Mataram (Pena
Kampus)
- Peyewaan Auditorium Muhammad Yusuf Abubakar
Universitas Mataram akhir-akhrir ini banyak didiskusikan Mahasiswa. Karena, hampir di setiap akhir pekan Auditorium selalu
disewakan pada masyarakat umum untuk acara resepsi maupun pesta. Hal ini sangat dikecam
oleh mahasiswa, pasalnya pihak Rektorat lebih memprioritaskan penyewaan
dari pada kepentingan mahasiswa yang berkegiatan di Auditorium.
Hampir
Setiap akhir pekan Auditorium sering kali terlihat
keramaian yang tak terduga. Nyatanya gedung peninggalan tersebut digunakan sebagai
tempat acara pesta maupun resepsi, bahkan di setiap minggunya sudah penuh di pesan untuk
minggu-minggu selanjutnya, sehingga menyebabkan mahasiswa sulit meminjam Auditorium
pada akhir minggu. Hal tersebut menjadi pertanyaan besar dari kalangan mahasiswa Unram sendiri. Sebenarnya apakah yang
melatarbelakangi pihak Rektorat lebih memprioritaskan masyarakat luar daripada
mahasiswa sendiri?
“sebenarnya salah satu sebab disewakan Auditorium untuk
membuat masyarakat tidak terlalu banyak meminjam Auditorium, tetapi ketika disewakan malah membuat orang-orang
semakin ingin menyewa sebagai tempat acara, hal itu membuat kami dilema, kalau
tidak disewakan biaya perawatan Auditorium sendiri membutuhkan biaya perawatan
yang tidak sedikit, ” ungkap Ahib Riady selaku ketua kasubag UHTLp.
Penyewaan Auditorium akan cepat diberikan kepada pihak luar dibandingkan mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pengembangan kualitas diri mahsiswa. ketika organisasi mahasiswa (ormawa) di tingkat Fakultas maupun Universitas ingin menggunakan Auditorium malah di sewakan pihak-pihak luar yang ingin mengadakan kegiatan yang lain.
Ketua
umum HMP2K Unram, Agus mengatakan “Ini
(penyewaan Auditorium, Red) dikarenakan adanya unsur pengakumulasi modal dari pihak-pihak
yang menginvestasi modal untuk melakukan kegiatan di ruang tersebut. Pihak Birokrasi
akan menerima penyewaan atas dasar modal yang diberikan cukup banyak
dibandingkan memilih mahasiswa untuk menggunakannya. ini salah satu bentuk dari
ketidakadilan pihak Birokrasi kepada mahasiswanya.”
Pihak
Birokrat hanya melihat kuantitas mahsiswanya saja yang nantinya bisa memberikan
tambahan dana-dana untuk Universitas, tetapi dalam hal kualitas, kepuasaan mahasiswa seolah dipandang sebelah mata oleh pihak Birokrasi
“lanjut Agus”.
“Harusnya pihak rektorat lebih memprioritaskan mahasiswa
dari
pada masyarakat luar, kan Auditorium ada di ruang lingkup
Unram jadi seharusnya pihak Rektorat tidak berbuat seperti itu (menyewakan
audit pada masyarakat),” tukas Ewin
mahasiswa FKIP Unram Prodi Bahasa Inggris
“Meskipun itu untuk biaya pembangungan atau lainnya,
tetap saja akan menjadi masalah. Pasalnya kalau begitu alasannya, kita sebagai mahasiswa kan sudah membayar uang SPP dan seharusnya pihak Rektorat mampu
mengelola uang tersebut untuk memfasilitasi kebutuhan dari mahasiswa itu
sendiri,” lanjutnya
“Apabila pihak Rektorat lebih mementingkan orang lain
dari
pada kepentingan mahasiswa, maka kami sebagai mahasiswa
akan membuat sebuah pengaduan untuk memprotes pihak Rektorat. Namun apabila
masih saja tetap tidak ditanggapi, maka kami akan menyewa tempat lain selain Auditorium,”
tegas Ewin pada Pena Kampus.
(Heny,Novita,Wawak,Antok)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar