Pengumuman Pemenang BEM FKIP terlihat "Sepi" - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 06 April 2016

Pengumuman Pemenang BEM FKIP terlihat "Sepi"

Suasana acara pengumuman pemenang BEM FKIP terlihat sepi. 
















Mataram (Pena Kampus)— Pemilu Raya dalam rangka pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM FKIP) berakhir sepi dengan puncak acara pengumuman pemenang yang hanya dihadiri segelintir orang. Kinerja KPRM , serta sepinya pemilih mewarnai pesta demokrasi mengingat jabatan badan eksekutif di FKIP yang kosong kepemimpinan selama dua tahun belakangan. Sebagai langkah awal , pasangan terpilih tetap optimis.

Acara pengumuman pemenang pemilihan umum raya badan eksekutif mahasiswa fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan (PEMIRA BEM FKIP) periode 2016/2017 pada Minggu (3/5) lalu berlangsung sepi. Acara yang seharusnya menjadi puncak pesta demokrasi tersebut hanya dihadiri oleh segelintir mahasiswa, diantaranya yaitu  pasangan pemenang yakni M.zakaria dan Fahmi , Ketua Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM)  Jamiludin beserta  jajaran,beberapa anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)  dan beberapa utusan dari HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) yakni Prodi Matematika, Biologi dan Sosiologi. Ketua KPRM sendiri mengaku sedikit kecewa karena tamu undangan yang mayoritasnya adalah Ormawa hanya beberapa  yang hadir.
 Acara pembukaan yang rencana akan dihadiri WD III  FKIP Ni Made Novi Suryanti ternyata luput dari kehadirannya  untuk memberi sambutan karena yang bersangkutan setelah dikonfirmasi berhalangan hadir karena pergi melayat.  Ketika ditanya mengenai kinerja KPRM sendiri,  diungkapkan oleh Jamil  selaku ketua ia tidak dapat berkomentar apapun mengenai berhasil atau tidaknya PEMIRA BEM FKIP tahun ini karena merasa tidak dapat menilai diri sendiri, serta beranggapan bahwa kawan-kawan di Ormawa tentunya lebih kritis dalam penilaian. Acara pengumuman pemenang BEM tersebut merupakan tugas akhir kepanitian KPRM periode 2016/2017 yang kemudian akan dilanjutkan dengan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) serta pemasangan spanduk pengumuman pemenang. Ada rasa bangga tersendiri bagi Jamil karena dipercaya sebagai ketua panitia PEMIRA setelah BEM di fkip vakum selama dua tahun. Menurutnya hal tersebut  menambah pengalamannya dalam  berorganisasi.
Zakaria dan Fahmi Optimis
Ketika ditanya oleh Pena Kampus  mengenai langkah awal kepemimpinannya Zakaria mengungkapkan  akan segera  melakukan perekrutan anggota , karena merasa tentu tidak dapat hanya bekerja berdua saja  hal tersebut juga sesuai dengan amanat yang diberikan oleh WD III. Walaupun tidak menampik akan adanya permasalah mengenai kepemimpinannya satu tahun kedepan baik  Zakaria ataupun Fahmi optimis akan menjalankan tugas mereka dengan baik.  Membangun sinergi serta menciptakan keharmonisan, baik  antara BEM dengan mahasiswa,BEM dengan Birokrasi  ataupun sebagai media yang menjembatani antara birokrasi dengan mahasiswa. Ketika ditanya mengenai tanggapan terhadap tamu undangan banyak yang tidak hadir , Zakaria menyatakan tidak ingin berburuk sangka. “Siapa tahu mereka sedang ada kesibukan” ujarnya usai penutupan acara.  

Pemilu Raya Kurang Efektif
Ihsan salah satu ketua Unit Kegiatan Mahasiswa ketika ditemui di sekretariat Mapala salah satu tamu undangan mengaku  tidak hadir  karena sedang  ada kegiatan saat itu. Ketika ditanya perihal Pasangan BEM terpilih ia mengungkapkan bahwa jika secara administrasi dan peraturan  sudah memenuhi tentunya akan menerima siapapun yang menang, tetapi tetap perlu ada pertimbangan dan bahan evaluasi apakah KPRM telah melaksanakan pemilihan dengan baik mengingat mahasiswa yang memilih kurang dari 50%  , menurutnya KPRM  tidak mendata dengan baik mahasiswa yang aktif di FKIP serta jumlah yang harus memilih.  Ihsan sendiri berharap agar Ketua BEM saat ini  tidak menjadi pemimpin otoriter— menjalankan sesuatu tanpa ada pertimbangan dari mahasiswa, hanya bertolok ukur dengan birokrasi. Menurut Ihsan ia kurang puas dengan Kerja KPRM yang tidak efektif karena kurang persiapan. Dan mencantumkan beberapa peraturan yang tidak mendukung pesta demokrasi. Serta data yang dipegang tidak terlalu banyak.
Menurutnya pemilihan dengan mensyaratkan mahasiswa membawa KTM adalah sebuah strategi pemilihan. “Masa pemilihan BEM harus bawa KTM gitu ? Kalah-kalah orang mau nangkap teroris gitu lo . Apa gunanya list jumlah mahasiswa FKIP yang ada  itu kalau yang memilih harus tetap membawa KTM”. Hal tersebut diungkapkannya karena adanya kebijakan pemilih harus membawa KTM pada saat memilih sehingga merugikan hak suara mahasiswa yang tidak memiliki KTM— baik yang dalam proses pembuatan ataupun yang hilang.(Brs/Mad/Hana)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar