MATARAM, PENA KAMPUS - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Kota Mataram melakukan Aksi Demo kenaikan harga BBM, Kamis (12/4/2018). Aksi tersebut diwarnai kericuhan.
Seruan aksi mahasiswa dan rakyat tolak kenaikan BBM yang dilaksanakan pada hari kamis (12/4) oleh aliansi BEM se-kota Mataram berlangsung cukup menegangkan. Pasalnya, aksi yang menolak dengan tegas kenaikan harga BBM ini sempat diwarnai kericuhan antara peserta aksi dengan polisi yang mengamankan. Sebelumnya, peserta aksi yang hendak memperluas area aksi mereka dengan membentuk lingkaran ditengah-tengah simpang lima Ampenan, langsung dihalau oleh pihak kepolisian karena dinilai mengganggu aktivitas pengguna jalan raya.
“Sebenarnya kawan-kawan tadi niatnya mau teaterikal, tapi tiba-tiba langsung dipukul sama polisi dari belakang tanpa alasan” tegas Liga ketua BEM Unram 2018.
Akibat kericuhan ini, beberapa peserta aksi kemudian diamankan oleh aparat. Situasi kembali memanas ketika aparat keamanan mencoba menggiring salah satu peserta aksi ke POLDA Mataram. Salah seorang peserta yang tidak terima kawannya dibawa berlari mengejar truk polisi, kemudian dihalau hingga menimbulkan tindak kekerasan pada peserta aksi, dan menyebabkan beberapa peserta aksi lain tersulut emosi.
Aksi yang dimulai dari bundaran pintu utama Unram menuju simpang lima Ampenan ini menuntut penolakan kenaikan harga BBM yang dinilai menyengsarakan rakyat miskin, serta mendesak pemerintah menjamin pendistribusian premium sesuai yang dialokasikan pemerintah. Menurut peserta aksi, tuntutan ini dilatar belakangi oleh alokasi BBM jenis penugasan (premium dan solar subsidi) yang mengalami penurunan realisasi penyaluran dari alokasi awal. Hal ini menurut mereka akan menyebabkan rakyat harus bertarung dengan realita lapangan. Di satu sisi rakyat dihimbau untuk menggunakan BBM jenis pertalite namun harganya dinaikkan, di sisi lain ketersediaan premium dan solar mengalami penurunan realisasi distribusi.
Aksi yang dimulai dari bundaran pintu utama Unram menuju simpang lima Ampenan ini menuntut penolakan kenaikan harga BBM yang dinilai menyengsarakan rakyat miskin, serta mendesak pemerintah menjamin pendistribusian premium sesuai yang dialokasikan pemerintah. Menurut peserta aksi, tuntutan ini dilatar belakangi oleh alokasi BBM jenis penugasan (premium dan solar subsidi) yang mengalami penurunan realisasi penyaluran dari alokasi awal. Hal ini menurut mereka akan menyebabkan rakyat harus bertarung dengan realita lapangan. Di satu sisi rakyat dihimbau untuk menggunakan BBM jenis pertalite namun harganya dinaikkan, di sisi lain ketersediaan premium dan solar mengalami penurunan realisasi distribusi.
Beramai-Ramai Datangi Depot Pertamina Menggunakan Motor
Kendati sedang menolak kenaikan BBM, para peserta aksi beramai-ramai melakukan demo menggunakan sepeda motor yang akhirnya berpusat di simpang Lima Ampenan. Sebelumnya para peserta sempat melakukan aksi dorong motor mengelilingi kampus Unram, hingga melanjukan aksi menggunakan motor yang tujuan awalnya merupakan Depot Pertamina yang ada di Kota Tua Ampenan. Hal ini dinilai sebagai bentuk protes atas kelangkaan kenaikan BBM yang mengakibatkan kelangkaan premium di hampir seluruh SPBU di kota Mataram (rza,yik,ros).
Kendati sedang menolak kenaikan BBM, para peserta aksi beramai-ramai melakukan demo menggunakan sepeda motor yang akhirnya berpusat di simpang Lima Ampenan. Sebelumnya para peserta sempat melakukan aksi dorong motor mengelilingi kampus Unram, hingga melanjukan aksi menggunakan motor yang tujuan awalnya merupakan Depot Pertamina yang ada di Kota Tua Ampenan. Hal ini dinilai sebagai bentuk protes atas kelangkaan kenaikan BBM yang mengakibatkan kelangkaan premium di hampir seluruh SPBU di kota Mataram (rza,yik,ros).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar