Kegiatan akademik menggunakan terop darurat FKIP Unram |
Terlihat Peserta Seminar salah satu mahasiswa prodi PPKN FKIP Unram |
Mataram-Pena Kampus, Pasca gempa Awal berkekuatan Magnitudo 6,4 tanggal 29 Juli 2018, kemudian disusul oleh gempa Utama dengan Magnitudo 7,0 tanggal 5 Agustus 2018, dan gempa susulan bermagnitudo 6,2 Skala Richter tanggal 9 Agustus 2018 yang meluluhtahkan sebagian gedung Universitas Mataram (Unram) membuat aktivitas akademik tersendat.
Keadaan gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unram yang diterjang gempa tersebut mengakibatkan sebagian gedung tidak dapat dihuni oleh civitas akademika.
Hal ini membuat keadaan kampus menjadi amburadul. Terlihat reruntuhan bangunan pada gedung B, C, dan gedung D FKIP Unram rusak parah.
Tetap Berjalan
Keadaan ini tak menyurutkan kegiatan akademik untuk tetap dilakukan. Seperti halnya Seminar Hasil Skripsi yang dilakukan di Gedung Mushollah FKIP Unram.
Sahibul Kahfi salah satu peserta seminar hasil skripsi yang mendapat kendala ruangan akibat bangunan FKIP Unram tak layak pakai. "Saya tidak tau harus bersyukur atau tidak, dengan keadaan ruangan yang tidak kondusif pasca gempa tidak menjadi kendala bagi saya untuk melakukan seminar ini di Musholla," tegas Sahibul.
Seminar ini semula akan dilakukan Rabu, 8 Agustus 2018 di salah satu Gedung FKIP Unram sebelum terjadi gempa susulan 6,4 SR. Namun, bencana alam ini mengubah semua rencana awal seminar tersebut. "Ini bakal jadi sejarah dalam hidup saya," kata Sahibul dengan wajah gembira Pasca seminar hasil skripsinya, Kamis 19/08/2018.
Salah satu Dosen pembimbing skripsi Mahasiswa Prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN) yaitu Dra. Rispawati menyarankan agar seminar hasil skripsi Sahibul Kahfi tetap dilakukan di luar gedung FKIP Unram tanpa menggunakan LCD Proyektor. Keadaan ini tak menyurutkan aktivitas akademik untuk tetap dilakukan.
Himbauan
Sesuai dengan pernyataan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kapada seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) agar tetap waspada. Mengingat gempa susulan diprediksi akan terus terjadi hingga dua pekan ke depan.
Himbauan ini dilakukan agar tidak ada lagi korban gempa yang berjatuhan. BMKG juga menyarankan agar semua gedung yang mengalami kondisi rusak parah dan mengalami ratak parah pada tembok dan tiang bangunan untuk tidak ditinggali.
Mendengar himbauan dari BMKG, Rektor Unram mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk melakukan setiap perkuliahan yang dimulai tanggal 3 September 2018 dapat dilakukan diluar gedung yang mengalami rusak atau retak parah pada bangunannya.
Keadaan gedung FKIP Unram yang mengalami rusak parah mengakibatkan banyak didirikan tenda-tenda darurat dalam melayani aktivitas akademik.
"Kita akan tetap lakukan semua bentuk pelayanan kepada mahasiswa, bila ada yang mau seminar, kita sesuaikan dengan kondisi sesuai imbauan BMKG dan SK rektor," ungkap Ismail selaku Ketua Prodi PPKN saat melayani mahasiswa yang sedang konsultasi skripsinya di brugak FKIP Unram. (Viq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar