Generasi
Muda; Penjaga Warisan Budaya
Dalam
buletin edisi khusus Lanjut XIII ini kami menerbitkan hasil berita dari anggota
XIII. Tentunya isi berita yang dihadirkan tidak tentang FKIP karena daerah
liputan khusus dilakukan di luar kampus. Yaitu di Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela
, Lombok Timur.
Berita
yang menarik dan menjadi topik tajuk kali ini adalah tentang alat musik khas
dari Desa Pengadangan dan Budaya Wetutelu.
Slober, alat musik gesek yang mirip seperti alat musik pada uang
lima-ribuan lama ini sangatlah unik. Salah satu warisan yang mustinya
dilestarikan oleh generasi muda Desa Pengadangan. Keunikan alat musik ini dapat
ditarik dari cara memainkan dan kesakralan dalam memainkannya.
Sama
nasibnya dengan adatgama di Desa
tersebut, yakni Wetutelu. Kesalahanpahaman masyarakat tentang paham waktu telu
yang ada di Desa Pengadangan harusnya diluruskan. Dalam menjalankan ibadah,
mereka tetap wajib melaksanakan lima waktu. Dari penyebutan telah dapat kita
lihat, wetutelu dan waktu telu. Yang dimaksud wetutelu
adalah Iman, Islam, Ihksan yang
menjadi pegangan dan tujuan masyarakat Desa Pengadangan dalam menjalani hidup.
Keunikan
warisan budaya yang hampir luntur ini tentu tak lepas pula dari peranan
generasi muda sebagai penerus haluan zaman. Tidak hanya di Desa Pengadangan
saja, bahkan di kota besar pun, jika budaya positif tidak dilestarikan, kita
tinggal menunggu waktu saja, untuk tidak lagi mengetahui betapa berlimpahnya
warisan budaya yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar