Nosstress: Hablum Minannas dan Hablum Minal ‘Alam - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 20 Juli 2022

Nosstress: Hablum Minannas dan Hablum Minal ‘Alam

Sumber: Anggota Pena Kampus 

Oleh: Lalu Muammar Qadafi
(Anggota Pena Kampus)

“Wahai bintang jatuh ku tahu kau lelah, begitu banyak harap terbeban padamu, terangnya angkasa membuatku terpaku”. Begitulah beberapa bait lirik salah satu lagu Nosstress yang menjadi playlist di waktu jam dini hari, waktu biasa anak muda sering terjebak di penyakit overthinking, begitupula saya. Terjebak dalam malam yang sunyi. Di waktu yang bersamaan, saya mencoba untuk menikmati dan merenungi setiap lirik lagu Nosstress yang biasanya saya gunakan untuk menghayal atau mengimajinasikan sesuatu yang tidak jelas dan tidak perlu.


Begitulah cerita awal dari sebuah coretan ini, lupakan dan kita mulai ke topiknya. Sebelum itu, Nosstress adalah band asal Bali yang terdiri dari tiga personil, Man Angga, Kupit, dan Cok Bagus. Meskipun  kini hanya tinggal berdua, menyisakan Man Angga dan Kupit saja. Nosstress menghadirkan musik dalam balutan blues dan folk pop, di tiap karyanya Nosstress menyederhanakan kritik, optimisme, dan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan dalam lirik-lirik yang ringan.


Dalam Islam, konsep sosial di mana manusia menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya disebut hablum minannas. Selain ditugaskan untuk menjaga persaudaraan sesama manusia, manusia juga diberi tugas untuk memakmurkan bumi, di mana manusia memiliki hubungan dengan alam atau lingkungan yang disebut hablum minal ‘alam.


Melalui karyanya, Nosstress mendengungkan manusia harus peduli sesama manusia dan alam. Nilai-nilai hablum minannas dan hablum minal ‘alam harus diamalkan. Ada beberapa lagu Nosstress yang mempresentasikan hal tersebut. Dan hal inilah yang ingin saya ulik. Berikut beberapa karya Nosstress yang menyuarakan nilai-nilai sosial dan alam.


PPKN

Pertama ada lagu PPKN. Lagu ini menyajikan bagaimana manusia harus saling peduli antar sesamanya. Seperti hal kecil yang sedari Sekolah Dasar sudah diajarkan oleh Guru PPKn, “Dari kecil diajarkan ‘tuk cintai sesama, saling tolong menolong jelas adalah mulia, saling menghormati antar sesama manusia, dan semua mahluk hidup yang berada di dunia.” Seperti yang disampaikan dalam surah Al-Maidah ayat 2 “Saling Menolong lah kamu dalam melakukan kebaikan dan taqwa. Dan jangan saling menolong pada perbuatan yang dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah SWT. Sebenarnya siksaan Allah SWT sangatlah pedih.”


Lanjut Nosstress “Tepo seliro janganlah pernah diabaikan, ia adalah senjata pemersatu bangsa, toleransi adalah kunci hidup bersama, dan berbagi membuatnya semakin indah.” Pada lirik ini menjelaskan toleransi dan tenggang rasa harus selalu ditanam dalam diri manusia karena merupakan dasar mempersatukan umat manusia begitupula bangsa. Begitupula yang dijelaskan dalam surah Al-Hujurat ayat 10 “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”


Tidak hanya itu, sepenggal lirik yang sedikit menyayat hati dalam realita yang ada dalam lagu itu. “Setidaknya begitu yang tertulis dalam buku, pak guru ppkn mengajarkannya, nampak mudah sekali namun kenyataannya.”


Melihat realitas sosial sekarang, manusia hanya belajar bersosial dalam segi teoritis saja, tetapi tidak sampai pada aksi nyata.


Bu Darmi

Lagu ini bentuk potret kondisi sosial di masyarakat kita, pahit tapi begitulah kenyataannya. Juga menampar kita semua yang kurang peduli terhadap sekitar. Dibuka dengan kalimat, “Ku tuturkan sebuah cerita.  Kisah sedih yang jadi biasa, karena kita menutup mata.”


Berkisah tentang keluarga miskin yang terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhannya, apalagi mereka memiliki anggota keluarga yang banyak, ditambah lagi kebutuhan untuk melaksanakan upacara agama, semakin membuat Bu Darmi menderita.


Selain itu, di lagu ini Nosstress juga menunjukkan sesuatu yang kontradiktif di Bali. “Gema ripah alamnya harmonis. Begitu tertulis di brosur pariwisata. Ibu Darmi kembali menangis. Keluarga harmonis butuh tangisan Bu Darmi.”


Ketimpangan seperti ini saya yakin tidak hanya terjadi di Bali. Ketika suatu kota atau daerah sibuk bersolek menampilkan kecantikannya, mereka lupa tentang nasib dan kesejahteraan penduduknya.


Tak cukup hanya di situ, dalam lagu ini Nosstress juga memotret seorang perempuan yang selalu menjadi korban di lingkungan yang patriarki. Sudah harus menanggung malu kerena berhutang, mengurusi seluruh persoalan domestik, Bu Darmi juga mengalami KDRT. “Menang mungkin, kalah sudah pasti. Nampaknya begitu tulis tangan Pak Darma. Ibu Darmi kembali meringis. Pak Darma jadi bengis Bu Darmi jadi sasaran.”


Lirik-lirik di atas merupakan kritik sosial bagi kita semua manusia, sedangkan manusia dianjurkan untuk saling tolong menolong kepada sesama karena Allah menjanjikan pertolongan di akhirat bagi hamba-Nya yang mau menolong kepada sesamanya, seperti yang dijelaskan dalam hadist riwayat Bukhori "Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya."


Beragam Warna

Lewat lagu pertama dalam album Istirahat ini, Nosstress membawa pesan tentang pentingnya toleransi, mengingatkan kita tentang indahnya perbedaan. “Lihat kawan indahnya berbeda. Beragam warna dan suara. Dunia tak akan pernah nampak indah. Jika hanya ada kamu tanpa mereka”.


“Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al-Hujurat : 13)


Lagu ini menyampaikan bagaimana perbedaan itu menjadi sebuah hal yang indah dan menguatkan prinsip toleransi bagi sesama umat manusia. Dimana perbedaan bukanlah alasan memisah diri dengan yang lain dan berlomba menjadi yang lebih baik dari yang lain, karena sepatutnya baik buruknya manusia dilihat dari ketakwaannya.


Owa Kecil

Owa adalah salah satu jenis kera yang paling langka di dunia. Di lagu ini Nosstress mengingatkan tugas kita sebagai manusia, untuk selalu hidup selaras dengan alam, peduli terhadap lingkungan serta makhluk lain, termasuk hewan. “Mencinta dengan menjaga, memang itu tugas kita. Mencinta dengan menjaga, alam beserta isinya.”


Seluruh umat manusia harus punya andil dalam menjaga dan melestarikan alam. Alam dan hewan merupakan bagian dari diri manusia yang tidak bisa hidup tanpa salah satunya. Sejatinya hidup manusia, alam, dan hewan selalu berdampingan dan tidak dapat dipisahkan, seperti lirik yang disampaikan, “Hewan ia temanku, alam juga kawanku, dan kau sahabatku”.


Dalam Surah al-A’raf ayat 56 juga menganjurkan manusia untuk tetap menjaga dan tidak merusak alam, “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”


Adek

Di sini Nosstress mengajak kita semua untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan, sebab kita juga yang akan menuai manfaatnya. Nosstress juga menyadarkan kita tentang kondisi lingkungan sekarang yang semakin tidak karuan, jauh dari kata asri. “Adek jika ingin berkejaran dengan capung. Mari adek kita jaga air bumi jangan kotor. Kini capung telah hilang. Dia pergi entah ke mana. Dia memberi tanda, kita lupa jaga bumi.”


Melihat kondisi alam sekarang, banyak pohon yang ditebang karena kerakusan manusia. Berlarian mengejar keuntungan pribadi sampai lupa yang dilakukannya mengancam kesehatan bumi dan seisinya.


"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar-Rum:41). Begitupula yang diterangkan dalam Al-Qur’an untuk seluruh umat manusia.


Nilai-nilai Hablum Minannas dan Hablum Minal ‘Alam jamak disampaikan dalam karya-karya Nosstress tersebut. Tidak hanya karya-karya yang saya jelaskan di atas, masih banyak karya Nosstress tentang sosial dan lingkungan yang menyiratkan banyak makna untuk kita renungi dan mulai untuk kita membuka mata. Dan bukan hanya perihal sosial dan lingkungan yang disampaikan Nosstress, adapula tentang cinta, prinsip hidup, dan kritik terhadap politik. Lebih afdalnya, dengarkan sendiri di kanal masing-masing.


Akhir dari coretan ini, saya mengulang kembali pertanyaan Nosstress untuk kita semua pikirkan bersama-sama dalam lagu Mari Pikir, “Tanah, air, udara dirampas tak bernurani. Hutan dibakar, gunung dikeruk, laut tak lagi biru, apakah kita ‘kan berdiam saja?”


Saya tutup dengan sepenggal lirik lagu Nosstress, “Terima Kasih, ‘tuk semua kawan,” “Ku berharap kawan, kita semua ‘kan sehat selalu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar