Kondisi Perpustakaan Yang Terabaikan - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Jumat, 13 Juli 2012

Kondisi Perpustakaan Yang Terabaikan


Kondisi Perpustakaan
Mahasiswa FKIP  tak mengenal perpustakaan karena tidak ada buku yang menarik untuk dibaca .

FKIP PENA KAMPUS- Bersembunyi dibalik batu. Begitulah perumpamaan tepat untuk perpustakaan FKIP, terletak di gedung D lantai dua yang diapit oleh dua ruas ruangan sebelah kiri dan kanannya. Siapa sangka bahwa disana terdapat perpustakaan yang kondisinya kurang mencerminkan sebuah perpustakaan. Buku dari zaman 1950’an masih lumrah dipakai sebagai sarana  pengetahuan mahasiswa modern.

Inilah salah satu faktor yang menyebabkan mengapa tidak adanya minat baca dikalangan mahasiswa. Dalam artian layaknya seorang mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan untuk menggali ilmu, bahkan mahasiswa  FKIP  tak  kenal  perpustakaannya sendiri   karena tata letak yang kurang terbuka dan  tidak  ada  buku  yang menarik  untuk  dibaca  dan  dipinjam.

Tata letak memang cukup mempengaruhi derajad stretegis dan kemenarikan sebuah ruangan untuk di kunjungi. Tata ruang yang cukup sederhana menampung hanya beberapa meja, dan  berdasarkan info dari penjaga perpustakaan, Supardi, bahwa akan di perlebar ke arah selatan. Jadi ruangan yang sebelumnya mengapit perpustakaan ini akan dibongkar dan dijadikan satu ruang. Artinya perpustakaan akan diperlebar, namun ironisnya isu ini telah disinggung enam bulan lalu oleh Pembantu Dekan II.

Lalu apakah kebijakan itu hanya sampai pada wacana saja tanpa ada implementasi yang kilat untuk merealisasikannya? Inilah yang menjadi tanda tanya besar bagi kita semua dan bukan kebijakan perpustakaan saja melainkan pembangunan gedung E yang belum rampung hingga hari ini kami rasa perlu kita perhatikan seksama.

Ketua BEM FKIP Unram mengemukakan bahwa kurangnya sosialisasi kepada mahasiswa tentang adanya perpustakaanlah yang menyebabkan perpustakaan kurang ‘terlihat’. Terlebih kurangnya ketersediaan sarana yang kurang mendukung.

 “Selama saya bekerja memang belum pernah ada pembaharuan buku, hanya pengelolaan buku yang sudah ada saja,” kata Supardi (15/6). Menurut penjelasannya, perpustakaan FKIP ini  langsung berada dibawah kendali Bagian Akademik  dan Pembantu Dekan I. Segala kebutuhan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan perpustakaan langsung dibawah kendalinya.

Ketika ditanya mengenai dana yang dikucurkan fakultas untuk perpustakaan ini, petugas langsung berdalih hal ini bukan menjadi wewenangnya. “Kalau masalah dana mungkin bisa ditanyakan langsung ke pak Putu Mudita sebagai atasan saya menjaga perpustakaan ini,” jelas petugas yang baru bekerja satu tahun di perpustakaan FKIP ini. Namun ketika hendak bertemu dengan pak Putu beliau juga tidak ada ditempat dengan alasan sedang melaksanakan kegiatan PLPG.

Pelayanan  perpustakaan juga sering dikeluhkan mahasiswa dengan tidak tepatnya  jam buka tutupnya perpustakaan. “Kemarin saya ke perpustakaan jam 12.30 Wita tapi sudah tutup,” kata salah satu mahasiswa  jurusan Matematika ’10 yang   hendak meminjam buku. Ungkapan yang berbeda pula dari Supardi,Jam kerja perpustakaan dari jam 07.30 - 13.30 Wita, malahan biasanya jam 07.00 kita sudah buka.

Jika kondisi perpustakaan  yang seperti ini terus diabaikan, bukan  tanpa alasan jika mahasiswa semakin tidak ‘selera’ berkunjung ke perpustakan, yang sejatinya adalah gudang ilmu para pelajar.

Jam kerja perpustakaan yang hanya pagi sampai siang pun juga merupakan ketidakadilan bagi para mahasiswa FKIP reguler sore.  Hendaknya pihak yang bertanggung jawab segera memperbaiki sarana perpustakaan yang ada, agar  perpustakaan benar-benar menjadi perpustakaan yang layak.

Sekali lagi, PLPG selalu menghambat kepentingan mahasiswa, beberapa bulan yang lalu Devisi Litbang Pena Kampus sempat menyinggung Pembangtu Dekan III atas perangkapan jabatannya sebagai Pembantu Dekan III sekaligus sebagai ketua Sertifikasi Guru Wilayah NTB.

Keterbatasan informasi yang dapat kami gali mengenai perpustakaan FKIP disebabkan oleh staf ahli yang tidak sedang ada ditempat alias ikut serta sebagai penitia PLPG.

Hal ini sungguh kami sayangkan sekali, dimana ketika massa membutuhkan transparansi kebijakan-kebijakan kampus tak dapat kami sampaikan lantaran tak ada sumber yang jelas.

(Ulfa, Mamet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar