Sempat Yang Sementara - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Sabtu, 30 Januari 2021

Sempat Yang Sementara


  Oleh: Silvia Sukaina (Anggota LPM Pena Kampus)


Sempat Yang Sementara

 

Hai, sapamu diawal perbincangan.

Berharap jika itu berbalik tertanggapi.

Pelabuhan mana yang sedang kau singgahi?

Berlayarkah engkau? Atau itu hanya cerita lama yang bersemi?

 

Merusut surut lembayung pagi kala itu.

Masih jelas, namun tak telihat lagi sesosok tak berwujud yang tertuduh.

Kemarilah, akan jelas mata itu melihat dan menjadi saksi, bahwa ada bercak merah di sana sini.

Itu tanda, bahwa tak ada pupus yang suci dari luka yang berkali-kali tergoresi.

 

Banyak harap untuk sungguh yang tak bisa menetap.

Banyak lara yang berpinak hanya karena sebuah tatap.

Begitukah kebenaran dari retorikamu yang tertangkap?

Sudahi dusta kata yang hanya mampu terucap.

 

Sebelum keping semakin melebur, ada senyum yang begitu gembira, ada riang yang amat tercurah.

Sebelum semua terhenti, adakah tanda ketukan pamit untuk yang terakhir kali? Jika ada, katakan dan lantangkanlah. Jangan menghindar lalu membungkam.

Karena hanya disinggasanalah, kau sempat yang sementara.



Magnet Bagi Sebutir Atom

 

Bayang- bayang itu bersua, bahwa ada sebuah partikel yang tertinggal.

Entah darimana asalnya, yang kutahu, nama itu terdengar begitu mengganjal.

Saintis itu melotot memandangiku. Tuturnya, nanti akan datang saatnya, aku akan melihat keajaiban dari sesuatu tak berwujud namun jelas seisi bumi mampu merasakannya.

 

Pohon yang rindang,

Akar yang menjalar,

Burung-burung yang terbang mencari sangkar,

Bukti, bahwa segalanya memang tercipta secara berpasang.

 

Adakah yang mampu menyangkal?

Para sufi mengumandangkan seruan-seruan itu.

Menyorak meneriakkan, inilah kehebatan dari salah satu keajaiban semesta.

Sudahkah kau renungi untaian kata demi kata yang ada?

Sudahkan kau luangkan untuk hati dan pikiranmu berbincang?

Beri satu detik untuk hatimu mencari yang dibutuhkan bukan hanya yang diinginkan.

 

Begitu kuat tarikannya.

Amat terasa walau berkali-kali sudah kucoba tuk hentikan Ia.

Kerdil wujudnya, namun mampu menciptakan banyak maksud yang tak pernah selesai pada maknanya.

Magnet bagi sebutir atom, dua abadpun tak akan mampu menjelaskan seperti apa sejatinya Ia.

Mengikat tanpa pernah melepas, berakhir dengan entah, namun seperti itulah singkatnya.

Karena jika itu tentangnya, semua tidak akan pernah ada habisnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar