Lorong Waktu
Oleh: Junandi*
Terperangkap
dalam lorong waktu
tak akan pernah tahu kemana ujungnya
tak akan pernah bisa tergambarkan apa isinya
tak akan pernah bisa terlihat jalannya
Lorong selalu menyimpan misteri
yang akan menjadi sebuah ketakutan untuk manusia
kadang kita ingin berfikir positif
untuk dapat menjadikan semuanya baik-baik saja
tak akan pernah tahu kemana ujungnya
tak akan pernah bisa tergambarkan apa isinya
tak akan pernah bisa terlihat jalannya
Lorong selalu menyimpan misteri
yang akan menjadi sebuah ketakutan untuk manusia
kadang kita ingin berfikir positif
untuk dapat menjadikan semuanya baik-baik saja
Tapi apa
kita bisa berbuat dan berfikir seperti itu
dengan
keadaan takut yang menyengat
terlalu
susah untuk mendefinisikan sebuah misteri
karena
tetap misteri akan menjadi misteri
Dalam
keindahan masih ada kekurangan
dalam kekurangan masih ada keindahan
kepastian akan suatu hal mungkin tak ada
tapi yang pasti hal yang baik dan buruk pasti akan menimpa kita
dalam kekurangan masih ada keindahan
kepastian akan suatu hal mungkin tak ada
tapi yang pasti hal yang baik dan buruk pasti akan menimpa kita
*Penulis adalah Ketua Umum Mapala FKIP UNRAM 2012/2013
SAJAK KEHIDUPAN
Kehidupanmu kini membawamu menuju peradaban hitam putih.. .
Dimana puspa-puspa telah gugur... Dimana rindumu tak berujung, tak berbentuk. .
. Bahkan lebih dari sebutir debupun Tidak..!!
Kini, tak ada beda antara tawamu dengan senyumku. . .
Tangismu dengan isakku. . .
Kini, hidup bak jelaga hitam yang membinasakan. . .
Benang merahnyapun mulai kabur. . . Tak jelas... Mana tanda
dan mana makna... Mana simbol dan mana arti. . . Mana ayat dan mana tafsir. .
.
Biar. . .biar indahmu sempurna dengan kebebasan yang
ungu... Karena sesungguhnya sayap-sayap ungumu terlalu rapuh untuk
tersentuh...
Biarlah tawamu membahana seketika penjuru meleleh, meletup
pada alunan nyanyian pepohonan lengang sang Bagaskara...
Biarkan tangismu mengalir, merepih, merabung-rabung tak
terhingga pada jenggala hitam itu. . .karena memang aksaramu takkan merumbai
membentuk tali renjana rapuh..menganyam simpul remah-remah rindu yang
terbengkalai itu...
Mengurai bangkai jaman nan lawas. . .
Ia telah pergi dan kini hanyalah prasasti yang kau jaga
kenang... Hanya itu!
Sekali lagi roda zaman telah membawamu berputar ke
masa sekarang...! Hari ini..!
Tangan Turun dari Kursi
Semata
aku merasai sama dijantungmu aku sudi berkilah lidah seenakku (katanya)
Semasih
selendang rajutan air mata dibeli aku setia mengisi kentutmu (jawabku)
Apa ada
tangan yang itu turun dari kursi merobek hijab tebal setebal lidahnya apa sudi
dinyana meraja bersama-sama berbagi sandal saja sudah diludahi (gerutu kami)
Baiq Ilda Karyawu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar