PENUH POLEMIK, FESTIVAL TEATER MODERN PELAJAR SMA/SMK/MA XVII TETAP SUKSES - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Jumat, 04 Desember 2015

PENUH POLEMIK, FESTIVAL TEATER MODERN PELAJAR SMA/SMK/MA XVII TETAP SUKSES


Mataram, Pena Kampus – Malam Anugerah penutupan Festival Teater Modern Pelajar (FTMP) ke- XVII se-Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Teater Putih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram, resmi ditutup pada Selasa malam (2/12). SMAK Kesuma Mataram berhasil menjadi juara tahun ini.

Acara yang semulanya akan dimulai pukul 19.00 WITA ini, sempat tertunda dua jam diakibatkan hujan yang mengguyur kota Mataram. Terhitung sembilan nominasi dan tiga penyaji terbaik yang dibacakan dalam acara yang bertempat di Tapal Kuda Taman Budaya NTB ini, yaitu nominasi Penata Musik Terbaik yang diraih oleh SMAN 1 Gangga dengan lakon Orang Kasar, nominasi Penata Artistik Terbaik diraih oleh SMAN 1 Gangga, Pendatang Terbaru Terbaik yang diraih oleh SMAN 1 Gunungsari dengan lakon Dukun-dukunan, Sanggar Terbaik diraih oleh MAN Kandai 2 Dompu, Pembantu Aktor Terbaik diraih oleh Faizul Hadi SMAN 1 Gangga sebagai Darmo dalam lakon Orang Kasar, Pembantu Aktris Terbaik diraih oleh Selly Novitasari SMAK Kesuma Mataram sebagai Bu Martabat dalam lakon Dukun-dukunan, Aktor Terbaik diraih oleh Marcelino Andiawan SMAK Kesuma Mataram sebagai Dukun dalam lakon Dukun-dukunan, aktris terbaik diraih oleh Fatimatul Zahra SMAN 1 Kempo sebagai Hariati dalam lakon Pesta Terakhir, dan Sutradara Terbaik dari SMAK Kesuma Mataram.
Adapun sekolah atau sanggar seni yang menjadi pemenang penyaji terbaik yaitu Penyaji Terbaik III SMAN 1 Kempo dengan lakon Pesta Terakhir, Penyaji Tebaik II yaitu SMAN 1 Gangga dengan lakon Orang Kasar, dan pemenang Penyaji I yaitu SMAK Kesuma Mataram dengan lakon Dukun-dukunan. SMAK Kesuma menjadi pemenang setelah merebut tiga piala sebelumnya dalam nominasi aktris pembantu terbaik, aktor terbaik dan sutradara terbaik. Menurut Helmy Bahtiar selaku Pelatih Teater SMAK Kesuma ketika ditanyai tentang perasaannya mengucapkan, “Saya bahagia, bangga dan semua ini tidak bisa diungkapkan. Anak-anak juga begitu bahagia dan terharu.  Harapan untuk ke depan, kita akan tetap mengikut festival tahun depan dengan harapan mampu meraih juara lagi”. Ungkapnya.
Hal berbeda terlihat dari SMAN 1 Gangga, walaupun siswanya merasa senang, sang pelatih malah terlihat kecewa. Pasalnya, ia tidak terima dengan adanya dua aktor atau aktris yang masuk dalam satu nominasi yang sama. Hal ini menyebabkan terjadinya perdebatan antara dewan juri dengan panitia mengenai siapa yang akan menjadi pemenang, apakah SMAN 1 Gangga atau SMAK Kesuma. Namun akhirnya keputusan juri yang memenangkan SMAK Kesuma tidak bisa diganggu gugat.

FTMP Terganjal Lokasi
Selama kegiatan FTMP banyak kendala yang dihadapi oleh pihak penyelenggara termasuk berpindahnya lokasi acara dari Arena Budaya ke Taman Budaya NTB. Menurut Nurjihatul Rizkiah, selaku Ketua Panitia acara FTMP, pemindahan lokasi dari Arena Budaya Universitas Mataram ke Taman Budaya NTB memberikan seluruh panitia pelajaran untuk mampu menjadi lebih kreatif. “Saya sangat bersyukur dengan apa yang ada dan apa yang terjadi. Jadi dengan berpindahnya kami dari Arena Budaya ke Taman Budaya, kami mendapatkan banyak pelajaran, karena pelajaran yang kami dapatkan di sini belum tentu akan kami dapatkan di sana. Juga bagaimanapun keadaan dan kejadiannya tetap akan ada hikmahnya yang akan kami peroleh”. Sementara itu, menurut Taufik Mawardi selaku Ketua Umum UKMF Teater Putih acara festival tahun ini adalah acara festival terberat dari beberapa kali ia mengikuti festival. “Saya agak kecewa dengan kebijakan rektorat mengenai pemindahan lokasi. Tapi acara harus tetap berjalan, karena seni itu tidak bisa dibatasi. Jika dibatasi dan mati itu bukan kreatifitas dan seni namanya. Dan kami tetap bersyukur, karena hal ini kami mendapatkan banyak pengalaman dan membuat kami menjadi lebih kuat dan semakin kreatif”. Taufik menambahkan harapannya ke depan terkait dengan acara FTMP “Semoga acara ke depannya mendapat dukungan dari pihak terkait seperti birokrat dan instansi-instansi terkait. Karena festival ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan teater di kalangan siswa dan pelajar. Buat pihak terkait harus buka mata bahwa festival ini tidak seperti yang mereka pikirkan”. Jelasnya.
Pembina Teater Putih FKIP Unram Murahim mengatakan “Teater Putih adalah organisasi yang dewasa. Sehingga, kita bisa melewati hal ini dengan aman tanpa sebuah pemberontakan tanpa sebuah kiat frontal. Akan tetapi, bagaimana cara kita tunjukan kepada penghalang-penghalang itu bahwa seperti yang dikatakan pendiri tadi, bahwa kreatifitas itu tidak akan pernah mati selalu ada jalan lain, karena orang teater adalah orang-orang yang kaya akan pikiran-pikiran dan rasa”.


Tetap Semangat
Dukungan demi dukungan terus mengalir dari berbagai pihak kepada panitia pelaksana, termasuk dari Adi Pranajaya selaku pendiri UKMF Teater Putih. Terkait dengan masalah yang dialami pihak panitia penyelenggara, Adi Pranajaya mengatakan “Walaupun banyak kendala yang mereka hadapi, mereka tetap menghadapinya dengan senyum yang indah dan optimis, bahwa apa yang mereka lakukan termasuk solusi dan sebagainya itu adalah salah satu ciri dari bentuk kreatifitas. Jadi, kreatifitas yang ada pada diri seseorang dan tim sebagai satu komitmen maka apapun bentuk dan banyak suatu kendala, itu tidak dianggap sebagai sebuah kendala, tetapi justru menjadi motivasi untuk memperbaiki diri supaya mendorong dia lebih ingin menghadirkan suatu bentuk festival yang baik”. Adi Pranajaya juga menambahkan terkait dengan harapannya ke depan “Harus ada inovasi-inovasi yang baru dan dikembangkan, juga penyelenggaraan harus memberikan tantangan bagi orang-orang yang terlibat, sehingga itu bisa menjadi suatu pertunjukan yang  siapapun yang menontonnya tidak mudah menebak, akan tetapi selalu ada kejutan-kejutan baik dalam bentuk penyelenggaraan dan mempersentasikan sebuah festival”. Jelasnya.
Murahim juga mengatakan “Kegiatan ini seharusnya didukung, karena menyentuh langsung kepada dunia pendidikan dan itu sebagai tanggung jawab kita yang berada di FKIP khususnya. Kami juga tidak butuh dukungan dalam bentuk materi, kami hanya butuh dukungan melalui dorongan dan penyemangat itu sudah sangat luar biasa buat kami. Itu yang kami harapkan hanya sekedar dukungan karena dengan cara itu kami merasa dianggap ada. Karena Teater adalah seni yang menggunakan rasa dan mungkin mereka belum tersentuh oleh rasa tersebut”. Terang Murahim. (mad/and)

1 komentar:

  1. Hey what a brilliant post I have come across and believe me I have been searching out for this similar kind of post for past a week and hardly came across this. Thank you very much and will look for more postings from you.
    안전놀이터

    BalasHapus