Sistem Satu Jalur UNRAM Dinilai Kurang Efektif - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 14 Januari 2015

Sistem Satu Jalur UNRAM Dinilai Kurang Efektif

Mataram (Pena Kampus) - Sejak awal 2014 Universitas Mataram (Unram) telah  menerapkan sistem satu  jalur. Namun, belum ada kemajuan yang signifikan. Masih banyak orang di luar civitas akademica masuk ke lingkungan Unram. Hal  ini terlihat dari adanya pedagang asongan dan pemulung. Di samping itu masih kerap terjadi kemacetan di area gerbang kampus, tak jarang polisi lalu lintaspun harus turun tangan.
Kelanjutan satu jalur dinilai kurang efektif. Setiap mahasiswa yang ingin masuk Unram umumnya harus diperiksa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)-nya. Namun, kenyataannya masih banyak mahasiswa yang dibiarkan masuk begitu saja tanpa melalui pemeriksaan KTM. Helmi, Humas rektorat, ketika ditemui di ruangannya selasa lalu (9/12), angkat bicara mengenai masalah tersebut. “Sebenarnya harus diperiksa semua, tapi sering kali terjadi antrean panjang dan tidak memungkinkan untuk diperiksa semua. Sehingga untuk mengatasi kemacetan, satpam diberikan mekanisme hanya meminta mahasiswa menunjukkan KTM-nya untuk masuk, tapi pada dasarnya setiap yang akan masuk ke lingkungan Unram harus ada identitas yang jelas,” ujar Helmi.
Hal ini dibenarkan oleh M. Amin, salah satu satpam Unram, dia mengatakan bahwa mereka belum bisa seratus persen memeriksa KTM mahasiswa, karena jumlah tenaga yang berada di pos penjagaan tidak memadai dengan jumlah mahasiswa yang harus diperiksa, serta penjagaan akses di Jalan Pemuda masih kurang ketat, tapi sebagian besar di pintu gerbang depan sudah dapat diatasi.
Unram memiliki dua gerbang yang difungsikan sebagai jalan keluar masuk. Hal ini berimbas terhadap kelancaran akses keluar masuk ke dalam lingkungan Unram. Misalnya, masih sering terjadi kemacetan di Jalan Pemuda. Helmi mengatakan bahwa hal inilah yang menjadi PR untuk pihak pengelola, serta ada rencana akan diperluasnya  jalan dengan cara mengambil lahan perumahan yang ada di pinggir jalan pemuda, tepatnya di sebelah barat. Lebar jalan akan bertambah dan menjadi dua jalur, hanya saja  persoalannya di daerah itu masih ada rumah dinas yang masih dipakai. Akibatnya belum bisa dilakukan eksekusi, pihak Unram harus menunggu dia pensiun atau dipindahkan jika memungkinkan apabila yang bersangkutan bersedia.
Selain itu, menurut Humas rektorat salah satu kendala yang muncul dalam realisasi kebijakan ini adalah kurangnya kinerja dari tenaga keamanan, hal ini menyebabkan masih banyaknya orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam lingkungan Unram. Berbeda dengan Helmi. Ibnu Ali, salah satu satpam Unram mengatakan mereka sebagai petugas keamanan sudah berusaha maksimal untuk menyaring orang-orang yang akan masuk ke lingkungan Unram. Tapi kendalanya masih ada lubang-lubang tikus sehingga orang-orang yang tidak dikehendaki seperti pengemis bisa masuk dengan leluasa.
Wazi Fatinnisa, mahasiswi program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, ketika ditemui Pena Kampus mengatakan, “Ketika ada perkuliahan tiba-tiba ada pengemis yang nyelonong masuk, itu sangat mengganggu perkuliahan.” Hal ini seharusnya tidak terjadi mengingat prinsip dari realisasi program ini seperti yang sudah diungkapkan Helmi bahwa siapapun yang tidak berkepentingan dengan Unram dilarang masuk. Namun lagi-lagi ada kendala yaitu  terlalu banyak kepentingan lain sehingga tidak bisa dideteksi dengan baik, misalnya cleaning service dan pemesanan barang.
Hampir setahun kebijakan ini diberlakukan namun masih banyak mahasiswa yang masih kontra terhadap kebijakan ini. Terkait dengan jarak tempuh ke lingkungan Unram yang semakin jauh, khususnya mahasiswa yang menyewa kost-kostan di sekitar Gomong seperti yang dikeluhkan oleh salah satu mahasiswa FKIP Unram yang tidak ingin disebutkan namanya.


Lain mahasiswa lain pula pihak Unram. Menurut  pihak Unram, hal ini sudah seharusnya dilakukan guna memperbaiki akses keluar masuk Unram, yang nyatanya sampai saat ini belum sebaik yang diharapkan. Sejauh ini pihak Unram mengatakan sudah melakukan evaluasi namun belum ada peningkatan hasil yang signifikan. (tis/ros)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar