Mataram, Pena
Kampus (14/11) – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bahasa Inggris
melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua, acara yang berlangsung di berugak
depan Gedung C dan Gedung B Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Mataram (Unram) ini terkesan terburu-buru, hal ini diakui oleh Erwan selaku
sekertaris panitia pelaksana. Pemilihan yang terburu-buru berdampak kepada
calon ketua dan wakil ketua. Kedua pasang calon mengeluhkan singkatnya waktu
yang digunakan untuk pemilihan, sehingga mereka tidak sempat untuk menyampaikan
visi misi mereka selaku calon ketua dan wakil ketua kepada semua anggota HMPS.
HMPS Pendidikan Bahasa Inggris yang semulanya ada
dua yaitu HMPS Bahasa Inggris reguler
pagi (STATEMENT) dan HMPS Bahasa Inggris reguler sore (SPEC) kini digabung
menjadi satu HMPS, yakni HMPS Bahasa Inggris. Penggabungan tersebut kemudian
menimbulkan berbagai pertanyaan dari beberapa pihak. Hal itu kemudian dijelaskan
oleh Baharudin selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris, “Tujuan disatukannya
SPEC dan STATEMENT adalah penyatuan mahasiswa reguler pagi dan sore. Penyatuan
hak dan kewajiban mereka, karena dalam ijazah tidak ada perbedaan antara
reguler pagi dan reguler sore,” ujarnya. Baharudin juga menjelaskan HMPS
digabung karena berdasarkan edaran dari rektorat, hanya ada satu HMPS dalam
satu prodi.
Erwan, selaku sekretaris panitia pelaksana pemilihan
mengatakan bahwa “Saya sebelumnya tidak tahu terkait masalah penggabungan HMPS
ini, tiba-tiba diberi tahu dan disuruh untuk segera membuat acara pemilihan
ketua dan wakil ketua HMPS dan pemilihan ini hanya diberikan waktu satu minggu.”
Erwan juga menegaskan bahwa pemilihan
ketua dan wakil ketua HMPS ini terkesan dipaksakan karena jika tidak mengikuti
perintah untuk segera melakukan pemilihan, maka ketua dan wakil ketua HMPS akan
langsung ditunjuk oleh pihak birokrasi. Itulah sebabnya mereka melakukan
pemilihan walaupun hanya diberi waktu satu minggu, waktu yang jauh lebih
singkat jika dibandingkan dengan pemilihan ketua HMPS yang lain. Terkait
masalah calon ketua dan wakil ketua HMPS, Erwan mengungkapkan ada dua pasangan
calon dan bentuk pemilihannya menggunakan sistem pencoblosan. Kemudian, agar
tidak ada jurang pemisah antara mahasiswa reguler pagi dan reguler sore. Strategi
yang digunakan yaitu jika ketuanya dari bahasa inggris pagi wakilnya harus dari
bahasa inggris sore, begitu juga sebaliknya.
Salah satu kandidat calon ketua, Ali Sanjaya
mengeluhkan bahwa pihak birokrasi terlalu tergesa-gesa dalam memberikan waktu
pemilihan, sehingga kesulitan untuk melakukan kampanye ke mahasiswa pendidikan
bahasa inggris yang lain. “Karena waktu yang sedikit, jadi kami kampanye cuman
lewat sms saja, dan itu sangat tidak efektif karena tidak bisa bertatap muka
langsung,” terangnya. Namun pendapat berbeda diungkapkan oleh Baharudin terkait
masalah keektifan “Menurut saya, pemilihan dalam jangka waktu seminggu itu
cukup efektif. Dan juga, kita lihat efektif dan tidak efektif itu ya setelah
pemilu ini, karena ada masa penyesuaian selama dua sampai enam bulan”.
Ali menyampaikan
keinginan pribadinya terhadap pemilihan yang sedang berlangsung bahwa supaya
tidak ada paksaan dan tidak ada pengekangan dalam pemilihan ketua dan wakil
ketua HMPS. Selain menyampaikan keinginan pribadinya Ali berharap agar
pemilihan tahun depan lebih bagus daripada tahun ini. Perkataan Ali tidak jauh berbeda
dengan Zuhaid Lismana Putra Lingga, salah satu calon kandidat wakil ketua HMPS
Bahasa Inggris.
Terkait masalah pelaksanaan, sekertaris panitia
mengakui bahwa pemilihan ini dilakukan dengan tergesa-gesa dan adanya unsur
pemaksaan. Hal ini kemudian dibantah oleh Baharudin, “Persiapan memang hanya
dilakukan seminggu, tapi perencanaan dari dua tahun yang lalu.” Terkait dengan
kesan pemaksaan, “Sebenarnya tidak ada pemaksaan, karena memang selama dua
tahun sudah dilakukan pendekatan, akan tetapi mahasiswa yang belum mau
melaksanakannya. Jadi, persiapan untuk pemilu tahun ini terkesan mendadak atau
dipaksakan karena sudah tidak ada waktu lagi berhubung sudah mau akhir tahun. Masalah
kampanye para calon bisa melakukan setelah mendaftar. Mereka bisa membuat visi-misi,
dengan menempel selebaran atau spanduk di ruang kelas, itu semua tidak ada yang
melarang” imbuhnya lagi. (fan/zhr/ver)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar