Oleh: Gita Putri Wahyuni
(Anggota LPM Pena Kampus)
Seorang aku engsel pintu panel dengan afeksi
Aku terhubung oleh aku yang tercipta mulai setiap hamparan itu
Aku terbius jujur, sedang porak poranda dengan keterhubungan yang tak pernah terakui
Ku katakan aku karena aku yang menciptakan liku
Aku terhubung oleh aku yang tercipta mulai setiap hamparan itu
Aku terbius jujur, sedang porak poranda dengan keterhubungan yang tak pernah terakui
Ku katakan aku karena aku yang menciptakan liku
Berujung semu diantara pintu-pintumu
Aku bagai engsel pintu terjinayah dibuatmu
Aku dan duniaku selalu berputar diantara kamu yang terbatas ini,
Rasaku mungkin nyaris tak terlihat,
Aku bagai engsel pintu terjinayah dibuatmu
Aku dan duniaku selalu berputar diantara kamu yang terbatas ini,
Rasaku mungkin nyaris tak terlihat,
Tapi bekas yang
tertinggal ini kini tertinggal sendiri karena sebuah tak ternyarisanmu
Ku bilang ini aku karena aku yang memulai sendiri,
Ku bilang ini aku karena aku yang memulai sendiri,
Ku mahir dalam hal menyembah dan menyembuh luka sendiri, aku tak perlu anggapmu,
Biarlah rasa ini kutanggung di pundak sendiri
Kubilang aku adalah sebuah engsel pintu
Tak pernah kau lihat tapi penting dalam membangun rumah di hati mu,
Tak pedui kau tahu atau mengerti tentangku, aku nyaris hidup di hatimu
Walaupun telah merusak badan sendiri
Aku adalah sebuah engsel pintu panel afeksi
Aku gila aku jenayah aku terobsesi karenamu kini
Kubilang aku adalah sebuah engsel pintu
Tak pernah kau lihat tapi penting dalam membangun rumah di hati mu,
Tak pedui kau tahu atau mengerti tentangku, aku nyaris hidup di hatimu
Walaupun telah merusak badan sendiri
Aku adalah sebuah engsel pintu panel afeksi
Aku gila aku jenayah aku terobsesi karenamu kini
Kamar kos timrah, 23 Februari 2022.
Dari aku yang tengah jatuh cinta
padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar