Mataram, Pena Kampus - Seruan aksi Aliansi Garda Biru yang mengusung tema “Mahasiswa Menjerit,
Rektor Kok Pelit" menemukan titik
terang.
Aksi yang dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Universitas Mataram (Unram) beserta Mahasiswa berlangsung
selama dua hari dari tanggal 8-9 Juli 2021. Pada hari
pertama (08/07) terlihat beberapa kali dilakukan negosiasi dengan pihak rektorat, namun Lalu Husni selaku Rektor
Unram enggan menemui
masa aksi.
“Jika rektor tidak mau menemui kita, maka kita yang akan menemui
rektor,” tegas Yudistira selaku Koordinator Lapangan (Korlap) aksi. Akhirnya, masa aksi menerobos masuk gedung dan berkumpul di depan ruangan Rektor.
Selang beberapa waktu, Husni terlihat keluar dan menemui masa aksi.
Disela penyampaiannya, Ketua BEM Unram, Yusril, meminta
supaya semua tuntutan
ditanggapi satu persatu secara berurutan. Namun tak terima karena diinterupsi, Rektor meninggalkan
massa aksi.
Adapun 12 tuntutan yang dibawa masa aksi adalah sebagai berikut:
Pertama, pemerataan Kuota mahasiswa. Kedua, mengeluarkan regulasi kuliah secara
offline. Ketiga, membuka penambahan kuota keringanan UKT. Keempat, penghapusan
iuran alumni. Kelima, mencabut SK satgas covid-19. Keenam, menghapus PPN 15%
yang di potong saat pencairan anggaran kegiatan ormawa dan mahasiswa
berprestasi. Ketujuh, mendesak Rektor untuk memperbaiki sarana dan prasarana penunjang kampus 2.
Kedelapan, mendesak rektor untuk memperbaiki, penjelas sarana dan
prasarana mahasiswa. Kesembilan, menuntut Rektor untuk meningkatkan dan
memperjelas insentif pada mahasiswa berprestasi sesuai aturan Rektor No. 05
tahun 2005. Kesepuluh, mendesak Rektor transparasi rencana dan relasi
pembangunan Unram. Kesebelas, transparasi dalam penentuan grade UKT mahasiswa
Unram. Terakhir, menuntut Rektor Unram mencabut edaran pemberlakuan kebijakan
keamanan dan kenyamanan di lingkungan Unram.
Pada hari kedua, Rektor akhirnya memberikan respon positif atas tuntutan
mahasiswa. Menanggapi tuntutan tersebut, Rektor menyampaikannya melalui Surat
Keputusan (SK) yang dikeluarkan dan ditandatangani Rektor dan Koordinator umum
aliansi Garda Biru.
"hampir 60% sampai 70% poin tuntutan direspon oleh pihak rektorat," ujar Yusril, ia juga menambahkan bahwa ada beberapa jawaban dari poin itu yang normatif, mengenai pembagian kuota apakah benar akan direalisasikan dalam waktu dua minggu dan juga masalah bantuan uang UKT apakah benar akan dibuka kembali (09/07). (del/elv/sam/puj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar