Nampak terlihat Panggung Bebas Kreasi (Bekas) seadanya, berada di samping Sekret Ormawa. Ajit (Gitaris), Irma (Vocal), Suci (back vocal) , yang sedang menyanyikan lagu "Desposito". |
Mataram, Pena Kampus - Jumat sore (20/10) menjadi saksi aksi Panggung
Bebas Kreasi (bekas) yang di mana
diselenggarakan oleh UKMF Musik. Semua bentuk kreasi dari kalangan mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ditampung.
Musik adalah teman ketika merasa
bosan, jenuh, galau, dan bahkan saat bahagia. Seperti itulah kiranya suara
petikan gitar putih terdengar dari pojok lorong Sekret Ormawa tepat di samping
kantin FKIP. Mulai dari lagu Pop, Jazz, Reggae, Dangdut, dan Acoustic pun
dimainkan setiap Jumat sore.
Tepat pukul 15:30 Wita, alunan musik
Pop terdengar asik seketika salah satu grup UKMF Musik mulai memainkan lagu
dari Citra Scolastika yang berjudul Aku
Pasti Bisa. Hampir semua pelanggan kantin FKIP ikut
menyaksikan aksi panggung dari grup UKMF Musik. Di mana kantin FKIP dipenuhi
oleh para mahasiswa yang sedang berbelanja, ada yang duduk menikmati segelas
es, kopi, dan satu piring nasi yang disuguhkan oleh pegawai kantin.
Sontak Panggung Bekas menjadi
hiburan langsung bagi mahasiswa yang sedang menikmati pesanan di kantin. Panggung
Bekas yang dimonitori oleh UKMF Musik sebagai ajang kreasi dan memupuk bakat
mahasiswa secara keseluruhan. "Siapa saja boleh ikut berkreasi, tanpa
terkecuali," ungkap Adn selaku anggota UKMF Musik.
Bebas Berkreasi
Pemikiran brilian tercetusnya
Panggung Bekas dalam salah satu Proker (program kerja) UKMF Musik sebagai salah
satu wadah tempat berekspresi dalam berbagai jenis aksi panggung. Baik
pembacaan puisi, orasi, stand up comedy,
atau bahkan sekedar bertukar pikiran melalui cerita-cerita pribadi melalui aksi
panggung.
“Kita bebas berekspresi, siapapun
itu, baik anak-anak ormawa, hmps, atau bahkan mahasiswa biasa itu bebas untuk
mengisi di atas panggung, asalkan mau ikut,” kata Dedi salah satu anggota UKMF
Musik.
Dengan adanya panggun Bekas ini,
UKMF Musik berharap mendapat apresiasi dari berbagai pihak, baik mahasiswa dan
birokrasi. Sebab, sangat disayangkan hiburan-hiburan semacam ini jarang
dilakukan. Tempat yang sederhana, tak ayal membuat para anggota UMKF Musik
mendirikan panggung sederhana dengan meja dan kursi yang beralaskan karpet
seadanya.
Berharap Adanya Dukungan
Segala bentuk kegiatan mahasiswa
FKIP tidak lepas dari kontrol dan dukungan birokrasi. Dalam hal ini, Panggung
Bekas diharapkan mendapat perhatian dari birokrasi sehingga lebih baik
kedepannya. “Harapan saya, agar segera dibuatkan panggung yang lebih bagus dan
lebih besar, agar lebih nyaman,” ungkap Hendri salah satu anggota UKMF Olahraga
yang sedang menyaksikan Panggun Bekas.
Senada dengan Dedi, “Saya berharap
kedapannya birokrasi segera memperhatikan segala kegiatan kami, salah satunya Panggung
Bekas ini, karena mengingat mahasiswa sangat antusias menyaksikan acara-acara
seperti ini,” katanya.
Kegiatan dalam bentuk hiburan ini
dirasa sangat perlu adanya dukungan dari pihak birokrasi. Dedi menegaskan
kembali, “Harapan kami dari UKMF Musik untuk birokrasi, jangan dipersulit,
jangan hanya iya-iya saja, namun realisasinya tidak ada, padahal ini kan kebutuhan mahasiswa,” tegasnya. (viq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar