(Kegiatan jual beli antara pedagang sayur dengan konsumen, Pengembur, Lombok Tengah) |
Pengembur, Pena Kampus - Kegiatan jual beli
tetap berlangsung bagi para pedagang di Desa Pengembur, Lombok Tengah. Mereka
tetap melakukan transaksi jual beli meski dalam keadaan pandemi Covid-19. Sabtu
(24/10)
Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Pengembur, Lalu
Rosidi mengatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat yang berprofesi
sebagai pedagang berada pada tingkat aman. Mereka masih bisa melaksanakan
kegiatan profesi mereka seperti biasanya. “Untuk masyarakat yang profesinya
sebagai pedagang, saya lihat masih biasa-biasa saja, maksudnya masih tetap
buka. Untuk pendapatannya kami kurang tahu karena itu masing-masing yang tahu
adalah pemilik usaha tersebut,” katanya saat diwawancara melalui WhatsApp.
Sri Ulyati, selaku karyawan salah satu toko yang
berada di depan pasar Pengembur mengatakan, keadaan perdagangan yang digeluti
tidak mendapatkan pengaruh yang terlalu besar dari dampak Covid-19. Omzet yang
didapatkan tetap normal meskipun dalam keadaan Covid-19 di Desa Pengembur dan
tidak terlalu dipikirkan oleh masyarakat di sana. Sehingga hal tersebut membuat
kegiatan jual beli bisa berjalan lancar tanpa ada hambatan permasalahan
pandemi.
Selain itu, para konsumen yang berkunjung ke
sana tidak ada batasan, bisa datang kapan saja. Namun, waktu yang signifikan biasanya
di sore hari sehingga pada waktu tersebut keadaan toko terbilang cukup ramai. “Sebenarnya
untuk pendapatan tidak terlalu berpengaruh, tetap lancar dan biasanya
pendapatan kami sama saja seperti masa sebelum pandemi, sekitar Rp5.000.000,00
per hari, dan biasanya pengunjung banyak datang di sore hari, sehingga toko
biasanya ramai di jam- jam sore seperti itu.” Sabtu (24/10).
Pedagang sayur-sayuran di pinggir jalan, Inaq (Ibu) Ahmad menjelaskan bahwa
pendapatannya sama saja dengan waktu sebelum pandemi. Meskipun terjadi kenaikan
beberapa jenis barang, seperti makanan dan bahan pokok lainnya. “Pembeli biasa
saja, tetap ada meski tidak terlalu ramai, ya selalu ada.”
Inaq (Ibu) Sadli
selaku konsumen mengungkapkan bahwa saat ini banyak barang yang harganya semakin
tinggi. “Yang dulunya tempe bisa kita dapatkan 8 sampai 9 bungkus dengan harga
Rp10.000,00 namun sekarang tempe kita dapatkan hanya 6 atau 7 bungkus saja
dengan harga tersebut.”(MAE/MIA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar