Kuliah Umum Wapres: Pemberian Imun Guna Memutuskan Transfer Cara Berfikir Radikalisme - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Kamis, 20 Februari 2020

Kuliah Umum Wapres: Pemberian Imun Guna Memutuskan Transfer Cara Berfikir Radikalisme


Mataram, Pena Kampus - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Ma’ruf Amin berkunjung ke Universitas mataram (Unram) Nusa Tengara Barat (NTB) dalam rangka menjadi pembicara pada kuliah umum dengan tema “Penangkalan Paham Radikaliasme di Kalangan Mahasiswa” di gedung auditorium M. Yusuf Abu Bakar pada Rabu (19/02)

Pada kuliah umum tersebut, Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa radikalisme dalam pengertian negatif merupakan radikalisme yang memanfaatkan kekerasan guna mencapai tujuan tertentu, paham radikalisme inilah yang perlu di berantas.
“Kita perlu memahami istilah radikalisme yang perlu di berantas adalah yang dalam pengertian negatif,” tutur Ma’ruf.

Ma’ruf  juga menyampaikan kesepakatan mengenai penggunaan istilah radikal terorisme untuk menyebutkan sifat radikalisme negatif, sesuai dengan peraturan UU pemberantasan tindak pidana terorisme. 

Dia mengatakan bahwa ada tiga aspek dalam kehidupan yang digunakan sebagai dalil tindak radikal terorisme. Ketiga aspek ini ialah radikalisme dengan dalil agama, ras/suku, dan kepentingan kelompok. 

Agama merupakan dalil yang paling sering digunakan dalam tindakan radikalisme di Indonesia. “saat ini radikalisme dengan dalil agama paling sering digunakan untuk menjastifikasi tindak kekerasan,” jelas Ma’ruf.

Guna pencegahan paham radikalisme ini menyebar di kalangan mahasiswa maupun masyarakat, maka harus adanya pemutusan transfer cara berfikir dengan cara memberikan imunasi pada masyarakat. “ jadi mereka yang tidak terpapar, atau belum terpapar itu harus diberikan imunisasi. Jadi dia harus imun supaya dia tidak terkena pengaruh radikal,” tambahnya.

Ma’ruf juga menyampaikan beberapa langkah untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. “Pencegahan dapat kita lakukan itu mulai dengan pendekatan pendidikan, juga melalui keagamaan, supaya dia memiliki paham agama yang moderat. Kemudian memiliki wawasan kebaangsaan yang erat, sehingga itu mereka tidak terpengaruh radikal,” terang Ma’ruf di hadapan 1500 mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di Unram.  

Dalam pemberian materi tersebut, Ma’ruf juga mengingatkan bahwa bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadi bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan suku dan budaya. 

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menerangkan tema kuliah umum yang disampaikan sangatlah tepat untuk menghadapi kondisi saat ini. Zul menerangkan bahwa penangkalan radikaliasme tidak lepas dari upaya mengubah cara pandang.

Dia juga menyampaikan bahwa NTB telah mengirimkan 1000 mahasiswa terpilih kuliah ke luar negeri dengan tujuan mengikis rasa kedaerahan mereka. Mengingat jika mereka dikirim kuliah ke daerah seperti Jawa, mereka masih membawa dan membanggakan nama daerah, sedangkan saat mereka berkuliah di luar negeri rasa nasionalisme dan persatuan mereka semakin kuat. 
“Biasanya jika mereka di luar, jika ada sedikit saja nama Indonesia mereka tidak akan membawa nama daerah, rasa kedaerahannya terkikis habis”. Ungkap Zulkiflimansyah.

Ia berharap dengan adanya program ini sebagai langkah guna menumbuhkan rasa nasionalisme. (iis) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar