Covid-19 Masih Melanda, PLP Dilaksanakan Via Online - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Selasa, 09 Juni 2020

Covid-19 Masih Melanda, PLP Dilaksanakan Via Online

Proses PLP Mahasiswa Unram sebelum Covid-19 

Mataram, Pena Kampus - (09/06/20)   Meskipun di tengah wabah pandemi covid-19, FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Universitas Mataram (Unram) tetap melaksanakan PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) dengan sistem yang berbeda. PLP dilakukan secara daring oleh mahasiswa, guru pamong, maupun dosen pembimbing.

Dasar hukum perubahan PPL (Program Pengalaman Lapangan) menjadi PLP karena adanya keluhan Permendistekdisti (Peraturan Mentri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) Nomer 55 tahun 2017 tentang standar pendidikan guru. PPL hanya digunakan oleh mahasiswa PPG (Pendidikan Profesi Guru). Sedangkan, mahasiswa kependidikan menggunakan istilah PLP. Yang dimana PLP ini hanya memperkenalkan kondisi-kondisi sekolah dan mencoba mengajar di sekolah. Sedangkan yang PPL akan jadi guru selama satu semester.

Pengaplikasian PLP di FKIP Unram sudah mulai dari tahun lalu. Di mana jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) sudah lebih dulu mengaplikasikannya semester ganjil lalu. Sedangkan, untuk di luar PGSD baru semester 2 ini (semester genap). 

Akan tetapi, untuk mahasiswa PLP semester ini (2019/2020) tidak bisa melaksanakan PLP langsung ke lapangan karena adaya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ada kegiatan pengganti yang terkait proses belajar-mengajar. 

Sistem yang digunakan pun menyesuaikan dengan kondisi saat ini sebab FKIP Unram tidak bisa menunggu perkembangan dari pendemi Covid-19 ini berakhir karena mahasiswa terikat oleh batas waktu kuliah. Mahasiswa juga tidak bisa ke sekolah dengan kondisi Work From Home.

SKS (Sistem Kredit Semester) PLP ini berjumlah 4 SKS. 1 SKS terkait dengan PLP 1, 3 SKS dengan PLP 2. Jadi, pola yang digunakan di FKIP unram itu sistemnya blok yang dipadatkan. PLP 1 yang 1 SKS diblokkan selesai dalam 8 hari di sekolah full sesuai dengan jam sekolah. Sedangkan, PLP 2 masuk 3 SKS diselesaikan dalam waktu kurang lebih 6 minggu. PLP 1 dan PLP 2 selesai dalam waktu 8 minggu (2 bulan) dengan penyerahan sama penarikan.

Pada PLP 1, mahasiswa membuat laporan berupa paper dari kajian literatur dengan menyampaikan apa itu program-program sekolah secara umum dan dinilai sesuai dengan kriterianya. Sedangkan, untuk PLP 2 mencoba mengajar di dalam kelas.

“Kemarin mahasiswa dilepas sebelum adanya pandemi Covid-19 ini. Mereka baru selesai PLP 1 atau baru orientasi. Maka, begitu ada kebijakan libur sekolah dan kuliah, pihak fakultas menyesuaikan dengan kondisi, tapi ini hanya dalam kondisi pandemi ini saja,” ungkap Ketua LPPTP (Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran) FKIP Dadi Setiadi. (20/05)

Terapkan Metode PLP Online

Dengan kondisi seperti ini, PLP yang dilaksanakan pun sudah disesuaikan.  Dibimbing secara tidak langsung, mahasiswa mengirim RPP via Medsos (Media Sosial) kemudian dikoreksi dosen dan dikembalikan lagi kepada mahasiswa. Jadi, tidak ada bimbingan tatap muka di tengah pendemi covid-19 ini. Tugas mandirinya bisa berupa silabus, RPP, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), paper study literature, dan video megajar.

Terkait dengan praktek mengajar, mahasiswa diminta membuat video mengajar monolog dengan merekam video itu kurang lebih selama 10-15 menit tanpa siswa. Mahasiswa diminta melaksanakan mengajar sesuai dengan perangkat RPP yang dibuat melalui video tersebut. “Video mengajar sesuai dengan langkah-langkah mengajar. Jadi, setelah itu video dikirim ke dosen dan guru pamong untuk dinilai sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada dalam pembelajaran termasuk perangkat pembelajaran. Sikapnya dinilai selama komunikasi secara online,” ujar Dadi.

Muhammad Asyhar selaku dosen pembimbing Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengatakan, “Menurut saya alternatif seperti ini jalan terbaik dan sudah bagus meskipun tidak efektif. Ada kegiatan pengganti karena mahasiswa juga harus ada pekerjaan untuk dasar penilaian. Saya juga menjadi pembimbing PLP blok 1, tetapi baru penyerahan mahasiswa ke sekolah tetapi ada keharusan lockdown untuk semua sekolah.” (16/05)

“Kalau PLP ini sudah bagus. Namun, sangat disayangkan karena tidak bisa lama-lama di sekolah. Sudah diganti dengan tugas mandiri dan membuat video pembelajaran. Video pembelajaran materi pengajaran sesuai RPP yang dibuat, dengan membuat RPP menjadi salah satu tugas penggantinya,” kata Yuda Gugu Prawira mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 8. (15/05)

Berbeda dengan Yuda,  Sulastri Anggraini mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 6 mengungkapkan bahwa PLP tidak akan efektif walaupun berjalan online. “Bagaimana cara menilai mahasiswa hanya lewat online saja. Jadi sepertinya PLP ditiadakan jika sedang pendemi. Karena kan tidak mungkin diundur ke semester berikutnya.” (16/05)

Sedangkan untuk periode depan, bulan Juli  PLP akan menyesuaikan dengan kebijakan Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) terkait Work From Home. “Jika masih lockdown maka kami akan membuat model yang lebih bagus lagi karena kemarin darurat. Untuk PLP semester depan akan tetap pada pola yang dijaga. Pola tersebut akan disesuaikan, dan disempurnakan,” ujar Gunawan Wakil Dekan I FKIP 

Evaluasi akan dilakukan selama pandemi dan akan tetap menggunakan pedoman yang sudah ada sesuai dengan Permendistekdisti. LPPTP seluruh Indonesia sepakat untuk melaksanakan PLP sesuai dengan petunjuk serta pedoman dan lain sebagainya. Jika kondisi normal, PLP akan dilaksanakan seperti biasa dan pada pedoman biasa. “Sekarang ini mungkin kita sudah menemukan kekurangan-kekurangan karena kita tidak disiapkan. Jadi, setiap melaksanakan PLP semester itu selalu dievaluasi baik itu ke guru, mahasiswa, maupun dosen. Akan terus ada improvisasi sesuai dengan kondisi,” lanjut Dadi.

“Mungkin sekarang juga kami akan meminta para dosen (tahun depan). Para dosen di mata kuliah pembelajaran termasuk mikro teaching harus diintrogasikan program latihan online. Bahkah kami dari labolatorium pengembangan akan mendidik para dosen terkait dengan pembelajaran online. Baik itu menggunakan server Unram ataupun google classroom, google meeting, zoom, WA, dan lain sebagainya,” jelas Dadi di akhir wawancara. (mil,dew,ema)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar