FTMP XVII Pindah Lokasi, Festival Tetap Berjalan - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Kamis, 26 November 2015

FTMP XVII Pindah Lokasi, Festival Tetap Berjalan

(Dipindahkan - Panitia FTMP XVII sedang mendekorasi panggung di Taman Budaya.)
Mataram, Pena Kampus  ̶ Festival Teater Modern Pelajar (FTMP) XVII yang semula dilaksanakan di Arena Budaya Universitas Mataram terpaksa harus pindah lokasi ke Taman Budaya. Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Teater Putih selaku panitia FTMP merasa kecewa atas tindakan pihak Rektorat Universitas Mataram, yang memindahkan lokasi pementasan secara mendadak. Dengan pemindahan tersebut, panitia terpaksa menata kembali panggung pementasan, akibatnya pementasan terpaksa tertunda sehari.
Pelaksanaan  FTMP yang berlangsung di Arena Budaya pada hari selasa (24/11) tiba-tiba saja dipaksa bubar oleh satpam Universitas Mataram. Satpam yang melakukan pengusiran mengaku diperintahkan oleh Rektor Universitas Mataram. Pihak Rektorat beralasan bahwa surat kedua yang dikirim oleh pihak Teater Putih masih sama seperti surat yang pertama mereka peroleh, mengenai akan diadakannya festival teater pelajar. “Mereka telah diberi izin menggunakan gedung selama lima hari, dengan syarat menghapus festival pelajar. Diganti dengan lomba. Tetapi, ketika memberikan surat undangan kepada Rektor, mereka memunculkan kembali kata festival, sehingga Rektor mengeluarkan surat disposisi untuk membubarkan kegiatan, terkecuali mereka membayar sewa seperti masyarakat umum sesuai dengan SK Rektor mengenai Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, yang menjadi permasalahan selanjutnya, mereka menggunakan piala Gubernur sebagai rebutan, tetapi mereka tidak mendapatkan dana dari Pemerintah Daerah (PEMDA). Alasan lainnya, mereka memungut biaya untuk tiket.” ujar Ni Made Novi Suryanti, Wakil Dekan III FKIP Unram.
Rizkia, Ketua Panitia FTMP, mengaku cukup kecewa atas kejadian tersebut, “Saya memikirkan rekan-rekan panitia saya yang sudah mengeluarkan waktu untuk program kerja FTMP ini, kemudian ternyata dibubarkan, yang bikin saya kecewa lagi, adik-adik dari sanggar sekolah se-NTB yang telah mempersiapkan segala sesuatunya, kemudian harus ditunda dan dibubarkan. Dan kita juga sebenarnya malu karena kita membawa nama FKIP Unram, kita membawa nama Unram, kemudian kita mengubah segala sesuatunya termasuk tertundanya pementasan selama sehari, dan sebenarnya yang harus malu itu adalah Unram. Saya cukup kecewa dan sedih untuk peristiwa semalam. Tetapi Festival harus tetap terlaksana, karena kita sudah bersedia menjadikan FTMP sebagai proker kita dan ini harus dilaksanakan,” jelasnya saat dikonfirmasi langsung oleh tim Pena Kampus (25/11).
Rizkia kembali menjelaskan perihal Piala Gubernur yang dipermasalahkan oleh pihak Rektorat, ketua panitia FTMP beralasan bahwa gaung kegiatan ini sudah mencapai tingkat Provinsi dan melibatkan seluruh sangar-sanggar sekolah se-NTB. Pada awal FTMP diadakan piala yang diperebutkan adalah Piala Rektor, namun sejak tahun 2005 Gubernur mendukung acara ini, dengan Unram sebagai penyelenggara dan menggantinya dengan Piala Gubernur.
Piala Gubernur tersebut kemudian menjadi salah satu alasan pembubaran paksa pihak Rektorat terhadap acara ini (FTMP-Red) hingga mengakibatkan salah satu sekolah peserta mengundurkan diri, “Semoga peserta tidak kecewa untuk tahun depannya, dan FTMP tetap terjaga, karena FTMP merupakan satu-satunya wadah bagi sekolah-sekolah, supaya latihan-latihan yang mereka lakukan tidak sia-sia dan dapat disalurkan melalui festival ini,” ujar Taufik Mawardi, Ketua Teater Putih. (rin, sr, zee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar