Sumber foto: kiriman Muhammad Zulkarnaen di grup Facebook Info KKN Unram |
Mataram, Pena Kampus (03/08)- Spanduk mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) yang berlokasi di salah satu desa kecamatan Keruak Lombok Timur yang sebelumnya diduga hilang sekitar 28 Juli 2017 ditemukan dalam keadaan sobek pada bagian foto Rektor. Spanduk tersebut ditemukan di hari ketiga setelah kejadian, tepatnya pada tanggal 30 Juli di sebuah kali yang berada di sekitar lokasi KKN.
Format pembuatan spanduk KKN
bukan hanya kali ini menuai permasalahan. Pada KKN periode semester genap
(Februari s/d Juli 2017), format spanduk KKN pun menuai banyak pertanyaan,
karena untuk pertama kalinya format spanduk ditetapkan oleh pihak Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Hal itu pun sempat viral saat salah seorang mahasiswa mengunggah foto format
spanduk ke media sosial Facebook. Karena
mengunggah foto format spanduk KKN dengan caption
yang dianggap tidak semestinya, mahasiswa yang akrab disapa IU itu sempat
berurusan dengan pihak rektorat dan hampir gagal berangkat KKN.
Kali ini, spanduk KKN yang
dijadikan medium untuk mensosialisasikan program KKN dibuang ke Kali. Motif pembuangan inipun
masih menjadi misteri, namun hal ini kuat diduga karena kabar mengenai rektor
yang akan ikut bertarung dalam bursa Pilgub 2018 nanti. Isu mengenai pencalonan
rektor Unram tersebut kemudian diindikasi menjadi alasan perusakan terhadap
spanduk KKN yang diduga dilakukan oleh simpatisan bakal calon lain.
Ketika dikonfirmasi melalui via
ponsel (1/8), ketua kelompok KKN yang bersangkutan -Muhammad Zulkarnaen-
mengatakan bahwa sebelumnya tidak ada warga desa yang keberatan ataupun
mengkritik spanduk tersebut. Bahkan ketika pemasangan spanduk, kepala dusun
ikut membantu. “Kami bertanya pada pak kadusnya, dia bilang sudah dari dua hari
yang lalu memang liat talinya mau putus”, jelas zulkarnaen.
Zulkarnaen juga menceritakan
bagaimana kondisi spanduk saat ditemukan hanya sobek dibagian foro rektor. “Yang
saya lihat setelah kami ambil spanduk itu seperti yang ada di gambar (postingan
di group KKN Unram) foto pak rektor kita yang disobek, hanya di bagian pak
rektor saja, di yang lain tidak ada. Logikanya tidak akan bisa sobek sama angin
kalau tidak dirusak sama orang”, ujarnya. Bahkan ketika menceritakan kejadian
tersebut ke sekdes, sekdes juga menyatakan bahwa ada indikasi dilakukan oleh
partisipan calon lain.
Saat ditanya mengenai hambatan
atau hal-hal yang membahayakan karena kejadian tersebut, Zulkarnaen mengakui
tidak ada. “Alhamdulillah tidak ada, bahkan kami merasa nyaman di sini.
Warganya ramah-ramah dan menerima kami dengan sangat baik”. Ungkapnya. Ketika
melaporkan kejadian tersebut pada Dosen pembimbing Lapangan (DPL), mahasiswa
KKN diingatkan untuk tidak berbenturan dengan warga. Apalagi sampai
membahayakan mahasiswa yang sedang KKN.
Abdul Faruk selaku bagian kemahasiswa ketika
di konfirmasi (2/8) menyatakan bahwa spanduk adalah bentuk sosialisasi ke
masyarakat. Dan tindakan pembuangan spanduk tentu tidak dibenarkan karena KKN
adalah kegiatan resmi dari pergruan tinggi. “Memasukkan logo rektor wajar-wajar
saja, memasukkan pimpinan perguruan tinggi. Yang tidak wajar itu kalau kita
memaksa masyarakat. Dan ini masih jauh kan, untuk memaksa masyarakat untuk
memilih , nyalon aja belim”, jelasnya.
Abdul Faruk juga optimis tidak
ada hal yang akan membahayakan mahasiswa KKN. Karena masyarakat juga orangtua dari
mahasiswa. “ndak ada yang seperti itu. Jangan terlalu jauh berfikir, jangan
terlalu negative. Kami yakin masyarakat baik”. Tambahnya. (Hkm/Gon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar