Bareng
Bekangen adalah kelompok peternak bibit sapi unggul desa Pengadangan, Lombok
Timur. Kelompok ternak ini didirikan pada 25 Mei 1986, dan saat ini memelihara
131 ekor sapi. Kelompok tani sudah dikemal secara nasional bahkan
internasional.
Kelompok ternak Bareng Kangen tidak mengembang sapi pedaging melainkan hanya focus
untuk membiakkan bibit sapi unggulan. Pengembangan bibit sapi di desa
Pengadangan telah menerapkan berbagai teknologi terbaru sehingga kualitas bibit
sapi yang dihasilkan benar-benar berkualitas tinggi.
Pengembangan bibit-bibit sapi unggul
ini dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi rutin setiap tiga bulan sekali,
selain itu pemberian pakan juga diperhatikan. Agar kualitas sapi tetap ideal,
para peternak tetap menjaga kebersihan kandang dan memberika pakan yang khusus
untuk menambah nafsu makan. “Selain memberikan rumput biasa, kami juga memberi
makan sapi-sapi ini daun turi dan gamal agar nafsu makan serta kandungan
susunya bertambah,” jelas Nurhadi.
Bibit sapi yang dikembangkan oleh
kelompok ternak Bareng Kangen didatangkan
langsung dari Bali dan Australia. Beberapa jenis bibit sapi yang dikembangkan
di desa Pengadangan diantaranya Berangus, sapi Mental, sapi Limosin, dan yang
dari Australia adalah sapi Brahman. Bibit sapi yang ideal untuk dikembangkan
adalah yang berumur 18 bulan.
Jumlah bibit sapi yang dikembangkan
terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2006 hanya 75 ekor sapi yang
diternakkan namun angka ini meningkat menjadi 131 ekor pada tahun 2012. Hal ini
senada dengan yang dijelaskan oleh Bapak Nurhadi (55) selaku ketua kelompok
ternak sapi “Alhamdulillah, jumlah bibit
sapi kami saat ini mengalami peningkatan. Ditahun 2006 lalu hanya terdapat 75
ekor yang dikelola kelompok kami”.
Kelompok Ternak ini tidak lepas dari
berbagai kendala baik teknis maupun pemasaran. Kendala-kendala teknis misalnya
dalam proses pengawinan, bibit sapi betina harus dibawa ke tempat sapi jantan.
Hal ini disebabkan jumlah sapi jantan yang ada dikandang kelompok ternak tidak
memenuhi. Hanya terdapat 10 ekor sapi jantan, sehinggan setiap proses
pengawinan para peternak membayar 50
ribu rupiah untuk setiap kali sapi dikawinkan.
Untuk saat ini pemasaran bibit sapi unggul
hanya di wilayah Lombok Timur saja. Namun kelompok ternak ini pernah mencoba
untuk mengekspor bibit sapi ke Malaysia. Namun hal ini tidak dilanjutkan karena
adanya program Bumi Sejuta Sapi yang diluncurkan oleh pemprov NTB. Jadinya
semua bibit sapi ditahan demi peningkatan jumlah sapi Lokal.
Meskipun terletak di desa kecil di
Lombok Timur, kelompok ternak Bareng Kangen telah memiliki nama yang besar. Ini
terbukti dengan kunjungan beberapa mahasiswa dan peternak dari luar daerah di
antaranya Bogor, Kalimantan, dan juga dari Papua. Bahkan beberapa ahli dari Jepang
berkunjung dua kali berturut-turut, yakni tahun 2006 dan 2007 karena
ketertarikannya dengan kualitas sapi yang sangat bagus.
Kotoran
Sapi pun Dimanfaatkan
Selain pengembangbiakan bibit-bibit
sapi unggul, Nurhadi menjelaskan
bagaimana kelompok ternaknya juga mengolah kotoran bibit sapi yang
mereka kembangkan. Saat ini Nurhardi bersama kelompoknya telah mengembangkan empat
produk hasil limbah kotoran sapi. Salah satunya adalah pupuk Kompos biogas yang
berasal dari kotoran sapi serta Mol dan Bio ureen dari kencing sapi.
Produk-produk ini bisa dimanfaatkan oleh para petani yang berada di Pringga
Sela. Dan baru-baru ini kelompok ternak sapi Bareng Bekangen juga tengah
mencoba membuat pupuk kompos dalam bentuk butiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar