Orang Hebat, Berkarakter Hebat - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Selasa, 08 Mei 2018

Orang Hebat, Berkarakter Hebat


Mataram, Pena Kampus - Lahirnya Unit Kegiatan Mahasiswa Teater Putih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) pada tahun 1982 yang diinisiasi oleh Adi Prana Jaya merupakan sebuah gebrakan baru bagi dunia akting di kampus putih pada waktu itu. Pembukaan acara Refleksi II yang dilaksanakan di Arena Budaya Unram, Jumat 4 Mei 2018 merupakan program kerja wajib bagi anggota baru UKMF Teater Putih.

Manusia selalu berkembang seiring perkembangan zaman terlebih dalam mengembangkan minat dan bakat di bidang seni. Hal itu dirasakan oleh ketua panitia Refleksi II, Lalu Den Sarip Zohri mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Semester VI mengatakan saat dikonfirmasi oleh Pena Kampus, “Memetakan bakat anggota baru memang terasa sulit untuk dikategorikan ke dalam bidang Puisi,  Tari, Pantomim, dan tentunya Dunia Akting,” ungkapnya.
Khalik selaku ketua umum UKMF Teater Putih mengakui hal itu, dengan persiapan yang cukup lama untuk memetakan minat dan bakat anggota baru. Hal itu juga ditegaskan oleh Den pada sesi pembukaan acara Refleksi II. “Pembentukan panitia kita lakukan sejak Bulan Januari tanggal 12 tahun  2018, sehingga dapat menemukan minat yang pas pada anggota baru,” katanya, Jum'at (4/5/2018) lalu.

Mempertahankan Budaya
Mempertahankan budaya kolektif memang tidak mudah, akan ada masa di mana hal itu goyah.  Adi Prana Jaya mengakatan budaya kolektif memang harus terus diberikan kepada generasi penerus sehingga iklimnya tetap terjaga dan selalu pembiasaan sehingga karakter hebat terlahir.
Adi juga menyampaikan pada sela-sela pembukaan Refleksi II, “Orang hebat, memiliki karakter hebat,” pungkasnya. Dalam dunia teater memang membutuhkan kerja-kerja kolektif sehingga semua bentuk penyelenggaraan yang dilakukan oleh beberapa orang dapat terorganisir. “Inilah yang terus dijaga,” kata Adi selaku pendiri Teater Putih FKIP Unram.
Pementasan Lakon Tik yang merupakan karya Budi Yasin Misbach yang membuka acara Refleksi II, yang mana diselenggarakan dari tanggal 4-5 Mei 2018 mendapat antusiasme dari penonton.

Mencoba Menyindir
Pada pementasan Lakon Tik ini memberi gambaran mudahnya permainan hukum yang ada di negeri ini, para pemeran mencoba bergaya antirealistik dengan memerankan cerita sehingga dapat mengundang emosi penonton untuk mengamati tokoh dan watak pemeran, sehingga pesan yang disampaikan dapat secara langsung diidentifikasi oleh penonton.
Faisal selaku sutradara pementasan Lakon Tik juga mengatakan, pemetaan karakter mulai dibangun melalui latihan dan itu juga dibangun dari imajinasi pemeran, sehingga mendapatkan karakter yang dapat mempengaruhi penonton.
Pementasan Lakon Tik juga diharapkan dapat menyindir penonton bagaimana pentingnya memerangi kemiskinan, melawan permainan politik kaum elit, serta menumpas kalangan yang memarginalkan kolompok masyarakat rendah . “Semua penonton harus merasa tersindir, supaya ada rasa malu sebagai kaum terdidik, “ kata Faisal.
Faisal juga menegaskan, hal-hal seperti inilah yang harus ditonton oleh mahasiswa, agar dapat memutuskan lingkaran-lingkaran karakter buruk yang masih melekat pada kaum intelek dilingkar kampus. “Sehingga pesan sandiwara pementasan pada Lakon Tik ini dapat diaplikasikan ke dalam dunia nyata,” tutur Faisal selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Semester VI ini. (Nnp/Viq)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar