MEJA MAKAN HARI MINGGU
Oleh: Arga Purnama
(Anggota Pena Kampus)
Aku pulang di jam makan siang sesaat
setelah azan berkumandang
Dengan air matanya, ibu memeluk badanku
yang cungkring nan kurus
Bak kepiting rebus
Wangi, yang tak pernah kuhirup sejak
sepuluh tahun lalu
Ia semakin keriput.
Rumah yang ribut berubah dalam hanyut
merindukan ayah
Di meja makan, sup bayam dan ayam kampung menengahi pelecing kangkung.
Awal bulan Syawal. Satu dekade lalu aku
berlalu
Dan melodi mimpi yang kurindu akhirnya
bertemu
Melihat lagi senyuman Anis yang semakin
manis seiring menggadis
Gadis kampung yang semakin modis
berpensil alis.
Dari pantulan piring kaca, pupilku iseng
sekali
Sesekali melirik nakal dada Anis
Ibu mencolek, bercerita bahwa setiap Anis berkunjung tak pernah bersolek.
Badannya ramping seakan melenting.
Ibu mendamba cucu
Dan sabarnya Anis harus mendapat kabar
Kenanganku telah datang mengunjungiku
Cinta terhidang di meja makan hari
minggu.
Mataram,
23 April, 2020
ARKADE PANDEMI
Katanya ada manusia yang bisa meramal masa
depan
Mencipta lorong waktu menembus bilik milik
Tuhan
Mari membuat sebuah permainan, dimana yang
kalah harus diam bungkam melihat ratusan jiwa melayang
Menghilang sia-sia
Permainannya disebut bercerai kita teguh,
bersatu kita runtuh
Berkawan itu jadi riuh, melawan itu tetap
gaduh
Pandemi ini membuat kita bermusuhan dengan
bumi
Arkade
ini mendistorsi emosi supaya bersenggama dengan nurani
Memblokade aksi sebagai tragedi
Aku terisolasi di gerbangku sendiri, tapi gerbang
laut sangat baik hati
Aku terkunci di pintu kamarku, tapi pintu
bandara enggan dirayu
Aku membatin dengan tugas kampus disaat
beratus-ratus orang mampus
Keluarga merindu tawa dengan menggadai nyawa
mengucap
lekas
sembuh dunia.
Mataram, 3 April, 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar