PEMILIHAN KETUA DAN WAKIL KETUA HMPS BAHASA INGGRIS : YANG PENTING ADA KETUA - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Senin, 16 November 2015

PEMILIHAN KETUA DAN WAKIL KETUA HMPS BAHASA INGGRIS : YANG PENTING ADA KETUA

Mataram, Pena Kampus (14/11) – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa Inggris melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua, acara yang berlangsung di berugak depan Gedung C dan Gedung B Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (Unram) ini terkesan terburu-buru, hal ini diakui oleh Erwan selaku sekertaris panitia pelaksana. Pemilihan yang terburu-buru berdampak kepada calon ketua dan wakil ketua. Kedua pasang calon mengeluhkan singkatnya waktu yang digunakan untuk pemilihan, sehingga mereka tidak sempat untuk menyampaikan visi misi mereka selaku calon ketua dan wakil ketua kepada semua anggota HMPS.

HMPS Pendidikan Bahasa Inggris yang semulanya ada dua yaitu HMPS Bahasa  Inggris reguler pagi (STATEMENT) dan HMPS Bahasa Inggris reguler sore (SPEC) kini digabung menjadi satu HMPS, yakni HMPS Bahasa Inggris. Penggabungan tersebut kemudian menimbulkan berbagai pertanyaan dari beberapa pihak. Hal itu kemudian dijelaskan oleh Baharudin selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris, “Tujuan disatukannya SPEC dan STATEMENT adalah penyatuan mahasiswa reguler pagi dan sore. Penyatuan hak dan kewajiban mereka, karena dalam ijazah tidak ada perbedaan antara reguler pagi dan reguler sore,” ujarnya. Baharudin juga menjelaskan HMPS digabung karena berdasarkan edaran dari rektorat, hanya ada satu HMPS dalam satu prodi.
Erwan, selaku sekretaris panitia pelaksana pemilihan mengatakan bahwa “Saya sebelumnya tidak tahu terkait masalah penggabungan HMPS ini, tiba-tiba diberi tahu dan disuruh untuk segera membuat acara pemilihan ketua dan wakil ketua HMPS dan pemilihan ini hanya diberikan waktu satu minggu.” Erwan  juga menegaskan bahwa pemilihan ketua dan wakil ketua HMPS ini terkesan dipaksakan karena jika tidak mengikuti perintah untuk segera melakukan pemilihan, maka ketua dan wakil ketua HMPS akan langsung ditunjuk oleh pihak birokrasi. Itulah sebabnya mereka melakukan pemilihan walaupun hanya diberi waktu satu minggu, waktu yang jauh lebih singkat jika dibandingkan dengan pemilihan ketua HMPS yang lain. Terkait masalah calon ketua dan wakil ketua HMPS, Erwan mengungkapkan ada dua pasangan calon dan bentuk pemilihannya menggunakan sistem pencoblosan. Kemudian, agar tidak ada jurang pemisah antara mahasiswa reguler pagi dan reguler sore. Strategi yang digunakan yaitu jika ketuanya dari bahasa inggris pagi wakilnya harus dari bahasa inggris sore, begitu juga sebaliknya.

Salah satu kandidat calon ketua, Ali Sanjaya mengeluhkan bahwa pihak birokrasi terlalu tergesa-gesa dalam memberikan waktu pemilihan, sehingga kesulitan untuk melakukan kampanye ke mahasiswa pendidikan bahasa inggris yang lain. “Karena waktu yang sedikit, jadi kami kampanye cuman lewat sms saja, dan itu sangat tidak efektif karena tidak bisa bertatap muka langsung,” terangnya. Namun pendapat berbeda diungkapkan oleh Baharudin terkait masalah keektifan “Menurut saya, pemilihan dalam jangka waktu seminggu itu cukup efektif. Dan juga, kita lihat efektif dan tidak efektif itu ya setelah pemilu ini, karena ada masa penyesuaian selama dua sampai enam bulan”.
 Ali menyampaikan keinginan pribadinya terhadap pemilihan yang sedang berlangsung bahwa supaya tidak ada paksaan dan tidak ada pengekangan dalam pemilihan ketua dan wakil ketua HMPS. Selain menyampaikan keinginan pribadinya Ali berharap agar pemilihan tahun depan lebih bagus daripada tahun ini. Perkataan Ali tidak jauh berbeda dengan Zuhaid Lismana Putra Lingga, salah satu calon kandidat wakil ketua HMPS Bahasa Inggris.
Terkait masalah pelaksanaan, sekertaris panitia mengakui bahwa pemilihan ini dilakukan dengan tergesa-gesa dan adanya unsur pemaksaan. Hal ini kemudian dibantah oleh Baharudin, “Persiapan memang hanya dilakukan seminggu, tapi perencanaan dari dua tahun yang lalu.” Terkait dengan kesan pemaksaan, “Sebenarnya tidak ada pemaksaan, karena memang selama dua tahun sudah dilakukan pendekatan, akan tetapi mahasiswa yang belum mau melaksanakannya. Jadi, persiapan untuk pemilu tahun ini terkesan mendadak atau dipaksakan karena sudah tidak ada waktu lagi berhubung sudah mau akhir tahun. Masalah kampanye para calon bisa melakukan setelah mendaftar. Mereka bisa membuat visi-misi, dengan menempel selebaran atau spanduk di ruang kelas, itu semua tidak ada yang melarang” imbuhnya lagi. (fan/zhr/ver)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar