Kebahagiaan Kecil Masyarakat FKIP Pascagempa - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 31 Oktober 2018

Kebahagiaan Kecil Masyarakat FKIP Pascagempa

Pena Kampus/Nindy Nursilva Parizka

Mataram, Pena Kampus – Momen bahagia itu terlihat ketika Bagus Prasetyo salah satu anggota Lembaga Pers Mahasiswa Pena Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) membacakan Puisi “Sajak Suara” penuh gairah tentang sikap apatis mahasiswa di sela penutupan acara Dies Natalis(DN) FKIP yang ke-36. 

Acara DN FKIP ke-36 pada, Sabtu (27/10/18) memberikan pelajaran berharga. Umur 36 tahun membuktikan bahwa suatu kemajuan itu sukar untuk diraih. Terlihat dari kesiapan acara DN yang ditenggarai oleh Pengurus BEM FKIP masih banyak kekurangan. Baik dari acara, maupun saat lomba berlangsung.

Lapangan Volly menjadi panggung puncak acara DN FKIP dengan menampilkan beberapa persembahan dari setiap perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) maupun Himpunan Mahasiswa Program Stusi (HMPS) untuk unjuk kebolehan seperti: baca puisi, nyanyi, dan menampilkan beberapa tarian daerah yang ada di NTB oleh beberapa perwakilan HMPS.

38 tahun silam, FKIP Unram dimulai berdasarkan SK Menteri Pendidikan No. 326/D2.3/M/80 tertanggal 31 Desember 1980, yang dimulai dengan Program Diploma 1 antara lain: Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Matematika.

Melalui SK No. 102/PT.21/H4/81, tanggal 25 April 1981, Rektor Unram membuka FKIP dan dengan terbitnya SK Presiden RI No. 63 tahun 1982 tanggal 7 September 1982 tentang Susunan Organisasi FKIP Unram, maka FKIP secara resmi menjadi bagian Unram kala itu. Dengan terbitnya SK Presiden tersebut, maka FKIP Unram merayakan hari jadinya setiap tanggal 7 September.

Dua bulan telah berlalu, FKIP Unram yang mendapat musibah akibat gempa bumi yang merobohkan beberapa bangunannya kali ini tak nampak kesedihan sedikitpun dari para mahasiswa yang merayakan beberapa acara yang diadakan oleh panitia DN. Dari mulainya mata lomba yang dilombakan dalam menyambut DN FKIP Unram, kebahagiaan itu terus nampak. “Beberapa lomba yang diselenggarakan kiranya dapat menghibur mahasiswa FKIP, salah satunya Lomba Solo Musik dan Volly Putra dan Putri” ungkap Jadid, mahasiswa semester 3 Prodi Bahasa Indonesia itu.

Namun, kesiapan itu tak luput dari kekurangan. Terlihat pada lomba Solo Musik yang diselenggarakan, tak ada panggung megah yang membuat acara tersebut terlihat meriah, dengan bermodalkan terop berukuran standar 3 kali 4 meter tanpa panggung, para peserta lomba tak menyurutkan niat menyalurkan bakatnya dalam dunia tarik suara.  “Saya belum melihat keseriusan panitia dalam menyiapkan lomba, padahal kita dari UKMF siap membantu,” kata Fajar, mantan Ketua UKM Musik FKIP Unram Periode 2016-2017 itu mengeluh.

“Padahal kita juga masyarakat FKIP,” tegas Fajar mengeluh saat menonton lomba Solo Musik di samping Musholla FKIP, Kamis 25/10/2018.

Menurut Ketua Panitia, Muhammad Solihin Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Sosiologi persiapan DN ini telah dilakukan sebelum bencana gempa bumi melanda Lombok 5 Agustus lalu. Hal itu menjadi salah satu kendala dari panitia sehingga menyebabkan kurang meriah diakibatkan kurangnya panitia yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Senada dengan yang dikatakan oleh Wakil Dekan III FKIP Ni Made Novi Suryanti. “Gempa bumi yang melanda Lombok tak menyurutkan niat dari kami (masyarakat FKIP) untuk mengadakan acara ini, karena secara tidak langsung, kegiatan DN ini menjadi Trauma Healing bagi masyarakat FKIP,” pungkasnya saat dikonfirmasi Pena Kampus di ruangannya, Sabtu (27/10/2018).

Lain halnya dengan Irma Sopiana ketua UKMF Musik, ia menganggap acara DN yang dilaksanakan oleh BEM FKIP kurang koordinasi dengan berbagai Organisasi kemahasiswaan yang ada di FKIP.  Selain itu, publikasi tentang DN sangat kurang sehingga antusiasme mahasiswa atau birokrat tak menyadari adanya acara DN tersebut.

Harapan bersama tentunya seluruh warga FKIP pada DN ke-36 ini dapat membuat FKIP Unram semakin jaya, semua kerusakan akibat gempa segera diperbaiki dan FKIP dapat mencetak lulusan lulusan pendidik yang semakin profesional dan berkulitas. “Sehingga kebahagiaan kecil itu menjadi ruah bersama,” ungkap Jadid. (Nnp/Dev/Nri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar