Kode Itu - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Jumat, 27 September 2013

Kode Itu

Wherever you go whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes or how my heart breaks
I will be right here waiting for you
Wherever you go whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

(reff of song Richard Marx - Right Here Waiting)

Iseng saja hari ini aku duduk didepan kampusku tercinta menunggu teman-teman yang mungkin sebentar lagi datang karena  akan ada ujian. Jam menunjukkan waktu yang masih pagi ketika aku datang ke kampus. Tapi tak apalah batinku membela diri. Pagi itu masih sepi, bunyi sapu masih terus menggema di sekitar tempatku duduk dari para pekerja kampus. Langit juga masih enggan menampakkan siluetnya yang indah. Akupun ternyata masih sesekali menguap pertanda bosan menunggu.
Fikiranku terbang kemana-mana menemani waktu yang juga terus berlalu. Aku jadi ingat ketika kemarin aku baru masuk kampus ini. Kampus yang di dominasi warna putih dimana-mana, meski kenyataannya banyak juga noda coretan atau cap sepatu dari sebagian mahasiswa yang tidak bertanggung jawab yang aku perkirakan lebih dari seribu orang bahkan mungkin lebih  berlalu lalang tiap harinya. Waktu itu aku cukup tercengang dengan gedung berlantai 3 yang  menggambarkan akan masa depanku kelak nanti. Kampus ini sekarang menjadi bagian dari hidupku yang tentu saja harus aku junjung tinggi sebagai rasa tanggung jawabku sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu disini.
Beberapa hari memasuki kampus membuatku semakin terbiasa dengan kebisingan ditengah keramaian sela-sela kelas. Apalagi waktu itu aku ikut ospek fakultas yang bagiku cukup mengesankan. Betapa tidak, saat itu aku menemukan seberkas senyum yang pancarannya selalu menyinari sepanjang aku melihat dunia kampus hingga saat ini. Karena aku menganggap diriku masih ingusan tentu saja aku selalu memikirkannya tak terkecuali sampai saat ini.
Lamunanku buyar seketika aku dipanggil oleh sesosok perempuan yang menjadi salah satu orang terfavoritku di kampus ini, kak Eka namanya. Diam-diam aku menjadikan beliau  salah satu dari salah banyak orang-orang yang aku kagumi selama 8 bulan kuliah ini. Sosok yang satu ini adalah teladan bagiku mengenai  keramahan untuk ukuran mahasiswa seperti ku, bagiku beliau sudah seperti pengganti kakak di tempat perantauan ini meskipun aku tidak tahu apakah beliau menganggapku  adiknya atau tidak. Aku tidak terlalu peduli.
Berbincang-bincang tak terasa telah mengahabiskan waktuku yang membosankan untuk menunggu. Akupun segera pamit dan pergi segera menuju kelas. Ujian hari ini lancar.
Meninggalkan kampus selau meninggalkan lubang kecil dihatiku yang selalu kurasakan semakin membesar tiap harinya. Aku juga tak mengerti apa itu. senyum ospek yang selalu kunanti tiap harinya, senyum itu yang selalu kuharap  kedatangannya. Setiap aku ingat selalu pula ku ingat kode itu. kode penting bagiku. 3423. Bagiku menghafal kode bukan hanya pekerjaan intelejen Negara atau PBB saja tapi itu menjadi pekerjaan ku selama kurang lebih dua tahun ini. Aku tak pernah ciut menjadi intelejen khusus untuk masalah ini. Malahan aku cukup terinspirasi dengan adanya hal ini.
Kode ini salah satu dari sekian banyak kode yang telah aku temukan di pojok kampus ini, dan ini yang paling menyita perhatianku selama ini. mungkin lebih tepatnya aku telah mencuri diam-diam kode ini dari seseorang dikampus ini. Aku bertambah banyak teman karena efek tidak langsung pencarian kode ini, aku menjadi lebih disiplin karena banyaknya kegiatan yang harus aku atur supaya aku tetap dapat informasi  untuk kode ini. Aku menjadi beberapa langkah lebih maju  juga karena kode ini dalam banyak hal positif yang bisa aku lakukan di kampus. Kode Rahasia aku suka menyebutnya seperti itu.
Aku berusaha menunggu kode itu lewat di depanku setiap hendak pulang atau saat menunggu hal lain yang memungkinkanku untuk melihat seberkas senyum itu. meski kemungkinannya kecil namun aku tetap percaya kalau harapan itu adalah 50% dari impian yang akan kuraih nanti. Berbekal itu aku selalu positif thinking untuk selalu menunggunya.

                                              ***

Hari ini aku mulai harap-harap cemas menunggu kode rahasiaku lewat. Sedari tadi aku sengaja pergi ke salah satu gedung ini untuk sekedar mungkin melihatnya lewat, atau motornya saja rasanya aku sudah cukup puas. Sebenarnya bukan tanpa alasan juga aku di sini. Sekalian aku disini untuk menunggu teman yang akan kami beri kejutan karena hari ini ulang tahunnya. Aku memang berprinsip, meski ada saja niat untuk menunggu kodeku tetapi apabila aku ada agenda yang lebih penting pastilah aku akan mendahulukan yang lebih penting dulu.
Prinsip ini sudah melekat  dalam darahku semenjak susahnya pendidikan yang aku raih dari SMA. Sejak saat itu aku sangat menghargai hidupku yang masih bisa mengenyam pendidikan. Berkat prinsip inilah meski aku telah jatuh hati pada kode ini aku tidak akan pernah lupa akan tujuan utamaku yakni menuntut ilmu. Bagiku sekolah ini adalah persen terbesar dari tujuan hidup yang akan aku raih. Banyak orang di Negara ini yang bahkan belum bisa sekolah karena biaya sekolah yang masih tinggi. Setidaknya dengan aku menuntut ilmu aku bisa mengurangi beban mereka yang tidak bisa sekolah dengan tekad aku akan membantu mereka nantinya.
Kode rahasiaku ini mengajarkanku mengambil titik positif dari cinta. Berkat kode ini aku makin lantang berbicara, bersemangat untuk belajar, menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ia juga mengajarkanku arti kata menunggu. Menunggu itu bukan berarti diam tak bergerak, tapi menunggu itu  bergerak sebanyak mungkin untuk orang yang kita tunggu.

Jadi aku tak pernah berhenti menunggunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar