Bima Berduka - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Jumat, 23 Desember 2016

Bima Berduka



Mataram ─ Pena Kampus
Bencana banjir yang melanda daerah Bima mendapat prihatin dari berbagai lapisan masyarakat. Hujan yang mengguyur kabupaten serta kota Bima telah memberi dampak buruk bagi keadaan mereka di sana. Suasana duka ini pun dirasakan oleh para mahasiswa Mataram, terutama mahasiswa asal Bima. Bagaimana tidak? Air hujan telah menghanyutkan pemukiman warga dan ini merupakan bencana banjir yang cukup parah selama beberapa waktu terakhir.

            Banjir yang melanda beberapa wilayah kota dan kabupaten Bima telah mencengangkan khalayak ramai. Hujan yang terus mengguyur sejak pukul enam pagi hingga dua siang pada Rabu (21/12) membuat air meluap dan mengalir dengan deras. Hujan yang bersumber dari desa Maria, Kecamatan Wawo, merupakan daerah terparah yang digenangi air. Daerah lain pun juga mengalami hal yang sama, seperti daerah Ntori, Pesa, Kambilo, Lesu, Ndodu, Lampe, Kumbe, Raba Kodo dan daerah perkotaan Bima lainnya. Berbagai kerusakan pun terjadi. Banjir mengakibatkan banyak jalan harus ditutup sehingga para relawan kesulitan dan terlambat membantu. Tidak hanya itu, terputusnya jaringan membuat pihak-pihak keluarga di Mataram sangat susah menghubungi sanak keluarga yang ada di Bima.
            Sejumlah mahasiswa merasa sedih dan terpukul mendengar kabar bencana banjir tersebut. Apalagi daerah mereka yang tertimpa musibah. “Saya merasa sedih dengan keadaan ini. Sampai sekarang, saya belum mendapat kabar lebih lanjut dari orang-orang rumah. Saya sangat khawatir. Dan yang hanya bisa saya lakukan saat ini adalah terus berdoa untuk keselamatan mereka”, ungkap Ririn, mahasiswi Unram asal Wawo, Bima (22/12).
            Sementara itu, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sendiri telah melakukan penggalangan dana guna membantu saudara-saudara di Bima. Hal ini merupakan instruksi dari pihak BEM FKIP kepada seluruh program studi. Ketua BEM FKIP, Muhammad Zakaria, mengutarakan, “Kami merasa bahwa kami peduli antar sesama. Bima yang merupakan salah satu daerah di NTB menjadi bagian dari kewajiban kami untuk membantu. Melihat ada banyak sekali kerusakan yang terjadi. Dan juga, mahasiswa-mahasiswa asal Bima yang kuliah di sini. Jadi, penggalangan dana ini kami lakukan sebenarnya bukan atas nama lembaga melainkan kewajiban kita bersama.” (Md)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar