Dalam Ospek Mahasiswa baru jalur SBMPTN yang berlangsung di arena budaya pada tanggal 11-12 Agustus 2014 tersebut, terlihat beberapa mahasiswa lama yang terlibat. Ketika ditanyai mengenai hal tersebut, salah satu dari mahasiswa lama yang terlibat Ospek menjawab bahwa mereka dipilih oleh dosen agama untuk menjadi tutor pada sesi mentoring. Mentoring itu sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan selama Ospek.
Prosedur Ospek
Berkaitan dengan Surat Edaran Rektor Nomor 7942/UN18/KM/2014, untuk Ospek tingkat Universitas seluruh kepanitiaan akan diisi oleh staf rektorat dengan rektor sebagai penanggung jawab. Ketua panita pelaksanaan Ospek Universitas tahun ini diserahkan pada Pembantu Rektor (PR) 3, Nasarudin. Sedangkan pada tingkat fakultas Ospek akan diserahkan kepada Dekan dan Ketua Program Studi.
Technical Meeting (TM) untuk Ospek melalui jalur SBMPTN dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2014. Dalam TM tersebut memuat info mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan untuk keperluan Ospek mahasiswa baru. Melihat banyaknya jumlah mahasiswa baru yang diterima yakni sekitar 1.070 orang, maka pihak universitas kemudian melaksanakan Ospek dalam 2 gelombang. Pembagian ini dilakukan dengan mengelompokkan mahasiswa baru berdasarkan fakultas dan membagi 2 masing-masing jumlah mahasiswa baru yang diterima.
Sebelum Ospek, terlebih dahulu panitia melaksanakan ESQ Training pada mahasiswa baru. ESQ tersebut dilaksanakan dalam 2 gelombang pula, yakni tanggal 6 dan 7 Agustus 2014. Kemudian barulah Ospek dilaksanakan pada tanggal 11-12 Agustus 2014 dan 13-14 Agustus 2014.
Di Arena Budaya (Arbud Unram), Sunarpi dalam pidato sambutannya mengatakan bahwa Ospek tahun ini akan lebih mengutamakan peningkatan nilai keagamaan dan moral, mengingat belakangan ini telah terjadi pemerosotan perilaku sosial pada generasi-generasi muda. Kegiatan yang akan dilakukan oleh para mahasiswa baru selama Ospek adalah mengikuti kajian dan ceramah keagamaan, serta mengikuti tes ibadah menurut agama masing-masing. Kajian dan ceramah keagamaan akan dibimbing oleh dosen-dosen yang bersangkutan. Sedangkan untuk tes ibadah akan diawasi oleh mahasiswa-mahasiswa lama yang ditunjuk oleh panitia. “Harapannya, setelah Ospek ini akan didapatkan alumni Universitas Mataram yang mampu berdaya saing untuk mengeksplor sendiri SDA yang dimiliki. Tentu tidak terlepas dari memiliki ahlaqul kharimah (ahlak yang baik) dalam kehidupan sehari-hari.” , ujar Sunarpi.
Ospek ini sendiri merupakan salah satu prosedur penting bagi mahasiswa baru ke depannya. Menurut pernyataan Sunarpi selaku Rektor Unram dalam sambutannya pada hari pertama Ospek bahwa akan adanya kelulusan dan ketidak-lulusan Ospek bagi mahasiswa baru. “Bagi yang lulus Ospek akan mendapatkan sertifikat yang nantinya akan digunakan untuk yudisium ketika akan wisuda. Namun jika tidak lulus Ospek, maka akan mengulang Ospek di tahun berikutnya, atau mengulang terus hingga lulus dan mendapatkan sertifikat. Jika sudah menyelesaikan seluruh SKS namun belum mendapatkan sertifikat Ospek, maka harus mengikuti Ospek ulang, dan jika masih tidak lulus juga maka tidak akan bisa yudisium,” jelas Sunarpi. Tentu ini akan memberatkan mahasiswa baru. Pasalnya, kegiatan Ospek ini diluar proses akademik di tingkat perguruan tinggi.
Tindakan Bullying
Berdasarkan surat edaran rektor tentang orientasi mahasiswa baru, salah satu penyebab pengambil alihan Ospek ini adalah karena maraknya tindakan perpeloncoan (bullying) oleh mahasiswa lama. Namun, dalam pelaksanaan Ospek tanggal 11 Agustus 2014 kemarin terjadi tindakan perpeloncoan oleh oknum panitia.
Salah seorang mahasiswa baru dipanggil ke depan karena pada saat sambutan rektorat ia duduk sambil menyandar pada salah satu tiang di aula Arena Budaya. Di hadapan para mahasiswa baru, ia ditegur dan dibentak oleh salah seorang oknum panitia tersebut. Hal tersebut masih wajar hingga kemudian si panitia mulai melecehkannya secara verbal dengan membolak-balik nama mahasiswa baru tersebut. Saat ditanyai mengenai hal tersebut, Fandi, mahasiswa yang bersangkutan, mengatakan bahwa ia merasa malu karena namanya dibolak-balik dan dipermalukan didepan umum.
Selain itu, dalam mengikuti serangkaian kegiatan Ospek ini, mahasiswa baru dikenakan biaya sebesar Rp 400.000,-. Dari jumlah tersebut dirincikan bahwa Rp 200.000,- digunakan untuk biaya ESQ dan Rp. 200.000,- untuk biaya Ospek. Ini merupakan sesuatu yang baru karena pada tahun – tahun sebelumnya, mahasiswa dikenakan biaya Ospek dari uang daftar ulang, dan juga tidak sebanyak tahun ini. Hal tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan mahasiswa baru maupun lama, melihat besarnya total dana yang digunakan pada pelaksanaan ospek mencapai ratusan juta.
Kejadian-kejadian di atas merupakan sebuah pelanggaran. Pasalnya, selain melibatkan mahasiswa lama, tindakan perpeloncoan juga seharusnya tidak terjadi. Kedua hal tersebut sudah tertera dalam edaran rektor yang merupakan landasan dalam pelaksanaan Ospek tahun ini. Terlepas dari hal-hal tersebut, pemungutan uang Rp.400.000,- itu bertentangan dengan Permendikbud No. 55 Tahun 2013 tentang UKT yang memuat bahwa tidak ada pemungutan uang pangkal dalam jenis apapun di luar UKT. Namun pihak rektorat masih saja melakukan pungutan dengan alasan “UNRAM bisa bangkrut”. (wwq/mra/sltn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar