Di era yang sulit ini, mahasiswa makin dipersulit dengan adanya moneteisasi pendidikan di segala aspek, dan segala tingkatan. Uang spp yang dinaikkan setiap tahun sudah memberikan beban yang berat bagi mahasiswa yang tergolong kedalam kelompok ekonomi menengah kebawah.
Pendidikan, di Indonesia umumnya telah
diubah fungsi utamanya. Semula para pendiri Negara kita, dan perintis
pendidikan kita mendesainpendidikan sebagai suatu media yang murni bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.akan tetapi, seiring lunturnya
nasionalisme, yang ditimpa kerasnya arus kapitalisme telah merubah pendidikan
bangsa kita, menjadi sejenis ladang pertambangan yang tidak akan pernah habis
sumber dayanya,karena sumber dayanya bukanlah
emas, perak, logam, atau minyak tapi setiap generasi kita. Pendidikan
bukan lagi sebagai ladang pengabdian pada Negara.
Begitu banyak kasus yang telah terungkap
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Untuk itu, mari kita lihat kasus
yang paling dekat di lingkungan kita, salah satunya adalah dosen yang sering
menjual buku pada mahasiswanya. Memang tidak ada salahnya jika dosen ingin
mempermudah mahasiswanya untuk mendapatkan referensi sebagai bahan kuliah
dengan cara menjual buku, dan saya kira kita semua sepakat bahwa itu adalah
pekerjaan mulia. Tetapi mari kita menimbang bersama, apakah benar tindakan
dosen yang menjual buku untuk tujuan komersil?. Tentu kita akan berfikir bahwa
nilai komersil itu tergantung niat, dan tidak ada satupun orang yang tau niat
orang yang sesungguhnya. Saya tidak menuduh semua dosen yang menjual buku
melakukan komersialisasi pendidikan, tetapi mari kita lihat bersama parameter
dan batasan yang membuatnya tergolong kedalam komersialisasi pendidikan.
Misalnya, menjual buku dengan harga yang jauh diatas harga normal,lalu ada pula
dosen yang menjual potokopy seharga buku aslinya, dan yang paling parah adalah
ketika dosen mewajibkan untuk membeli buku tertentu dan mahasiswa yang tidak
membeli diancam secara akademis (pengurangan nilai, atau tidak diluluskan). Dan apakah itu adalah tindakan komersialisasi
atau bukan, sepertinya kita sudah cukup dewasa untuk menilai.
Buku
memang wajib dimiliki mahasiswa,tetapi tidak semua mahasiswa mampu membeli
buku, dan selalu ada solusi lain selain membeli buku. Karena ilmu itu
universal, tidak mutlak dari buku.
By : Ricko Rullyarto (Bastrindo’09)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar