi pembelajaran mereka dengan
efektif dan menarik. Namun perubahan ini menuntut penguasaan teknologi dari
para guru. Mereka harus peka dengan perkembangan teknologi sehingga pendekatan
mereka dalam pembelajaran tidak monoton dan kuno. Bahkan tidak sesederhana itu
saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu tampil sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus dan
integral dalam mencerdaskan anak didiknya.
Guru juga berada di garda terdepan dalam upaya memperbaiki kualitas
pendidikan nasional. Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan maka mutlak
dibutuhkan profesionalisme dari para guru. Merekalah yang menentukan apakah
berbagai program yang dirancang oleh pemerintah berjalan atau tidak. Tanpa
mereka berbagai rencana hanya akan menjadi rencana. Pemerintah bisa saja
merancang kurikulum pendidikan yang paling canggih namun pada ujungnya gurulah
yang menjadi penentu apakah kurikulum yang sudah dirancang tersebut berjalan
atau tidak. Oleh karena itu peningkatan profesionalisme guru mutlak dibutuhkan.
Salah satu indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah ditentukan
dari faktor mutu guru. Guru dituntut memiliki profesionalisme di bidangnya.
Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang
yang ajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan pendidikan harus ada
pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan atas asumsi bahwa
persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada karakter seorang
pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas di suatu
sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.

Secara menyeluruh buku “Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan
Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)” ini menjabarkan
bagaimana semestinya menjadi bagian hakiki sebagai seorang guru garda terdepan
dalam arus perubahan. Mengeksplorasi lebih mendalam bagaimana para guru dapat
memahami hakikat perubahan itu sendiri. Pendidik yang mampu mengembangkan
sebuah strategi untuk memulai, menerapkan dan melestarikan perubahan dalam
dunia pendidikan dan masyarakat secara umum.
Cara mengajar yang sekedar duduk di depan kelas sesungguhnya menjadi tanda
kurannya dinamisme sebagai seorang pendidik sejati. Bisa jadi ini hanya sebuah
simbolis dan tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika
demikian adanya, seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan
pembelajaran yang produktif dan profesional. Padalah guru juga memiliki
tanggungjawab dalam memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem
pendidikan di sekolah. Harapannya, dapat memberikan peran yang sangat
signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni
intelektual, moral dan spiritual.
Tidak banyak buku yang berorientasi pada bagaimana seorang pendidik
seharusnya dapat menciptakan sistem pendidikan di sekolah yang efektif, praktis
dan operasional seperti buku buah karya Doni Koesoema A. ini. Kerangka
filosofis dalam berfikirnya dapat menggugah hati nurani yang sulit ditemukan
pada buku-buku lain. Setidaknya hal ini bisa dibaca pada kerangka metodologis
yang disajikan dengan lugas dan populer serta praktis yang ditawarannya guna
dapat dikembangkan oleh para pendidik kontemporer.
Meskipun tampaknya guru sulit untuk dapat berubah dalam waktu singkat,
namun guru terlanjur mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku
perubahan. Guru bukan sekedar pelaku perubahan yang menggerakkan roda
transformasi sosial dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru memiliki peranan
utama sebagai pendidik karakter suatu masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup
siswa, namun juga memperkokoh kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai
sebagaimana yang diharapkan dalam masyarakat.
Melalui buku ini setidaknya Doni mengajak kepada semua guru agar dapat
menjalankan tugas mulianya secara efektif dan profesional dalam menjalankan
fungsinya mendidikan anak bangasa. Dengan kata lain, masa depan negeri ini
tergantung kepada bagaimana guru dapat melahirkan individu-individu yang
merdeka, matang, bertanggungjawab dan peka terhadap permasalah sosial di
lingkungan sekitarnya di kemudian hari.
Sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, guru seyogyanya dapat menjadi
proses interaksi tidak hanya dalam proses pembelajaran, namun juga seharusnya
lebih utuh dan komprehensif. Oleh karenanya guru harus memiliki karakteristik
kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat
psikologis-pedagogis. Konon, pada zaman dulu posisi guru disejajarkan dengan
kaum priyayi yang selalu duduk di deretan utama dalam berbagai hal. Guru juga
sangat dihormati karena menjadi tokoh sentral ketika ada di masyarakat. Mereka
menjadi sumber informasi dan pencerahan bagi pertanyaan yang dilontarkan oleh
masyarakat. Mungkinkah posisi guru masa
silam terlahir kembali dimasa kini dan mendatang?
Setidaknya menurut buku ini, ha pertama yag harus dikembangankan untuk
memperbaiki mutu pendidikan nasional adalah dengan membentuk kepribadian guru.
Pribadi yang harus dimiliki oleh guru di zaman globalisasi adalah guru yang
berintegritas tinggi. Integritas guru merupakan sinergi antara kompetensi
kepribadiaan dan kompetensi profesionalitas. Ciri guru ideal yang profesional
dan berkualitas adalah jawaban mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk
merubah paradigma buramnya wajah pendidikan nasional kita seperti saat ini. (Ahmad
Aprillah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar