Oleh: Ermia Hidayanti
(Mahasiswi FKIP Kimia semester 5)
(Mahasiswi FKIP Kimia semester 5)
30
Oktober 2014, sebanyak 516 Beswan 30 dari seluruh Indonesia mulai
dari Sabang
sampai Merauke
berangkat menuju Semarang untuk mengikuti agenda Nation Building selama 1
minggu penuh mulai dari 30 Oktober hingga 6 November 2014.
Para
penerima Djarum Beasiswa Plus, atau yang lebih akrabnya disebut Beswan Djarum,
selama setahun akan mengikuti beberapa kegiatan soft skill guna melatih kecerdasan emosional untuk melengkapi
kecerdasan intelegensia yang telah dimiliki di bangku kuliah sebelumnya.
Kegiatan soft skill ini meliputi Nation Building, Character Building,
Leadership Development, Competetion Exposure dan Community Empowerment.
Nation Building adalah kegiatan pertama yang harus dijalani oleh para Beswan 30 kali ini yang yang bertempat di PRPP (Pekan Raya dan Promosi Pembangunan) Semarang. Tema untuk Nation Building kali ini adalah Damai Bumi Dewata yang berlatar belakang bahwa terjadinya pergeseran budaya asli Indonesia oleh budaya asing akibat adanya akulturasi budaya seperti budaya di pulau Bali. Dan harapannya, para Beswan 30 bisa menjadi agen penerus bangsa yang bisa membawa bangsa ini lebih maju dengan pemikiran kritis dan dapat mempertahankan budaya-budaya di Indonesia yang menjadi kekayaan asli Indonesia.
Agenda kegiatan Nation Building ini sangat beragam dan menarik mulai dari latihan, talk show, cultural visit, dan pertunjukan Malam Dharma Puruhita (MDP). Untuk kegiatan latihan disini dibagi menjadi 2 yaitu teater dan choir yang akan ditampilkan pada MDP. Latihan ini berlangsung selama 5 hari penuh mulai pukul 8 pagi sampai pukul 11 malam, dipandu oleh pelatih yang profesional di bidangnya seperti Deni Malik (artis) di teater dan tari, serta Reza (group Jazz de Groove) di choir (paduan suara). Konsep yang diangkat dalam pertunjukan MDP ini adalah drama musikal yang memadukan teater, tari dan choir (paduan suara).
Selain latihan, kami juga mengikuti kegiatan talk show yang diselenggarakan di Gedung 168, Semarang. Talk show ini di pandu oleh praktisi jurnalis ternama, Rosiana Silalahi. Tema yang diangkat dalam talk show ini adalah “Menjadi Pejuang Keberagaman” dengan menghadirkan tokoh pluralisme K.H. Nuril Arifin, pendiri dan pengasuh pondok pesantren multi agama, pesantren Soko Tunggal. Beliau dengan gaya bicaranya yang khas membicarakan tentang keberagaman dalam sudut pandangnya dan mengatakan bahwa pentingnya hidup berdampingan dengan toleransi antar agama. Selain itu pembicara yang hadir adalah Romo Franz Magins-Suseno, seorang tokoh pendidikan sekaligus budayawan Indonesia kelahiran Jerman. Dia mengatakan bahwa mengganggu orang beragama adalah hal yang tidak beradab dan menghargai serta mengakui bukan berarti mencampuradukkan keyakinan. Serta turut hadir pula Nia Dinata, seorang sutradara sekaligus produser wanita Indnonesia. Dia berpesan bahwa kita perlu untuk melihat realita dari kaum-kaum yang terpinggirkan.
Cultural visit Beswan 30 tidak sampai disitu saja. Kami
juga berkunjung ke oasis Djarum Foundation Park seluas 20 hektar dan sangat indah. Di taman ini terdapat berbagai tanaman
perdu, tanaman hias, dan bunga-bunga yang sangat indah dan ditata rapi. Rumput-rumput
hijau yang membentang di atas bukit-bukit kecil membuat sejuk mata walau sedang di bawah terik
matahari yang menyengat kulit. Di sana terdapat pula rumah joglo, rumah adat Kudus, serta tugu yang
berbentuk shuttle cock, piala kejuaran bulu tangkis Djarum,
daun trembesi dan masih banyak lagi. Di area ini juga terdapat tempat pengolahan limbah dan
kebun bibit berbagai tanaman. Namun sayang, keindahan di Djarum Foundation Park ini tidak
bisa dinikmati oleh khalayak umum karena area ini hanya boleh di masuki oleh
pegawai Djarum saja.
Selain
semua fasilitas kegiatan mulai dari hotel bintang 5, akomodasi full AC, makan dan minum yang
berkecukupan, kami juga mendapatkan hiburan yang belum
pernah kami dapatkan sebelumnya yakni bertemu dengan guest star Project Pop dan Sheila On 7. Pengalaman yang tidak akan
terlupakan bagi saya mendapatkan teman dari berbagai daerah dengan latar belakang agama,
jurusan, konsentrasi, budaya, bahasa yang berbeda-beda, dan bertukar pikiran
serta berbagi pengalaman. Dan yang utama mendapatkan pelatihan soft skill. Jujur, ini pengalaman pertama
saya menginjakkan kaki di pulau Jawa dan pertama kali naik pesawat. Dan saya
bangga menjadi bagian dari Djarum Foundation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar