Banjir yang melanda FKIP (10/07/13) telah menghentikan kegiatan akademik selama dua hari. Terlihat mahasiswa menggeret sepeda motornya yang terendam di parkiran gedung D. |
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mataram (FKIP Unram) – (10/7) Peristiwa banjir yang menggenang hingga sepaha
orang dewasa telah menghentikan aktifitas kampus selama dua hari. Berbagai
solusi alternatif dilontarkan para ahli
dan pejabat Unram, namun belum
terealisasikan.
Moh.Syakroni, Ketua
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unram, menilai bahwa banjir tidak
sepenuhnya kesalahan dari pihak kampus melainkan peristiwa alam yang tidak
terprediksi. Namun, memang hal ini juga tidak lepas dari peran infrastruktur
yang ada di kampus.
“Kami sebagai
fasilitator akan berusaha untuk menyampaikan tugas ini ke birokrasi kampus.
Adapun cara menanggulangi banjir yang paling sederhana saja yaitu pihak kampus
sebaiknya menggunakan saluran-saluran drainase yang tidak terfungsi untuk
difungsikan kembali,” simpulnya.
Rangga, Mahasiswa
Prodi Pendidikan PKn Reguler Sore,
selaku korban banjir pun mengungkapkan; banjir
ini bisa diminimalisir tetapi dari pihak kampus belum ada penanganan yang
serius tentang peristiwa ini. “Pihak kampus seharusnya menangani
dengan menanggulangi secara cepat dan tepat supaya banjir tidak terjadi
lagi.”
Lain lagi penjelasan
dari Kasubag Perlengkapan, Harianto, bahwa saluran yang ada di FKIP sudah bagus tetapi hal yang memicu banjir
yaitu dataran tanah di FKIP sangat rendah sehingga air yang berasal dari fakultas
lain akan mengalir ke FKIP. “Upaya yang kami lakukan sudah dibentuk saluran-saluran
langsung menuju ke sungai dan saluran irigasi yang dibuat pun memutar,” ujarnya.
“Telah terbukti juga dengan
peninggian jembatan tepat di gedung FKIP. Setiap setengah bulan pihak kampus melakukan
(dak) menjadi pengerukan. Usaha yang kita lakukan untuk menanggulangi masalah banjir
yaitu dengan mengusulkan pembuatan got tengah, tetapi pihak dari rektorat kurang
menanggapi hal tersebut.”
Dilansir Dosen Mata
Kuliah Drainase Fakultas Teknik Unram, Salehudin,ST,MT (20/7)—Perbaikan saluran
air di Unram hanya dilakukan satu kali, antara 2005 atau 2007 silam. “Unram ini
dulunya sawah. Jadi pendangkalan saluran di setiap celah yang ada di Unram
inilah yang menyebabkan banjir semenjak tahun 2000. Di 1998 banjir itu benar,
tapi tidak separah sekarang. Khususnya di FKIP, Jenis tanah tentu berpengaruh.
Tanah itu ada titik jenuh, sudah tidak bisa menyerap air lagi, akhirnya airnya
meluap. Tanah kita disini bagus, tanah lempung (berpasir).”
Selain keadaan tanah
tersebut, pembangunan perumahan dan rumah toko (ruko) di depan UPT Perpustakaan
juga turut menyebabkan saluran air tertutup. Saran dari dosen Fakultas Teknik
ini adalah saluran drainase harus diperbesar dan membuat kantong-kantong
resapan. Seperti sumur resapan. “Ya
minimal berdiameter satu meter ke samping dan dua meter ke bawah. Atau bisa
juga aliran airnya disalurkan langsung ke kali di depan Unram, selesailah
masalah. Dari saluran yang ada, nanti dipecah lebih lebar, jadi dua (silang).”
Senada dengannya,
Pembantu Rektor (PR) IV, Prof.Ir.Suwardji (22/7) mengungkapkan bahwa dalam
tataran mahasiswa, tidak banyak yang bisa dilakukan. Mahasiswa Fakultas Teknik
Unram hanya mempelajari permasalahan drainase sesuai isi mata kuliahnya. Mereka
pun melakukan praktik di luar kampus.
Mengenai perencanaan tata
kampus, hal ini adalah wewenang rektorat. Pihak rektorat menjanjikan bahwa
tahun ini Unram akan berhenti banjir dengan catatan: dana dari pusat cepat
disetujui.
“Perencanaan itu kan
sistemnya bottom-up. Tunggu saja, lah. Atau mau buat saluran di bawah,
seperti gorong-gorong? Itu akan kita usahakan juga. Karena seperti yang kita tahu,
Unram ini terkurung kan? Sudah
direncanakan, tinggal tunggu realisasinya. Jika FKIP kemarin sampai dua hari belum resap,
berarti memang masalah. Tunggu saja,” jelasnya.
Selain saluran,
sampah juga berperan penting akan terjadinya banjir. Dengan petugas kebersihan yang
sedikit, akhirnya mulai bulan depan semua unit khusus (kebersihan, keamanan, keindahan)
akan ditangani langsung oleh rektorat. “Karena fakultas sudah diberi wewenang
untuk mengurus itu, tapi toh tidak jalan.” (ild/pus/eni/abl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar