Mataram, Pena Kampus - Debat calon ketua dan wakil ketua Himpuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (HMPS
BASTRINDO) berlangsung panas. Meski cukup singkat, acara yang berlangsung
di Ruang D7, Gedung D Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram
(FKIP Unram) ini merupakan debat perdana yang dilakukan oleh HMPS
BASTRINDO.
Acara
cebat calon ketua dan wakil ketua HMPS BASTRINDO ini
merupakan rangkaian pemilihan umum
Ketua
dan Wakil Ketua Program Studi
PBSID masa jabatan 2015-2016. Debat berlangsung pada Senin (23/11) di Ruang D7 Gedung D FKIP Unram,
dengan Syahrul Qodri dan Murahim sebagai panelis. Suasana panas perdebatan
mengundang antusias peserta untuk terus menyaksikan hingga perdebatan berakhir.
Debat ini bertujuan
untuk lebih mengenalkan masing-masing kandidat kepada mahasiswa PBSID. “Bukan hanya kenal
sekedar namanya doang, tapi lebih
melihat cara calon ketua dan calon wakil ketua berbicara, program kerja yang
ditawarkan. Selama ini tidak pernah ada debat calon ketua dan calon wakil ketua
jadi tanggung jawab secara publik tidak ada”. Ujar Syahrul Qodri, selaku panelis sekaligus dosen
yang hadir pada acara itu.
Keenam
kandidat hanya diberi kesempatan
untuk menyampaikan visi misi dan program kerja masing-masing dalam waktu lima menit saja. Pemberian waktu yang sangat terbatas membuat banyak kandidat belum tuntas dalam mengungkapakan
argumen mereka secara utuh.
Terburu-buru
Setelah
dikonfirmasi langsung kepada panitia pelaksana inti, pelaksanaan debat memang terkesan
terburu-buru. “Panitia dibentuk dadakan. Belum seminggu, karena hasilnya harus
cepat. Pesan dari fakultas
begitu. Panitia dari semester lima
pagi dan sore. Panitia hanya orang yang sangat dipercayai dosen saja. Terdiri
dari tiga panitia inti saja. Ketua, sekretaris, dan bendahara. Kami banyak
menghadapi banyak kendala, terutama dana, tanda tangan dosen, dan gedung,
tetapi kami tetap berusaha semaksimal mungkin,” Ungkap
Nur Hidayanti, selaku ketua panitia pelaksana debat.
“Mungkin
lebih terorganisir lagi atas pembagian waktu. Lebih disosialisasikan lebih
serius lagi. Info debat harus jelas, sehingga para peserta yang seharusnya
hadir malah tidak hadir karena tidak ada informasi,” Ungkap Trisno Ardi kandidat
nomor urut empat ketika ditanya seusai acara.
Hal senada diungkapkan Muhammad Baidawi, mantan ketua Himbastrindo
(Himpunan Mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Reguler Sore) sekaligus
kandidat calon ketua nomor urut lima.
Ia mengatakan bahwa acara debat kurang sistematis dan terkesan terburu-buru. “Acara
debat calon kurang menarik, audiens
kurang diberikan kesempatan mengeluarkan aspirasi atau tanggapan dalam hal
tanya jawab, karena suara dari massa sebenarnya sangat diharapkan untuk
membangun HMPS untuk semakin baik kedepannya.”
Panitia pelaksana pun mengharapkan kandidat terpilih benar-benar
layak untuk BASTRINDO. Kandidat yang benar-benar mampu membawa BASTRINDO menjadi
lebih baik. “Terlebih,
kelas regular pagi dan regular sore sudah tergabung menjadi satu. Kekeluargaan
makin bagus. Komunikasi berjalan dengan baik. Calon ketua dan wakil harus
saling menghargai walaupun dari latar belakang semeseter yang berbeda.” Papar Muhamad Abharulhaq, salah satu panitia.(nh/str/zr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar