Pemuak Bumi - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Sabtu, 20 Februari 2021

Pemuak Bumi

Oleh: Nur Islamiyati (Anggota LPM Pena Kampus) 


                                                                                          Twibbon.com

 

Ku pikir tak apa jika sesekali menghadapi badai

Mengorbankan segala helaian daun, bunga, mahkota, dan tangkai

Kini yang tertinggal hanyalah batang tubuh yang rapuh

Lalu pada bagian mana harus ku sambung agar ia kembali utuh?

 

Katamu,

Yang indah tak melulu tentang bunga

Dan menjadi bunga tak selamanya harus berwarna

Pantaskah aku tumbuh kembali menjadi ilalang?

Lalu dengan benang yang mana harus ku rajut agar tak hanya jadi angan?

 

Jalanan terasa semakin sempit seiring tembok yang kian menghimpit

Tersembunyi segenap keraguan pada pilihan antara hitam atau putih

Aku meringkih,

Suara-suara itu kembali membuatku tertatih;

Lolongan anjing,

Dan tetangga-tetangga yang senang bergunjing

 

Siapa aku?

Apa aku serupa iblis yang tangisnya adalah hujan yang mereka nanti?

Atau malaikat yang kemarahannya adalah petir-petir yang justru mereka hindari?

Atau semacam petaka yang mereka kutuk abadi dalam hati?

Atau mungkin dimata mereka aku tak lebih dari seorang pemuak bumi

 

Mereka bahagia atas senyum yang telah lama tenggelam di ujung Sahara

Aku duduk di tepi tebing, merangkul rasa bersalah yang mengganda

Sampai kematian melakukan bagiannya,

Lari dari amukan singa atau bertahan dengan gigitan kobra, akhirnya akan tetap sama;

Aku tamat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar