Oleh: Arga Purnama
(Anggota LPM Pena Kampus)
1/
Hari kelahiran tentu dirayakan
Bahkan dengan kematian atau gadaikan kemenangan
Lalu dibiarkan kita tumbuh lantaran kawin silang
Antara si kumal dan si nokturnal
2/
Sepi menyala
: serbuk rembulan jatuh
Ke telinga, bibir, hati – jadi tubuh utuh
ada juga mata yang baru tumbuh
dan di darah
alunan ganjil bersahut tabuh
Sementara subuh metropolitan telah runtuh
Ditiupkan ruh ke
rahim ibu tiada lain untuk saling bunuh
3/
Suatu petang yang cerah;
Kita berlari-larian di tanah sawah
Ketika aku menangkapmu, kita telah terperangkap
Di depan pagar rumah-rumah mewah
Kau sadar ada yang cacat
Pada saat malam melompat – membangunkan hutan
Yang hendak diterkam
4/
Kita perompak yang sedang jatuh cinta. kita bercinta dengan cara
Meledakkan rahasia yang disembunyikan negara dari rakyatnya
Kita tidak akan mati, sayang
Kita merdeka dan bebas bercinta di mana saja
Cintaku lebih tinggi dari monumen negeri
: pun jika burung-burung melintasi
Mereka akan iri karena tak dapat terbang begitu tinggi.
5/
Aku dan kau patuh pada rencana awal
Membakar gedung parlemen kemudian berciuman di taman –
Mungkin kau akan malu-malu. tapi tidak ada yang akan melihat kita
Kita membakar area bebas tuhan
Toh mereka sedang sibuk menyelamatkan kursinya.
6/
Sepi yang harum telah rekah dan bunga kematian
Mengintai kita
7/
Kupasang tulang rusukku
Memelukmu dan melata – sebab
Telah sempurna rencana suisida
8/
Jika kini
Kematian dan obituari juga bagian dari
Kalkulasi untung rugi
: bawa aku ke nerakamu.
Biar kekal aku ke dalam segala yang tak letih menyala
Sebab kita akan dihukum sesuai cinta dan dosa
9/
Kalau aku lebih dulu terlahir kembali
Aku akan menunggu
Sampai kita bertemu lagi
Lalu menjadi perompak yang jatuh cinta berkali-kali
LAHIR/
Kau kaget, menangis, dan
Jatuh dari lantai sembilan
Kau bangun dari kasurmu yang lugu
Lalu mencariku
Mataram, 18 Februari 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar