Memasuki tahun ajaran baru Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan menambah tiga program studi baru untuk reguler sore, yaitu
Pendidikan Matematika, PGSD, dan Pkn. Rencana ini merupakan rekomendasi dari
pihak fakultas atas keputusan bersama mengingat banyaknya peminat calon
mahasiswa baru di FKIP.
Pembantu Dekan 1, Syafrudin mengatakan “Kita sudah mengirimkan proposal tiga bulan
sebelumnya dan pihak Rektorat menyetujui dengan pertimbangan studi kelayakan
masing-masing jurusan.”
Alasan tiga prodi ini dibangun karena hanya ketiga prodi
tersebut yang tidak membutuhkan laboratorium dan khususnya untuk prodi PGSD
pada tahun 2014 mendatang akan ada 6000 lebih guru SD yang akan di pensiunkan.
Hal ini juga menjadi pertimbangan pihak Rektorat untuk
memberikan peluang bagi calon mahasiswa PGSD khususnya. Namun, jika
laboratorium di FKIP sudah lengkap maka untuk selanjutnya akan di rencanakan
untuk penambahan prodi Kimia, Biologi dan Fisika di reguler sore. Dalam hal ini
Kepala jurusan PKn Ni Made Novi Suryanti juga menanggapi “Penambahan kelas untuk prodi PGSD, Matematika dan Pkn khususnya
sebenarnya memberikan peluang bagi calon mahasiswa yang berminat di Pkn, karena
dari pada mereka masuk di universitas swasta jadi lebih baik kita yang
menampung mereka disini.”
Penambahan kelas untuk reguler sore tentu membutuhkan
berbagai macam kesiapan khususnya dari segi sarana prasarana. Merujuk pada
jumlah mahasiswa untuk reguler sore yang tentunya juga akan semakin bertambah.
Syafrudin selaku Pembantu Dekan 1 menuturkan bahwa ternyata ruangan di reguler
sore banyak yang kosong. Dari jumlah ruangan yang ada di FKIP sebanyak 29
ruangan jika di hitung dengan PKn hanya 11 ruangan yang di pakai dan sisanya
kosong, di tambah dengan gedung E yang akan segera di selesaikan.
Adapun biaya SPP untuk ketiga program studi ini Pembantu
Dekan 1 menjelaskan bahwa ada sedikit perbedaan sekitar Rp.100.000 lebih. Alasannya
karena reguler sore nonsubsidi pemerintah (untuk membayar gaji dosen
operasional dll) sama halnya dengan dua program studi yang sudah lebih dulu ada
di reguler (Bastrindo dan Bahasa Inggris). Sementara di reguler pagi mendapat
subsidi dari pemerintah untuk biaya operasional lainnya.
Pembantu Dekan 1 mengakui tidak ada penambahan tenaga
pengajar ataupun kekhawatiran dari pihak fakultas sendiri mengenai akan
bentroknya waktu mengajar dosen reguler pagi dengan di tambahnya kelas untuk
tiga program studi tersebut. Karena ternyata dosen di FKIP tidak banyak yang hanya mempunyai satu atau dua kali
pertemuan dalam seminggu dengan mahasiswa. Akibatnya ada beberapa dosen yang
memanfaatkannya untuk mengajar di luar. Dengan di bukanya kelas tambahan untuk
reguler sore maka secara otomatis akan menambah jam pertemuan dosen yang
bersangkutan. Kemudian tanggapan dari semua masyarakat fakultas mengenai
penambahan kelas untuk reguler sore di setujui dan di dukung oleh berbagai
pihak.
Andri Jaya ketua HMPS Matematika menanggapi “Ada sisi positif dan negatifnya, positifnya
peminat Matematika banyak. FKIP menyediakan banyak kesempatan bagi peminat
tersebut untuk mendalami Matematika sehingga dapat terbentuk sumber daya
manusia yang berkualitas. Akan tetapi sisi negatifnya tidak ada kesiapan sarana
prasarana dan tenaga pendidik bagi mahasiswa peminat Matematika. Misalnya saja
di buku pedoman penyelenggaraan pendidikan, jumlah dosen matematika yang
tercantum hanya ada 17 dosen.”
Begitu juga dengan ketua program studi Matematika (29/8)
Drs.Arjudin,M.Si menuturkan bahwa program studi Matematika membuka dua kelas
baru dikarenakan banyaknya peminat. Terlihat juga dari jumlah yang sangat
meningkat dari pedaftar 1494 pada tahun 2011.
Ia menjelaskan “Saya
rasa dosen-dosen yang mengajar di prodi Matematika ini masih cukup untuk
mengajar dua kelas lagi di regular sore melihat SKS yang di ajarkan hanya delapan
sampai sembilan SKS saja,” namun ketika dipertanyakan mengenai komitmen
beliau dan para dosen yang mengajar di program studi Matematika --dikarenakan
banyak mahasiswa yang mengeluh terutama melihat dosen-dosen yang lebih sibuk
dengan proyek-proyek di luar lingkungan kampus seperti PLPG dan sebagainya-- beliau meyakinkan bahwasannya ia
akan mengkoordinir dosen-dosennya untuk
tetap mengutamakan tugas dan kewajibanya untuk mengajar mahasiswa.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan bertambahnya dua
kelas baru untuk regular sore program studi Matematika tentunya harus juga ditunjang
dengan sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi kelas, laboratorium,
dan teknologi penunjang lainnya, iamengatakan bahwa dari segi kelas tentunya
tidak akan terjadi bentrok dengan kelas reguler pagi karena jam belajar dari
reguler sore yang di mulai dari pukul dua siang.
Harapan kedepannya untuk kelas tambahan regular sore
program studi Matematika ini ia berharap “Yah,
saya berharap dengan di bukanya regular sore khususnya program studi matematika
akan dapat mengakomodir banyaknya peminat yang ingin masuk selain itu saya
mengharapkan nantinya lulusan dari FKIP Unram ini menjadi lulusan yang terbaik
dan dosen termotivasi untuk selalu mengembangkan dirinya dalam dunia pendidikan
dan tahun kedepannya program studi matematika lebih dilibatkan lagi dalam
penentuan banyaknya kuota untuk mahasiswa baru”.
Untuk program studi PGSD sendiri, ditemui di tempat yang
berbeda ketua jurusan PGSD Nurul Kemala Dewi, S.Sn menuturkan alasan di bukanya
regular sore untuk program studi PGSD tidak jauh berbeda dengan Drs.Arjudin,M.Si.
Mengenai tenaga pendidik beliau menjelaskan bahwa dosen yang terdaftar untuk
mengajar di program studi PGSD yang berjumlah 40 orang sudah lebih dari cukup, tidak
lepas lagi mengenai sarana dan prasarana kelas pun ia meyakinkan bahwa banyak
kelas yang tersedia untuk mahasiswa baru nantinya.
Lain lagi halnya dengan Harpan ketua HMPS PGSD yang
menyatakan kekurangsetujuannya atas penambaan prodi reguler sore ini. Dilihat
dari sarana memang terlihat memenuhi, namun dari pihak dosen sendiri tidak
jarang terjadi penumpukan jam karena dosen yang pindah jam kuliah. “Sebenarnya bagus kalo mau ditambah, jadi
kita bisa berkompetisi lebih keras. Namun dilihat juga besok, kalau banyak
lulusan tapi lapangan kerja kurang, kan banyak yang menganggur. Kami juga minta
komitmen dari para dosen untuk tidak hanya berkata siap, yang namanya sudah
siap jadi dosen disini, otomatis juga harus siap ditempatkan kapan saja
waktunya. Jangan ditinggal untuk proyek,” jelasnya. Mengenai penambahan ini
masih menjadi percobaan, mahasiswa jurusan sendiri mendukung jika itu berdampak
positif dan tidak semakin menyulitkan proses perkuliahan kedepannya. [Nadia/Eva/Nuri/Annisa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar