FTMP 23: Bangkitkan Kesenian NTB - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Selasa, 28 November 2023

FTMP 23: Bangkitkan Kesenian NTB



(Sumber: Pantia FTMP)


Mataram, Pena Kampus - Festival Teater Modern Pelajar (FTMP) ke-23 yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Putih, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) bangkitkan festival kesenian Nusa Tenggara Barat (NTB). (28/11/23)


Menginjak angka ke-23 tahun, FTMP hadir kembali dengan warna dan nuansa yang baru, Layla selaku ketua pelaksana menjelaskan FTMP kali ini memiliki tujuan untuk membangkitkan kembali gairah festival seni yang ada di wilayah NTB. “kali ini kami memiliki tujuan untuk mengembalikan aura festival seni” jelasnya, (23/11).


Tidak hanya menampilkan pertunjukan teater, FTMP tahun ini juga berkolaborasi dengan Decko salah satu komunitas street art Lombok. Sejalan dengan niat panitia pelaksana yang ingin menghadirkan berbagai bentuk kesenian yang ada, "kami memang tidak hanya menghadirkan pertunjukan teater, melainkan juga seni apapun yang ada itu yang ditampilkan." Tambahnya.


Acara FTMP ini digelar selama 9 hari, yakni 15-23 November 2023 yang menampilkan 24 sanggar sekolah se-Nusa Tenggara Barat untuk berkompetisi memperebutkan piala Gubernur.


Teater dan NTB


Mengusung tema "Teater dan NTB" Teater Putih berharap untuk menumbuhkan generasi seni yang berdaya saing tinggi dan mampu memberikan perubahan untuk NTB yang lebih baik. “ya harapannya dari festival ini kita bisa mencetus generasi yang unggul dan berdaya saing untuk NTB dalam bidang seni ini”. Ungkap Elin selaku sekertaris panitia FTMP ke-23. (23/11)


Ia juga menjelaskan jika FTMP kali ini hadir dengan tema “Teater dan NTB” dengan maksud sebagai teater untuk mencari jatidiri dan NTB yang dimaksudkan adalah pelajar sebagai peserta.


Namun disamping itu Layla mengeluhkan terkait dengan kurangnya apresiasi yang ditunjukkan dari pemerintah provinsi atau pun pihak Dekanat FKIP sendiri, “dengan kami yang membawa piala bergilir gubernur, namun dari gubernur sendiri tidak pernah sekalipun melirik FTMP kali ini, kami juga berharap ada dana tambahan dari kampus diluar dana tahunan ormawa itu tapi sulit terealisasi”. Tutupnya. 


Peraih Piala Gubernur


Dari 24 sanggar yang mengikuti Festival tersebut, Sanggar Bengkel Sastra dari SMAN 1 Dompu berhasil keluar sebagai juara umum pada FTMP tahun ini. Bengkel sastra merupakan satu-satunya sanggar dari luar pulau lombok yang mengikuti FTMP tahun ini, dengan membawa lakon "Pelangi Balada Perawan Tua" karya Nano Riantiarno,  tidak hanya sebagai juara umum, Bengkel sastra juga berhasil membawa pulang nominasi Penyutradaraan terbaik, Aktor Pembantu Terbaik, serta Penata musik terbaik. 


(Penyerahan piala gubernur untuk SMAN 1 Dompu)


Kemudian, Teater Tereng dari SMKN 3 Mataram berhasil meraih posisi kedua sebagai penyaji terbaik, dengan lakon "Sepotong Riwayat Mamak" karya Arga Purnama, Tereng juga membawa pulang nominasi Aktor dan Aktris terbaik. Kemudian disusul oleh Teater Bintang dari SMAN 1 Gangga yang merupakan peraih piala gubernur FTMP tahun lalu, tahun ini Teater Bintang meraih posisi ketiga sebagai penyaji terbaik dengan lakon "Pawon Inaq Gecip" karya De Galih Mulyadi, dan juga membawa pulang nominasi Aktris pembantu terbaik. (ali/ron)

1 komentar:

  1. Selamat buat Teater Putih yang sukses menggelar Festival Teater Modern Pelajar ke-23 pada November kemarin.

    Beberapa saran ke depan:
    Pertama, terkait nama piala yang diperebutkan yaitu "Piala Gubernur" sementara Sang Gubernur (NTB) sejak awal festival digelar tak pernah hadir, tak perlu dikeluhkan. Itu adalah pilihan. Lakukan evaluasi, apakah ke depan masih tetap akan memakai nama "Piala Gubernur" atau tidak. Pertimbangkan betul plus-minusnya.
    Kedua, jangan pula mengeluh dengan terbatasnya dana dari pihak fakultas atau dekanat. Ambil hikmah dari keadaan tersebut. Bukankah selama ini kenyataannya Festival Teater Pelajar Modern yang digelar selalu dapat terlaksana dengan baik dan sukses? Itu artinya, Teater Putih selalu bisa ke luar dari permasalahan keterbatasan anggaran yang tersedia untuk kemudian dapat menjalin kerja sama dengan pihak luar.
    Tiga, masa mahasiswa adalah masa dimana kita belajar berorganisasi. Dan ini telah kalian lakukan dengan adik. Maka, dari pe halaman ini, satu kesimpulan penting yang harus dicamkan, yaitu, "Tidak ada kesuksesan yang diraih dengan mudah. Selalu melalui proses yang disertai kerja keras". Selain itu, sadari pula, sebuah hasil kerja hebat selalu dibangun dengan adanya network. Ini, sekali lagi, semua telah kalian lakukan. Ini akan menjadi pengalaman hebat kalian ke depan....

    Salam,
    ADI PRANAJAYA
    Alumni Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unram Angkatan 1981 dan Pendiri Teater Putih pada 1982, saat ini menetap di Jakarta sebagai Dosen dan Sutradara Film

    BalasHapus