SUARA PEMBACA - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Sabtu, 06 Oktober 2012

SUARA PEMBACA

Salahkah Dosen Menjual Buku?

Di era yang sulit ini, mahasiswa makin dipersulit dengan adanya moneteisasi pendidikan di segala aspek, dan segala tingkatan. Uang spp yang dinaikkan setiap tahun sudah memberikan beban yang berat bagi mahasiswa yang tergolong kedalam kelompok ekonomi menengah kebawah.
Pendidikan, di Indonesia umumnya telah diubah fungsi utamanya. Semula para pendiri Negara kita, dan perintis pendidikan kita mendesainpendidikan sebagai suatu media yang murni bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.akan tetapi, seiring lunturnya nasionalisme, yang ditimpa kerasnya arus kapitalisme telah merubah pendidikan bangsa kita, menjadi sejenis ladang pertambangan yang tidak akan pernah habis sumber dayanya,karena sumber dayanya bukanlah  emas, perak, logam, atau minyak tapi setiap generasi kita. Pendidikan bukan lagi sebagai ladang pengabdian pada Negara.
Begitu banyak kasus yang telah terungkap yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Untuk itu, mari kita lihat kasus yang paling dekat di lingkungan kita, salah satunya adalah dosen yang sering menjual buku pada mahasiswanya. Memang tidak ada salahnya jika dosen ingin mempermudah mahasiswanya untuk mendapatkan referensi sebagai bahan kuliah dengan cara menjual buku, dan saya kira kita semua sepakat bahwa itu adalah pekerjaan mulia. Tetapi mari kita menimbang bersama, apakah benar tindakan dosen yang menjual buku untuk tujuan komersil?. Tentu kita akan berfikir bahwa nilai komersil itu tergantung niat, dan tidak ada satupun orang yang tau niat orang yang sesungguhnya. Saya tidak menuduh semua dosen yang menjual buku melakukan komersialisasi pendidikan, tetapi mari kita lihat bersama parameter dan batasan yang membuatnya tergolong kedalam komersialisasi pendidikan. Misalnya, menjual buku dengan harga yang jauh diatas harga normal,lalu ada pula dosen yang menjual potokopy seharga buku aslinya, dan yang paling parah adalah ketika dosen mewajibkan untuk membeli buku tertentu dan mahasiswa yang tidak membeli diancam secara akademis (pengurangan nilai, atau tidak diluluskan).  Dan apakah itu adalah tindakan komersialisasi atau bukan, sepertinya kita sudah cukup dewasa untuk menilai.
Buku memang wajib dimiliki mahasiswa,tetapi tidak semua mahasiswa mampu membeli buku, dan selalu ada solusi lain selain membeli buku. Karena ilmu itu universal, tidak mutlak dari buku.
By : Ricko Rullyarto (Bastrindo’09)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar