Mahasiswa adalah agent
change dan agent of kontrol dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu mahasiswa dituntut
untuk peka terhadap berbagai perubahan-perubahan yang terjadi disekitarnya.
Berbagai isu dan permasalahan dimasyarakat kekinian harus diikuti oleh mahasiswa
agar dapat memberikan solusi kepada masyarakat. Kreativitas mahasiswa mutlak dibutuhkan,
mengingat tuntutan kompleksitas permasalahan yang ada.
Beberapa tahun terakhir ini,
terjadi penurunan minat mahasiswa untuk aktif berorganisasi , kalaupun ada,
beberapa diantara organisasi/UKM kampus, baik intra maupun ekstra yang mampu
merekrut anggota setiap tahunnya dalam jumlah cukup besar, itupun hanya sebatas
formalitas belaka.Sedangkan kalau berbicara soal kualitas bisa dikatakan hanya
terdapat segelintir orang yang mampu bertahan, itupun bagi mereka yang
benar-benar sudah tersadarkan akan manfaat
menggeluti dunia organisasi.
Penyebab minimnya minat mahasiswa
terlibat dalam organisasi kemahasiswaan adalah: pertama, kurangnya sosialisasi organisasi. Kedua, kaderisasi organisasi yang
lemah. Ketiga, kesadaran
mahasiswa berorganisasi masih rendah. Keempat
pemikiran sebagian besar mahasiswa yang pragmatis, sehingga hanya ingin kuliah
singkat, nilai berlipat, dan cepat bekerja.
Kelima kondisi iklim kampus yang tidak mendukung pengembangan organisasi. Keenam dosen-dosen yang kurang
merangsang mahasiswa untuk aktif berorganisasi.
Menjadi mahasiswa, tentu tujuan utama
adalah untuk menimba ilmu. Tapi ilmu tidak hanya didapatkan dari bangku kuliah,
sehingga kuliah tidak hanya datang, duduk, mendengarkan ceramah lalu pulang,
dalam istilah sekarang disebut mahaisiwa kupu-kupu. Masih banyak sarana lain
untuk menimba ilmu, salah satunya di organisasi kemahasiswaan baik yang intara maupun
ekstra kampus.
Berbicara mengenai organisasi,
maka dari berorganisasi tentu kita akan dihadapkan pada berbagai kesibukan.
Ketika waktu-waktu disibukkan oleh berbagai kegiatan organisasi yang dibarengi dengan
tugas-tugas kuliah yang harus segera diselesaikan dan dikumpulkan. Akan tetapi
disinilah letak yang membedakan kita dengan mahasiswa yang malas untuk aktif berorganisasi,
kita memiliki mental yang tangguh karena terbiasa menghadapi persoalan.
Organisasi dan kreativitas mahasiswa
Warga dari suatu perguruan tinggi
adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah, oleh karena itu
masyarakat akademik dalam hal ini mahasiswa harus senantiasa mengembangkan
teradisi budaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dari aktifitas perguruan
tinggi. Beberapa ciri khas masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik yaitu
kreatif, keritis, obyektif, analitis, konstruktif, berorientasi kemasa depan,
memiliki dan menjaga teradisi ilmiah. Ciri-ciri inilah yang harus dikembangkan
dan merupakan budaya dari suatu masyarakat akademik.
Seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki
academic knowledge, skill of thingking,
management skilsl, dan comunication skills
.Kekurangan dari salah satu keempat keterampilan/kemahiran tersebut dapat menyebapkan
berkurangnya kualitas intelektual mahasiswa. Pemberian pengetahuan berupa teori-teori
kepada mahasiswa melalui serangkaian perkuliahan tidaklah cukup untuk membekali
mahasiswa untuk bisa terjun langsung dimasyarakat.
Pada dasarnya kualitas
intelektual seseorang terlihat dari peran serta kreativitasnya. Baik yang
menyangkut kecerdasan intlektual, emosional, maupun spritual. Dihampir semua
perguruan tinggi biasanya terdapat berbagai macam organisasi/UKM baik intra
maupun ekstra kampus yang menawarkan berbagai macam ragam dan model kreativitas
berpikir masing-masing. Kehadiran berbagaimacam organisasi/UKM ini tentu
memberikan nuansa tersendiri. Disana diajarkan untuk selalu mengedepankan
rasionalitas.
Berbagai pilihan organisasi itu
bisa menjadi tempat mengasah bermacam ide, gagasan, dan kreativitas berpikir
mahasiswa. Organisasi juga berperan sebagai wahana kepekaan sosial
kemasyarakatan, organisasi-organisasi itu sudah tentu memperkenalkan ilmu
manajemen organisasi. Selain itu manfaat lain dari organisasi yang tidak
ternilai harganya, berupa keleluasaan cakrawala pengetahuan melalui pengalaman
dan pergaulan komonikasi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat..
Kreativitas dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, apabila selama dibangku kuliah para mahasiswa berani berkreasi,
bereksplorasi, dan bereksperimen dalam tindakan-tindakan nyata. Kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan diorganisasi tidakkalah penting dari pembelajaran diruang kuliah,
karena itu organisasi merupakan suatu media untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa.
Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi
generasi, mahasiswa sudah seharusnya aktif untuk berorganisasi baik intra
maupun ekstra kampus. Organisasi merupakan wadah tempat mengasah kemampuan,
keahlian, sikap tanggungjawab, kerja sama tim maupun mengembangkan kemandirian melalui
kegiatan-kegiatan kreatif dalam bidang ilmu yang ditekuni.
Eksistensi dan peran setrategis mahasiswa
Mahasiswa merupakan elemen setrategis
dalam mencapai maupun mengisi kemerdekaan. Eksistensi dan peran setrategis mahasiswa
dalam setiap babak sejarah perjalanan dan perkembangan bangsa indonesia,
merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Jejak langkah mahasiswa senantiasa tercatat
dengan tinta emas dalam sejarah bangsa indonesia.
Dalam diri seorang mahasiswa besemayam
api semangat yang berkobar, menyala, bahkan menggelegar, karena memang masa-masa
sebagai mahasiswa senantiasa dihiasi atmosfir intlektualitas yang dilandasi oleh
sikap revolusioner, progresif, dan visioner. Manakala spirit seseorang mahasiswa
menyala-nyala, maka segala rintangan akan runtuh dihanguskannya, itulah mahasiswa,
suatu bagian simpul terkecil dari komonitas masyarakat itu sendiri, namun memilki
peranan yang sangat urgen.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat,
dan pada akhirnya akan kembali ketengah masyarakat. Disinilah mahasiswa, lewat gelar
akademiknya diharapkan bisa memainkan fungsinya sebagai agent of change ditengah masyarakat. Sebagaimana yang pernah ditulis
Soe Hok Gie dalam catatan hariannya “kita sebagai generasi muda (mahasiswa)
harus bisa menciptakan sesuatu yang baru untuk mengatasi keberlangsungan kehidupan
masyarakat”. artinya bahwa mahasiswa dituntut
tidak hanya mampu menjawab persoalan dirinya sendiri, tetapi juga bangsanya,
seperti meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan malah jadi beban masyarakat. selamat
berfikir.. !
Oleh : Ahmad Hiswandi (Pimpinan redaksi LPM
Pena Kampus FKIP Unram)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar