Mataram (Pena Kampus) - Terlambatnya
pemberian Kartu
Tanda Mahasiswa (KTM)
merugikan mahasiswa
baru (maba).
Pasalnya, tanpa KTM Maba kesulitan meminjam buku di Perpustakaan, meminjam proyektor untuk kuliah dan sulit melakukan pengobatan ke
Poliklinik
Unram.
Hingga memasuki Bulan keempat perkuliahan,
Maba Universitas
Mataram
belum memiliki KTM.
Keterlambatan pendistribusian KTM tidak hanya terjadi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), namun di semua Fakultas di Unram. Menurut Kepala Bagian
Registrasi Unram, Trisnayati, keterlambatan pendistribusian KTM karena masih ada data-data Maba yang kurang lengkap. Pihak Program Studi (Prodi) dan Fakultas belum melengkapi data mahasiswa, sehingga bagian
Registrasi selaku pihak yang mengurus
pembuatan dan pendistribusian KTM kesulitan melakukan pencetakan KTM untuk maba. Dari bagian Registrasi menjanjikan pemberian KTM paling lambat sebelum
semester ganjil. “Pembuatan KTM bukanlah perkara yang mudah. Namun semester depan semua sudah bisa dibagikan
kepada mahasiswa baru”
terangnya.
Beberapa mahasiswa menuding keterlambatan pembuatan
KTM mahasiswa baru disebabkan banyaknya jumlah mahasiswa baru yang diterima
Unram pada tahun ini, terutama mahasiswa baru jalur mandiri. Namun Pihak
registrasi Unram membanah hal tersebut. Keterlambatan ini menurut Trisnawati
lebih disebabkan karena adanya penambahan data yang harus diisi oleh mahasiswa
baru yaitu data untuk penerapan kebijakan uang kuliah tunggal (UKT).
Selain masalah data UKT, Trisnawati juga menyebut waktu
pendaftaran ulang mahasiswa baru yang bertahap-tahap sampai
pendaftaran mandiri berakhir, menjadi faktor keterlambatan KTM ini. Seperti yang diketahui, proses daftar ulang
mahasiswa baru masih berlangsung sampai hari pertama ospek universitas.
Proses pembuatan KTM berawal
dari biodata yang diisi oleh mahasiswa baru. Setelah itu data tersebut dipisahkan menurut fakultas dan prodinya. Lantas, data tersebut dicek ulang untuk memastikan kelengkapan datanya. Barulah kemudian data-data tersebut dapat dikirim
ke percetakan. “Setelah
dicetak, pihak kami akan menyesuaikan lagi data yang sudah dicetak di KTM
dengan data di berkas secara manual,” ungkap Trisnawati.
Saat
ditanyakan
mengenai solusi bagi
mahasiswa baru sebelum KTM selesai, pihak Registrasi mengatakan, maba dapat membawa surat
kwitansi pembayaran SPP dan menunjukannya ke petugas perpustakaan, perlengkapan, ataupun poliklinik. Maba yang ingin meminjam buku diperpustakaan atau berobat ke Poliklinik cukup menunjukkan kwitansi pembayaran SPP.
Namun, sangat disayangkan kebijakan ini belum disosialisasikan kepada seluruh mahasiswa baru.
Hal ini dilihat dari ketidaktahuan maba akan kebijakan tersebut. “Saya tidak
tahu harus menunjukkan kwitansi,
sebab
petugasnya tidak meminta sih” terang salah satu maba yang pernah datang
meminjam buku perpustakaan di UPT.
Selain
itu, Syaripuddin,
salah seorang maba mengaku kesal dengan keterlambatan pemberian
KTM ini. “Katanya akan
diberlakukan satu jalur di
awal 2014, tetapi mahasiswa baru belum dapat KTM. Sementara untuk dapat akses
masuk membutuhkan
KTM/ID card. Jangan membuat ide yang luar biasa tetapi melupakan hal-hal kecil
seperti KTM,”
terangnya.
Kepala Bagian Kemahasiswaan FKIP UNRAM, M. Tasrif mengaku belum menerima KTM dari rektorat. “Memang dari tahun ke
tahun, FKIP langganan telat, termasuk untuk masalah KTM.’’ Saat ditanya penyebab keterlambatannya, Tasrif mengaku tidak tahu menahu alasan atas
keterlambatan KTM Maba. ”Kami
tidak dapat memprediksi kedatangan almamater ataupun KTM, kami hanya menunggu
jadi dari pihak Rektorat, dan juga hanya mendistribusikan ke tiap-tiap
mahasiswa setelah sampai,” terang pria asal Bima tersebut.
FKIP memiliki kebijakan yang berbeda untuk
menangantisipasi keterlambatan pendistribusian KTM ini. Kebijakan ini berbeda
dengan kebijakan yang ditelurkan oleh pihak rektorat. ‘’Kemahasiswaan
FKIP mempunyai kebijakan sendiri yang berbeda dengan pihak Rektorat. Kami sudah
menyediakan SKMK (surat keterangan masih kuliah) sebagai bahan pertimbangan. Jadi mahasiswa yang ingin meminjam
buku atau berobat ke Poliklinik dapat langsung memintanya di Kabag
Kemahasiswaan,” terangnya.
Sementara itu, untuk pembagian
almamater maba di FKIP, hanya sebagian maba saja yang sudah dapat. Dari
jalur Seleksi Bersama Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBNMPTN)
baru
272 mahasiswa yang sudah mendapatkan almamater. Sedangkan dari jalur mandiri belum ada yang mendapatkan almamater.
Dari pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Rangga selaku koordinator divisi
Pelayanan Publik mengaku belum menerima
keluhan dari
mahasiswa mengenai
permasalahan KTM ini. Menurutnya, BEM tetap mencari tahu apa saja
fasilitas maba seperti,
KTM yang masih tersendat. ”Kami
sudah cek
ke pihak birokrasi FKIP, dimana masalah keterlambatan KTM ini memang datang
dari pihak Rektorat. Seharusnya, fasilitas pertama yang didapat maba adalah
KTM. KTM yang sebagai identitas kita sebagai mahasiswa sangatlah penting
peranannya. Jadi kita berharap semoga pemberian KTM ini cepat dilakukan untuk
kenyamanan dan fasilitas mahasiswa khususnya maba dalam mendapatkan hak-haknya
di kampus kita yang tercinta ini.’’
(Atin,Nurfa,Aya
ko,Azizah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar