Isu penutupan pintu-pintu masuk
sekitar Universitas Mataram (Unram) sepertinya sudah terlupakan karena usaha
penolakan sudah tidak begitu bergaung. Namun dampaknya tentu tidak pernah bisa
untuk dilupakan karena hal tersebut terus dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa
yang menggunakan pintu-pintu itu sebelumnya. Kemudian ada yang menarik
perhatian dari penutupan pintu-pintu tersebut.
Banyaknya keluhan yang terdengar,
mulai dari jalan keluar-masuk mahasiswa sampai usaha pedagang kaki lima.
Keluhan dari pedagang kaki lima mengenai menurunnya pembeli karena mereka tidak
diizinkan berjualan di arena kampus. Di sisi lain, mahasiswa yang sudah biasa
membeli jajanan dari pedagang kaki lima yang dulunya sering berjualan di arena
kampus pun merasa sulit merubah kebiasaan lama itu.
Ternyata bukan hanya mahasiswa yang
terkena dampak terakhir itu. Banyak juga pegawai yang berbelanja pada pedagang yang berada di
luar kampus melalui celah pintu yang ditutup. Hal ini tentu jelas-jelas
memperlihatkan bahwa dampak ditutupnya pintu-pintu di sekitar Unram bukan hanya
berimbas pada mahasiswa, tetapi juga pada pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar