Mahasiwa Mendesak Polda NTB Menyikapi Pelecehan Seksual yang Meradang - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Selasa, 05 Juli 2022

Mahasiwa Mendesak Polda NTB Menyikapi Pelecehan Seksual yang Meradang

Sumber: Tim Pena Kampus
 
Mataram, Pena Kampus – Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) menggelar aksi terkait penanganan terhadap korban pelecehan seksual, yang dialami oleh mahasiswi perguruan tinggi negeri dan swasta di Mataram. Masa aksi mendesak pihak Polisi Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk mengkonfirmasi kelanjutan serta tindakan terkait penanganan kasus tersebut. (05/07/2022)

 
Sejumlah mahasiswi diketahui melapor kepada Koordinator Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Unram, bahwa mereka telah mengalami pelecehan seksual. Pelaku sendiri dikabarkan merupakan pria (65) mengaku sebagai dosen yang mampu membantu mahasiswi masuk ke perguruan tinggi dan menyelesaikan skripsi korban.

 
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa Unram turun melakukan unjuk rasa, mendesak pihak Polda dalam menyikapi kasus pelecehan seksual yang terjadi di NTB. Sesuai dengan poin tuntutan yang diberikan ke Polda NTB.

 
Poin tuntutan pertama, yaitu menuntut polda NTB supaya serius dan mengusut sampai tuntas dalam menangani kasus pelecehan seksual. Kedua, mendesak polda NTB untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku pelecehan dan kekerasan seksual. Ketiga, mendesak polda NTB untuk memberikan sanksi hukum kepada pelaku pelecehan dan kekerasan seksual. Ke empat, mendesak dan menuntut Polda NTB untuk berkomitmen dan menyatakan sikap menolak segala bentuk tindakan pelecehan dan kekerasan seksual. 

 
Kelima, mendesak dan menuntut Polda NTB untuk memberikan perlindungan hukum, dan pendampingan psikologis bagi korban. Keenam, Menuntut Polda NTB untuk berkomitmen melakukan edukasi kepada masyarakat NTB. Terakhir, mengecam keras segala bentuk tindakan pelecehan dan kekerasan seksual baik berupa fisik, lisan, tulisan, foto dan video dalam dunia nyata maupun mata.

 
Kemudian masa aksi berharap Polda NTB memberikan transparansi sejauh mana penanganan yang telah dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh Elwani Pramesti, selaku anggota aksi saat diwawancarai oleh tim Pena Kampus (04/07). “Kita tidak ingin tahu identitas korban, tapi transparansi proses penyelidikan itu yang ingin kita tahu.” Ungkapnya.

 
Dari pihak Polda sendiri mengabarkan bahwa ada dua orang mahasiswi yang mengaku sebagai korban telah melapor ke Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA). Laporan tersebut diterima sebagai dasar untuk melakukan penyelidikan. Hingga kini, Polda sedang menginvestigasi laporan tersebut. 

 
Seperti yang di ungkapkan oleh Artanto selaku Kepala Bidang Humas Polda NTB. “Jadi dari informasi tersebut harus kita dalami, dari masyarakat akan memonitor sampai mana perkembangan penyelidikan.” Jelasnya saat diwawancarai oleh tim pena kampus (04/07). (Ren, Tin)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar