Mereduksi Peran Mahasiswa: Tradisi yang Tercederai dalam PKKMB - LPM Pena Kampus

Wadah Gali Nurani Mahasiswa

Breaking

Sabtu, 26 Juli 2025

Mereduksi Peran Mahasiswa: Tradisi yang Tercederai dalam PKKMB

 (Lalu Abdul Gani)
Anggota LPM Pena Kampus 

Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) merupakan momen sakral dalam perjalanan akademik mahasiswa. Kegiatan ini bukan sekadar hanya seremoni penyambutan, melainkan momentum transisi dari siswa menuju insan akademik yang berpikir kritis, berbudaya dialog, dan sadar akan peran sosial. Namun belakangan ini, praktik PKKMB di berbagai kampus, termasuk di Universitas Mataram, menunjukkan gejala penyusutan makna: mahasiswa justru tidak dilibatkan dalam penyelenggaraan agenda yang notabene ditujukan untuk mahasiswa itu sendiri.


PKKMB tanpa pelibatan mahasiswa, khususnya organisasi kemahasiswaan di kampus seperti BEM, DPM, UKM, dan himpunan jurusan, menunjukkan upaya sistematis dalam mereduksi peran mahasiswa sebagai subjek utama pendidikan tinggi. Mahasiswa, yang semestinya menjadi motor penggerak dan fasilitator perkenalan budaya kampus, justru didorong keluar dari arena, yang tersisa hanyalah narasi satu arah dari birokrat kampus, tanpa ruang dialektika antara mahasiswa baru dan kakak tingkatnya.


Hal ini tentu mencederai nilai-nilai demokrasi dalam pendidikan tinggi. Kampus bukanlah institusi menara gading yang memonopoli suara. Ia adalah ruang publik akademik tempat mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan berbagi peran secara kolektif. Menghilangkan keterlibatan mahasiswa dalam PKKMB bukan hanya kesalahan prosedural, melainkan juga kekeliruan ideologis.


Dalam situasi ini Ormawa tidak dilibatkan dalam kepanitiaan PKKMB dan juga pengenalan Ormawa akan ditiadakan yang akan diganti secara virtual melalui siaran video, sebagaimana mestinya pengenalan Ormawa merupakan sebuah tradisi yang sakral dilakukan setiap sekali se-tahun penerimaan mahasiswa baru.


Ini adalah satu bentuk melemahkan peran Organisasi Mahasiswa sebagai pilar demokrasi kampus dan hilangnya esensi PKKMB sebagai ajang pengenalan kultur akademik. Hal ini bisa membuat mereka enggan untuk terlibat dalam Organisasi kampus.


Menutup Ruang Kritis, Membuka Ruang Tunduk

Dengan tidak melibatkan mahasiswa dalam proses perkenalan kehidupan kampus, institusi pendidikan secara tidak langsung menginginkan mahasiswa baru untuk tunduk sejak dini terhadap struktur yang hierarkis. Mereka tidak diperkenalkan pada dinamika gerakan mahasiswa, sejarah kritisisme kampus, dan pentingnya solidaritas semua pihak berada dalam posisi yang sama, tanpa atasan atau bawahan antarmahasiswa.


Padahal, peran kakak tingkat dalam PKKMB jauh lebih kontekstual dan membumi. Mahasiswa yang pernah merasakan susahnya birokrasi, peliknya sistem KRS, hingga perjuangan menuntut hak akademik, adalah mereka yang bisa berbagi pengalaman secara nyata. Di sisi lain, narasi dari birokrat kampus cenderung normatif dan tidak menyentuh kebutuhan aktual mahasiswa baru.


Tradisi yang Tercederai

Pelibatan mahasiswa dalam PKKMB sejatinya adalah bagian dari tradisi akademik yang telah berlangsung sejak lama. Kegiatan ini menjadi ajang regenerasi nilai-nilai perjuangan, pembentukan karakter kolektif, dan penguatan identitas kampus. Ketika tradisi ini dicabut secara sepihak, maka yang lahir adalah generasi apatis, individualis, dan jauh dari semangat intelektual.


Kampus yang sehat adalah kampus yang membuka ruang dialog, memperkuat partisipasi, dan menghargai dinamika internal mahasiswanya. PKKMB tanpa organisasi mahasiswa adalah refleksi dari kampus yang takut pada suara mahasiswa, takut pada organisasi, dan takut pada perlawanan kritis.


 Menuntut Hak

Sudah saatnya mahasiswa tidak tinggal diam. Kita perlu mendesak transparansi dalam penyelenggaraan PKKMB, memperjuangkan ruang partisipasi yang adil, dan memastikan bahwa agenda orientasi mahasiswa tidak direduksi menjadi alat domestikasi birokrasi. Mahasiswa bukan penonton dalam rumahnya sendiri. Kita adalah pemilik masa depan kampus.

Penulis: Lalu Abdul Gani (Anggota LPM Pena Kampus, FKIP Unram)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar