Kulihat doa melayang - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Sabtu, 13 Oktober 2018

Kulihat doa melayang


  
thesmartlocal.com



#Kumpulan Puisi


Janjimu untuk menciumku

Sudah 36 purnama yang lalu, waktu kita menangis bersama di malam purnama yang pertama. Kamu janji mau menciumku, setelah berapa lama tak bertemu. Waktu itu rambutmu merah dan lurus sampai dekat anus. Kini sampai pisang  masak jadi ungu, ciumanmu tak juga datang ke bibirku. Aku sudah lelah menunggu, alasanmu cuma bilang "tunggu sampai ketemu". Kini aku sudah lupa purnama keberapa, sejak waktu kita menangis bersama. Bahkan aku sudah lupa kau berjanji menciumku, sampai akhirnya kutemukan ciumanku dengan seorang wanita yang sebelum menikah berkata "aku pernah berjanji pada seorang lelaki untuk menciumnya, maukah kau menggantikannya? Sebelum bibirku tak lagi baik bentuknya".

           Akaren, 34 
SM


 
 




Kisah Paman dan kawannya

"Kamu itu terlalu banyak baca!"

"Dimana letak kesalahan orang membaca?"
Kata paman kepada kawannya

"Tidak ada salahnya, cuma kamu itu terlalu banyak beretorika!
Tidak ada aksi nyata!"

"Kamu mabuk apa? Whisky? Tuak? Arak? atau janda?"
Kata paman sambil tertawa

"Kita mabuk dengan wacana yang cuma omong kosong belaka!"
Mereka berdua mati tertawa.

  Akaren, 3871





Kulihat doa melayang

Saban malam kulihat doa melayang,
melayang bersama tangis dalam remang,
seperti sisa cahaya kunang-kunang,
terbang diantara tangan yang seperti kembang, disana
diantaranya ada benang
benang yang menjulang, menuju yang benar-benar terang
doa-doa itu terus melayang tak karuan
seperti tak punya tuan, tak punya tujuan
dan akan terus melayang sampai hilang.

     Akaren, 2021



Penulis* Bagus Prasetyo
Anggota LPM Pena Kampus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar