Mataram
─ Pena Kampus
Bencana
banjir yang melanda daerah Bima mendapat prihatin dari berbagai lapisan
masyarakat. Hujan yang mengguyur kabupaten serta kota Bima telah memberi dampak
buruk bagi keadaan mereka di sana. Suasana duka ini pun dirasakan oleh para
mahasiswa Mataram, terutama mahasiswa asal Bima. Bagaimana tidak? Air hujan
telah menghanyutkan pemukiman warga dan ini merupakan bencana banjir yang cukup
parah selama beberapa waktu terakhir.
Banjir yang melanda beberapa wilayah
kota dan kabupaten Bima telah mencengangkan khalayak ramai. Hujan yang terus
mengguyur sejak pukul enam pagi hingga dua siang pada Rabu (21/12) membuat air
meluap dan mengalir dengan deras. Hujan yang bersumber dari desa Maria,
Kecamatan Wawo, merupakan daerah terparah yang digenangi air. Daerah lain pun
juga mengalami hal yang sama, seperti daerah Ntori, Pesa, Kambilo, Lesu, Ndodu,
Lampe, Kumbe, Raba Kodo dan daerah perkotaan Bima lainnya. Berbagai kerusakan
pun terjadi. Banjir mengakibatkan banyak jalan harus ditutup sehingga para
relawan kesulitan dan terlambat membantu. Tidak hanya itu, terputusnya jaringan
membuat pihak-pihak keluarga di Mataram sangat susah menghubungi sanak keluarga
yang ada di Bima.
Sejumlah mahasiswa merasa sedih dan
terpukul mendengar kabar bencana banjir tersebut. Apalagi daerah mereka yang
tertimpa musibah. “Saya merasa sedih dengan keadaan ini. Sampai sekarang, saya
belum mendapat kabar lebih lanjut dari orang-orang rumah. Saya sangat khawatir.
Dan yang hanya bisa saya lakukan saat ini adalah terus berdoa untuk keselamatan
mereka”, ungkap Ririn, mahasiswi Unram asal Wawo, Bima (22/12).
Sementara itu, di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan sendiri telah melakukan penggalangan dana guna membantu
saudara-saudara di Bima. Hal ini merupakan instruksi dari pihak BEM FKIP kepada
seluruh program studi. Ketua BEM FKIP, Muhammad Zakaria, mengutarakan, “Kami
merasa bahwa kami peduli antar sesama. Bima yang merupakan salah satu daerah di
NTB menjadi bagian dari kewajiban kami untuk membantu. Melihat ada banyak
sekali kerusakan yang terjadi. Dan juga, mahasiswa-mahasiswa asal Bima yang
kuliah di sini. Jadi, penggalangan dana ini kami lakukan sebenarnya bukan atas
nama lembaga melainkan kewajiban kita bersama.” (Md)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar