Benarkah Pasta Gigi Bisa Menangkal Perih Gas Air Mata? Antara Fakta dan Sugesti - LPM Pena Kampus

Wadah Gali Nurani Mahasiswa

Breaking

Senin, 01 September 2025

Benarkah Pasta Gigi Bisa Menangkal Perih Gas Air Mata? Antara Fakta dan Sugesti

(Sumber foto: Pena Kampus)

 "Suara kalian adalah bagian penting dari demokrasi, namun jangan biarkan kesehatan menjadi taruhannya, lawanlah dengan cara yang cerdas dan tetap aman."

Beberapa waktu terakhir, aksi demonstrasi kembali ramai di berbagai daerah. Di tengah kepulan gas air mata yang ditembakkan aparat, muncul fenomena unik di lapangan. Sebagian massa mengoleskan pasta gigi di sekitar mata atau wajah mereka. Praktik ini sering terlihat di media sosial dan bahkan sudah menjadi “tips” yang menyebar dari mulut ke mulut. Namun pertanyaannya, apakah benar pasta gigi bisa meredakan perih akibat paparan gas air mata, atau justru hanya sekadar sugesti?



Fenomena penggunaan pasta gigi ini tampaknya berangkat dari pengalaman praktis masyarakat. Sensasi dingin dari kandungan menthol atau eucalyptus dalam pasta gigi memberi efek sementara yang dianggap mampu mengurangi rasa terbakar pada kulit. Sensasi ini memang bisa memberi rasa nyaman sesaat. Namun, kenyamanan itu lebih bersifat psikologis, menyerupai Placebo effect, daripada benar-benar menetralkan zat kimia dari gas air mata. Fenomena ini akhirnya meluas karena diperkuat oleh testimoni personal dan viral di media sosial.



Gas air mata umumnya terdiri dari senyawa kimia seperti CN (Chloroacetophenone) dan CS (Chlorobenzylidene malononitrile), serta senyawa lain seperti Bromoacetone dan Oleoresin Capsicum (OC). Secara farmakologis, gas air mata memiliki sifat iritan kuat yang dapat memicu reaksi inflamasi akut pada jaringan yang terpapar. Semua membran mukosa yang terkena akan menunjukkan gejala peradangan yang khas. Bila mengenai mata, gas ini menimbulkan sensasi perih, gatal, dan rasa terbakar. Bila masuk ke mulut atau tenggorokan, dapat memicu hidung berair, rasa tersedak, serta iritasi saluran pernapasan berupa batuk dan sesak napas. Paparan pada kulit juga menimbulkan keluhan seperti gatal, rasa menyengat, kemerahan, hingga dermatitis kontak alergi. Jika masuk ke saluran pencernaan, gejalanya bisa berupa mual, muntah, dan diare. Selain dampak fisik, gas air mata juga memicu reaksi psikologis seperti kecemasan dan distress, yang sering kali memperparah kepanikan pada orang yang terpapar.


Nah, di tengah kepanikan itu, sebagian orang percaya bahwa pasta gigi bisa jadi “tameng”. Padahal, kandungan pasta gigi justru tidak ramah bagi kulit. Bahan seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Fluoride, serta zat abrasif berfungsi membersihkan gigi, bukan melindungi kulit. Menurut American Academy of Dermatology (2020), penggunaan pasta gigi di kulit malah bisa memicu iritasi tambahan, ruam, hingga luka bakar ringan. Sensasi dingin dari mentol memang memberi ilusi nyaman, tapi sama sekali tidak menetralkan senyawa gas air mata.


Solusi terbaik dalam menghadapi paparan gas air mata dapat dilakukan dengan langkah AMAN (Alih tempat, Membilas, Asuhan diri, dan Nambah proteksi). Pertama, Alih tempat berarti segera menjauh dari sumber paparan. Gas air mata memiliki densitas lebih berat dari udara sehingga cenderung mengendap di area rendahKarena itu, mencari lokasi terbuka dengan sirkulasi udara segar, terutama di tempat yang lebih tinggi, menjadi langkah utama untuk mengurangi konsentrasi gas yang terhirup.



Kedua, Membilas yaitu melakukan irigasi mata dengan air bersih yang mengalir selama 10–15 menit. Proses ini membantu mengurangi iritasi dan membuang partikel kimia yang menempel (American Academy of Ophthalmology, 2020). Hindari mengucek mata karena dapat memperburuk luka atau memperdalam iritasi.



Ketiga, Asuhan diri meliputi membersihkan tubuh dan mengganti pakaian. Partikel gas air mata mudah menempel pada rambut, kulit, hingga kain pakaian. Jika tidak segera dibersihkan, sisa paparan dapat menimbulkan iritasi berkelanjutan. Mandi menggunakan air mengalir serta mengganti pakaian dengan yang bersih menjadi langkah penting untuk mencegah paparan ulang. Apabila gejala berat seperti sesak napas, batuk parah, atau gangguan penglihatan tidak mereda setelah 30 menit, segera mencari bantuan medis merupakan pilihan tepat.



Keempat, Nambah proteksi. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Menggunakan masker, buff, atau kain yang dibasahi air/cuka lemah dapat membantu menyaring sebagian gas sebelum terhirupSelain itu, penggunaan kacamata renang atau goggles dapat melindungi mata dari kontak langsung dengan partikel gas. Langkah protektif ini sederhana, tetapi efektif dalam meredam gejala awal.



Meskipun demikian, sifat paparan gas air mata umumnya Self-limiting, yaitu gejalanya cenderung mereda dalam waktu sekitar 20 menit. Oleh karena itu, langkah utama yang dianjurkan bagi masyarakat saat terpapar adalah segera menjauh dari sumber paparan dan mencari lokasi dengan sirkulasi udara segar agar efek iritasi dapat berkurang dengan cepat.



Fenomena penggunaan pasta gigi saat demonstrasi mencerminkan dua sisi yang kontras. Di satu sisi, hal ini menunjukkan kreativitas masyarakat dalam menghadapi keterbatasan. Namun di sisi lain, praktik tersebut menyingkap masih lemahnya edukasi kesehatan publik. Hal ini memang memiliki daya sugesti yang kuat, tetapi jika terus diyakini, justru dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.



Karena itu, media, tenaga kesehatan, dan pemerintah perlu berperan aktif dalam memberikan informasi yang benar. Masyarakat tidak seharusnya mempertaruhkan kesehatan hanya karena mengikutitrend yang tampak menenangkan sesaat. Paparan gas air mata memang menimbulkan rasa sakit, tetapi penanganan medis yang tepat selalu menjadi pilihan yang lebih aman dan bijak dibandingkan dengan sensasi semu dari penggunaan pasta gigi.

 


Referensi:

Alodokter. (2023). Tidak Sengaja Terkena Gas Air Mata? Lakukan Cara Ini. Diakses dari: https://www.alodokter.com/tidak-sengaja-terkena-gas-air-mata-lakukan-cara-ini

Hello Sehat. (2023). Melindungi Diri Saat Terkena Gas Air Mata. Diakses dari: https://hellosehat.com/mata/perawatan-mata/melindungi-kena-gas-air-mata/

Liputan6. (2023). Pertolongan Pertama Jika Terkena Gas Air Mata. Diakses dari: https://www.liputan6.com/hot/read/6146245/pertolongan-pertama-jika-terkena-gas-air-mata-ini-langkah-cepat-yang-harus-dilakukan

Kompas TV. (2023). Jangan Panik, Ini Tips Pertolongan Pertama Jika Terkena Paparan Gas Air Mata Menurut Dokter Mata. Diakses dari: https://www.kompas.tv/lifestyle/614713/jangan-panik-ini-tips-pertolongan-pertama-jika-terkena-paparan-gas-air-mata-menurut-dokter-mata

Tempo. (2023). Cara Menghilangkan Efek Terkena Gas Air Mata. Diakses dari: https://www.tempo.co/gaya-hidup/cara-menghilangkan-efek-terkena-gas-air-mata--376693


Oleh. (Z) 

Anggota LPM Pena Kampus FKIP Unram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar