Debat Perdana Calon Ketua dan Wakil Ketua BASTRINDO Serba Terbatas - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Kamis, 26 November 2015

Debat Perdana Calon Ketua dan Wakil Ketua BASTRINDO Serba Terbatas

            Mataram, Pena Kampus - Debat calon ketua dan wakil ketua Himpuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (HMPS BASTRINDO) berlangsung panas. Meski cukup singkat, acara yang berlangsung di Ruang D7, Gedung D Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram (FKIP Unram) ini merupakan debat perdana yang dilakukan oleh HMPS BASTRINDO.
            Acara cebat calon ketua dan wakil ketua HMPS BASTRINDO ini merupakan rangkaian pemilihan umum Ketua dan Wakil Ketua Program Studi PBSID masa jabatan 2015-2016. Debat berlangsung pada Senin (23/11) di Ruang D7 Gedung D FKIP Unram, dengan Syahrul Qodri dan Murahim sebagai panelis. Suasana panas perdebatan mengundang antusias peserta untuk terus menyaksikan hingga perdebatan berakhir.
Debat ini bertujuan untuk lebih mengenalkan masing-masing kandidat kepada mahasiswa PBSID. Bukan hanya kenal sekedar namanya doang, tapi lebih melihat cara calon ketua dan calon wakil ketua berbicara, program kerja yang ditawarkan. Selama ini tidak pernah ada debat calon ketua dan calon wakil ketua jadi tanggung jawab secara publik tidak ada”. Ujar Syahrul Qodri, selaku panelis sekaligus dosen yang hadir pada acara itu.
            Keenam kandidat hanya diberi kesempatan untuk menyampaikan visi misi dan program kerja masing-masing dalam waktu lima menit saja. Pemberian waktu yang sangat terbatas membuat banyak kandidat belum tuntas dalam mengungkapakan argumen mereka secara utuh.
Terburu-buru
Setelah dikonfirmasi langsung kepada panitia pelaksana inti, pelaksanaan debat memang terkesan terburu-buru. “Panitia dibentuk dadakan. Belum seminggu, karena hasilnya harus cepat. Pesan dari fakultas begitu. Panitia dari semester lima pagi dan sore. Panitia hanya orang yang sangat dipercayai dosen saja. Terdiri dari tiga panitia inti saja. Ketua, sekretaris, dan bendahara. Kami banyak menghadapi banyak kendala, terutama dana, tanda tangan dosen, dan gedung, tetapi kami tetap berusaha semaksimal mungkin,” Ungkap Nur Hidayanti, selaku ketua panitia pelaksana debat.
            “Mungkin lebih terorganisir lagi atas pembagian waktu. Lebih disosialisasikan lebih serius lagi. Info debat harus jelas, sehingga para peserta yang seharusnya hadir malah tidak hadir karena tidak ada informasi,” Ungkap Trisno Ardi kandidat nomor urut empat ketika ditanya seusai acara.
Hal senada diungkapkan Muhammad Baidawi, mantan ketua Himbastrindo (Himpunan Mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Reguler Sore) sekaligus kandidat calon ketua nomor urut lima. Ia mengatakan bahwa acara debat kurang sistematis dan terkesan terburu-buru. “Acara debat calon kurang menarik, audiens kurang diberikan kesempatan mengeluarkan aspirasi atau tanggapan dalam hal tanya jawab, karena suara dari massa sebenarnya sangat diharapkan untuk membangun HMPS untuk semakin baik kedepannya.”
Panitia pelaksana pun mengharapkan kandidat terpilih benar-benar layak untuk BASTRINDO. Kandidat yang benar-benar mampu membawa BASTRINDO menjadi lebih baik. Terlebih, kelas regular pagi dan regular sore sudah tergabung menjadi satu. Kekeluargaan makin bagus. Komunikasi berjalan dengan baik. Calon ketua dan wakil harus saling menghargai walaupun dari latar belakang semeseter yang berbeda.” Papar Muhamad Abharulhaq, salah satu panitia.(nh/str/zr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar