Mataram,
Pena Kampus
Kuliah Umum yang
digelar pada hari Selasa (12/04), oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
(HMPS PBSID) di Aula Gedung A Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mataram (FKIP UNRAM) yang diikuti oleh Mahasiswa Pendidikan Sastra dari
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mendapat apresiasi positif dari kalangan Dosen
FKIP yang hadir dalam acara tersebut.
Acara Kuliah Umum yang diawali dengan Tari Gandrung adat
sasak yang secara pilosofi merupakan cara
orang sasak menyambut tamu asing. Wildan selaku Dekan FKIP Unram membuka acara
ini dengan sedikit bercerita terkait beragamnya adat yang terdapat pada bumi sasak khususnya pulau
lombok.
Acara ini juga dihadiri oleh pihak dekanat, Wakil Dekan I
L. Zulkifli, Wakil Dekan II Syafrudin,
Wakil Dekan III Ni Made Novi Suryanti, Ketua Jurusan (Kajur) Pendidikan bahasa
dan Seni (PBS) Siti Rohana Intiana, Ketua Prodi (Kaprodi) Inyoman Sudike dan
beberapa dosen lainnya dari PBSID mengikuti acara tersebut.
Kuliah Umum yang bertema “Indonesia Dalam Persepektif Politik
Kebahasaan” yang dalam hal ini oleh Prof. Mahsun sebagai pemateri, ia dosen PBSID yang
pernah menjabat sebagai Ketua Kantor Pusat Bahasa
(KKPB).
Rasa Nasionalisme
Prof. Mahsun selaku pemateri menyampaikan bahasa Indonesia
merupakan pemersatu dari negara Indonesia yang mempunyai 659 suku bangsa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Dengan ribuan pulau-pulau kecil yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya bahasa merupakan pengikat rasa
nasionalisme dalam masyarakat suatu bangsa. Sementara itu, Prof. Mahsun menyampaikan “jika dirunut ke belakang,
ada tiga elemen pengikat rasa nasionalisnme, yang pertama adalah ras, kedua agama,
dan yang ketiga adalah bahasa,” ujarnya menjelaskan.
Dalam perspektif politik, bahasa indonesia disahkan melalui
sumpah pemuda yang menjadikan alat untuk mencapai tujuan negara kita
sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang negara indonesia. Oleh sebab
itu Prof. Mahsun menegaskan bahwa bahasa indonesia diciptakan murni dari orang
indonesia, tidak mengadopsi dari baasa melayu.
Terkait itu, dalam
Undang-Undang Republik Indonesia (UURI)
No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang menunjukkan bahwa
Bahasa dan semua bentuk identitas
lambang negara Indonesia telah diatur dan tidak bisa dirubah.
Bahasa indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober tahun 1928 sebagai bahasa persatuan, telah dicemari oleh perpolitikan yang
dilakukan oleh malaysia karena ingin merebut budaya indonesia. Prof. mahsun menegaskan
bahwa “bahasa
indonesia tidak ada intervensi dari bahasa lain, apalagi bahasa melayu,”
tegasnya pada acara tersebut. Karena menurutnya (Prof. Mahsun) bahasa indonesia
menggabungkan dari beberapa etnis, bangsa, suku, ras yang ada di wilayah
indonesia.
Menjawab pertanyaan dari LPM Pena Kampus seusai menberikan materi, Prof. Mahsun menegaskan secara cermat, kita
harus menata kembali pola pikir kita, sebab dalam penjabaran bahasa kita lebih
banyak pada bentuk bahasanya bukan pada
pola pikir dari penggunaan bahasa tersebut.
Tata
Kembali
Saat ini pendidikan bahasa kita dari tingkat Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengag Atas (SD/SMP/SMA), dan
bahakan sampai jenjang S1 dan S2 lebih menekankan pada bentuk bahasa itu
sendiri, bukan pada pola pikir yang ditimbulkan dari bahasa tersebut.
Terkait hal itu, Prof. Mahsun menegaskan bahwa,
harus ditata dan dikelola dengan baik pola pikir yang ditimbulkan dari bahasa
tersebut. “Dalam kurikulim pendidikan bahasa banyak terdapat pembahasaan yang
tidak menuunjukkan pola pikir dalam menggunakan bahasa”, ujarnya.
Karena dalam Semantik atau kajian makna dalam bahasa itu harus
jelas dan tertata. Prof. Mahsun menjelaskan “benahi kurikulumnya, dan harus
berjenjang dari tingkat paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi”,
ujarnya. Dalam berkesinambungan materi juga Prof. Mahsun menyampaikan kurikulim
pada jurusan bahasa harus berjenjang atau reining continuem supaya tidak lepas begitu saja dan
tidak ada skat dalam materinya.(VQ/Gon/Mad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar