Menciptakan lingkungan yang bersih dan hijau merupakan hal yang gampang – gampang susah, Semacam keinginan yang tidak didasari kemauan. Tanpa ada kesadaran antara kedua belah pihak yakni mahasiswa dengan birokrasi kampus maka perubahan akan terasa sulit sekali untuk diciptakan. Tujuan bersama adalah menciptakan lingkungan yang bersih, segar dan nyaman bukanlah hal yang mustahil jika kita serentak untuk bertekad menjaga kebersihan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau lebih akrabnya disebut kampus putih, merupakan Fakultas terbesar kedua setelah Fakultas Tekhnik yang ada dilingkungan universitas mataram. FKIP dengan tanah terluas belum mampu menciptakan lingkungan yang bersih. Rata- rata disetiap sudut tanahnya masih ditemukan ceceran sampah yang agaknya belum mendapat perhatian yang lebih dari pihak penanggung jawabnya (Birokrasi kampus).
Sampah sangat berpengaruh terhadap tanah. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah sampah yang anorganik, karena sampah tersebut sangat sulit dan bahkan tidak bisa terurai langsung oleh tanah. Tanah akan menjadi tercemar serta kehilangan unsur Hara sehingga akan sangat berpengaruh kepada tujuan menciptakan lingkungan yang hijau.
Seiring bertambahnya jumlah mahasiswa, volume sampah yang dihasilkan dilingkungan FKIP sendiri juga terus meningkat. Terlebih minimnya kesadaran setiap individu dan seenaknya saja membuang sampah disembarang tempat. Kasus ini dapat dibuktikan pada setiap serambi yang berada persis dibelakang gedung A. Sampah berceceran dan tidak ada satupun tempat sampah yang disediakan oleh Fakultas. Pun juga pada tong sampah yang ada persis di belakang mushalla merupakan salahsatu bukti fisik tentang belum adanya penanganan sama sekali untuk sampah.
Bertanya ini salah siapa? Maka keduabelah pihak antara mahasiswa yang tidak sadar arti penting lingkungan yang bersih dengan birokrasi kampus yang kurang tanggap terhadap kondisi yang terjadi. Seharusnya pihak yang bertanggung jawab secara cepat merespon keadaan seperti itu. Tanpa menunggu lama serta mengandalkan kesadaran mahasiswa saja. Memang pada dasarnya kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab bersama akan tetapi jika tidak difasilitasi oleh penanggung jawab seutuhnya maka sulit sekali bagi kita untuk membuang sampah pada tempatnya. Artinya tong sampah memiliki arti penting untuk segera hadir membantu kesadaran masing – masing individu agar tidak membuang sampah disembarangan.
Berarti selama ini sampah yang dihasilkan dilingkungan FKIP sendiri belum mampu terorganisir dengan baik. Diorganisir yang penulis maksudkan adalah bagaimana penanganan yang baik dan tanggap terhadap kebersihan lingkungan. Mulai dari mengantisipasi pembuangan sampah sampai penanganan selanjutnya. Dan dapat diklaim bahwa FKIP adalah Fakultas yang tidak peduli terhadap Lingkungan.
Perlu dipertanyakan kembali apa yang selama ini menjadi kendala penanggung jawab kebersihan lingkungan FKIP sehingga belum ada penanganan sama sekali tentang sampah. Sangat tidak mungkin jika belum ada kesempatan untuk mengurus hal – hal semacam kebersihan seperti itu. Tanpa ada penanganan yang langsung sejak dini maka kebijakan kampus tentang kebersihan lingkungan harus segera ditekan.
Setidaknya ada dua tuntutan penting yang ingin disampaikan melalui tulisan ini. Pertama pengadaan tong sampah, Pengadaan tong sampah sangat penting sekali karena melihat keaadaan lingkungan yang semakin tercemar. Tong sampah yang ada tidak mampu membendung sampah yang notabene volumenya setiap hari terus meningkat. Setidaknya disetiap pojok sektor konsentrasi masa telah tersediakan tong yang akan menjadi tempat pengumpulan sampah tersebut, seperti dikantin, serambi, meja hostpot, setiap depanruang kelas dan di lingkungan sekretariat UKMF sehingga dapat mencegah pembuangan sampah di sembarang tempat. Tong sampah yang ada saat ini sudah sangat tidak memungkinkan untuk menampung sampah yang begitu banyak. Oleh sebab itulah mengapa tong sampah menjadi sangat penting.
Kedua, perlunya penambahan tenaga kebersihan yang andal dan siaga untuk menangani kebersihan wilayah FKIP yang relatif luas ini. Selama ini hanya ada beberapa orang yang menjadi petugasnya. Pun mereka sangat tidak kuasa jika akan dipaksakan untuk bekerja optimal membersihkan seluruh wilayah lingkungan Fakultas yang luas ini. Kami tidak menyalahkan petugas yang ada. Mengapa tidak membersihkan hingga kebelakang.
Tenaga kebersihan ini merupakan kelemahan kedua selain kesadaran bersama dalam menciptakan lingkungan yang bersih itu sendiri. Jika kita bandingkan laus wilayah FKIP ini dengan Universitas Hindu Indonesia yang ada di Denpasar Bali secara status kedudukan keduanya adalah perguruan tinggi yang negeri dan swasta. Lalu kemudian mengapa UNHI yang notabenenya adalah kampus swasta lebih mampu menciptakan lingkungan yang bersih sertanyaman. Sementara FKIP sendiri adalah kampus negeri yang selalu ditilik oleh menteri – menteri secara lebih tidak mampu melampaui kampus semacam swasta demikian.
Berdasarkan pengamatan saat kami berkunjung ke Universitas Hindu Indonesia (UNHI) pada bulan Februari lalu . Belasan petugas kebersihannya dengan semangat serta bergerombolan datang setiap pagi dan sore membersihkan halaman kampus tersebut.
Menuju lingkungan yang bersih sehingga terciptanya suasana yang hijau bukan hanya keinginan kami yang ada di kotamataram. Dalam musyawarah kerja nasional perhimpunan persmahasiswa Indonesia (PPMI) di Surabaya pada bulan November 2012 lalu telah disepakati oleh pers mahasiswa senusantara bahwa lingkungan menjadi isu kita bersama. Sekjend Nasional PPMI mengemukakan bahwa lingkungan menjadi isu yang sentral. Pers mahasiswa sekota mataram secara serentak akan mewartakan tentang lingkungan terlebih arti penting kebersihan lingkungan itu sendiri.
Sebenarnya isu lingkungan ini telah dibahas sejak mei 2012 lalu oleh Rekan – Rekan perhimpunan pers mahasiswa senusantara saat kongres Nasional di Tulung Agung Jawa Timur. Surabaya menjadi kota terbersih sejawa timur. Saat kami diajak berkeliling oleh rekan – rekan pers mahasiswa yang ada di IAIN sunan ampel surabaya keseputaran kotanya, Ruas jalan kota nan indah serta petugas kebersihan selalu bersiaga dalam menjaga tiap – tiap sudut lingkungannya.
Revolusihijauuntukkampusputih (FKIP)
Revolusi secara sempit di maknai sebagai perubahan. Sementra hijau adalah terciptanya lapangan yang hijau dan udara segar. Salah satu faktor utama yang akan mendukung terciptanya lingkungan yang hijau adalah dengan tidak membuang sampah disembarang tempat. Sebab seperti yang telah dikemukakan tadi sampah yang bersifat anorganik akan mengurangi unsur hara yang dikandung oleh tanah sehingga tingkat kesuburan tanah akan terus berkurang.
Menciptakan lapangan yang hijau bukan hanya dapat dilakukan dengan cara menanam sejuta pohon. Akan Tetapi dalam hal ini dengan cara menjaga kebersihan saja sudah berperan aktif serta efektif. Udara pun akan menjadi segar sehingga kenikmatan kian selalu ditaburkan oleh lingkungan yang bersih itu sendiri.
Penulis yakin dengan tanggapnya pihak birokrasi akan pentingnya kebersihan di FKIP maka dalam waktu dekat kampus yang luas ini akan menjadi kampus terbersih di lingkungan universitas mataram. Tanggap mendengar aspirasi mahasiswa serta mau menerima secara legowo apa yang menjadi keinginan mahasiswanya sendiri.
Sejalan dengan kebersihan, kesuburan tanah terus terjaga sehingga tumbuhan – tumbuhan yang menjadi penopang serta produktor oksigen tidak akan merasakan kekurangan zat makanan. Kesuburannya juga tetap awet dan usianya terus terlindungi. Tumbuhan seperti pohon yang rindang adalah penopang keadaan sirkulasi oksigen agar mencegah terjadinya pemanasan gelobal.
By: Sahmat Darmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar