Berita ini merupakan hasil karya para anggota magang LPM Pena Kampus angkatan XXI 2020. Spesial "Latihan Jurnalistik Terpadu" (Lanjut) ini merupakan wadah eksistensi penyemangat para calon pena-pena baru FKIP Unram.
Selamat Membaca!(Madrasah Ibtidaiyah Al-Ma'arif, Pengembur) |
Pengembur, Pena Kampus - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) belum maksimal. Hal ini dikarenakan
masih rendahnya penerapan protokol kesehatan di sekolah, salah satunya di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ma’arif Pengembur, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah (24/10/2020).
Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka,
khususnya di wilayah yang berstatus zona hijau. MI Al-Ma’arif Pengembur sendiri telah melakukan pembelajaran tatap muka sejak bulan Agustus 2020 silam.
Pembelajaran tatap muka hadir sebagai solusi dari
ketidakefektifan pembelajaran online atau daring (dalam jaringan). Namun, pelaksanaan pembelajaran tatap muka sendiri masih
belum memadai. Oleh karena itu, sekolah belum mampu melaksanakan protokol
kesehatan sebagai prasyarat diterapkannya pembelajaran tatap muka.
Seperti yang diungkap Suparlan, Kepala Sekolah MI Al Ma’arif Pengembur, mengatakan bahwa
sekolah belum sepenuhnya mampu menerapkan protokol kesehatan sebab Biaya
Operasional Sekolah (BOS) belum cair selama sembilan bulan terakhir. Sekolah
hanya mampu menyediakan tempat cuci tangan dan hanya sedikit siswa yang menggunakan
masker. “Kita belum menerapkan prokotol kesehatan seperti menyediakan masker,
tapi untuk kebersihan kita siapkan sabun untuk cuci tangan,” ungkapnya.
Guna meminimalisir penyebaran virus, pihak sekolah
membagi waktu pelaksanaan pembelajaran. Teknis yang digunakan adalah dengan membagi kegiatan pembelajaran secara
bergantian untuk tiga kelas perhari. “Iya, kita membagi 3 kelas perhari sesuai dengan protokol kesehatan,” tegas laki-laki
kelahiran Pengembur itu.
Di sisi lain, orang tua siswa menyambut baik pembelajaran
tatap muka ini dikarenakan pembelajaran online atau daring belum dapat dilaksanakan dengan efektif. Hal ini
disebabkan banyak siswa belum mempunyai ponsel sehingga pembelajaran online tidak dapat diterapkan. “Saya senang melihat anak saya sekolah seperti biasa,
daripada di rumah cuma main,” ujar Muhaji salah seorang wali murid di MI
Al-Ma’arif. (HAN/HES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar