Ia ingin menjadi sekeras batu, tapi retak sudah tangannya yang keok
Dengan itu, melukislah dia tentang kehidupan, namun yang ia lukis hanya bekas sayatan dihati
Ia mencoretnya dengan abu-abu, lalu meneriakkan perasaannya pada tembok
Yang kemudian hanya dibalas dengan teriakannya sendiri
Jangan hukum aku dengan senyum kepalsuanmu
Bila itu terlalu sulit untuk dilupakan olehmu
Sebab senyummu adalah lengkungan yang meluruskan setiap masalaku
Dan tangismu adalah satu satunya masalah itu
Ia berteriak lagi di pojok kamarnya
Menyayat hatinya yang sudah terkoyak luka
Kemudian bertanya tentang kita
Apakah cinta itu benar-benar ada?
Karya: Arga Purnama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar