Keluhan mahasiswa ini telah ditampung oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FKIP dalam bentuk aspirasi. Ketua DPM FKIP, Fatur Rahman, menyatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan aspirasi tersebut kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP pada 19 September 2025 untuk ditindaklanjuti ke pihak birokrasi.
Fatur menyebutkan bahwa sebelumnya listrik sempat dinyalakan kembali, namun hanya berlangsung singkat. “sampai sekarang sempat dinyalain tapi itu gak nyampe beberapa hari” ujarnya. (24/09/2025)
Ketua BEM FKIP, Wahyu Agusfian, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Wakil Dekan III dan menyampaikan kebutuhan mahasiswa terhadap fasilitas listrik di berugak. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Dekan III menyampaikan bahwa padamnya listrik diduga terjadi akibat pembangunan jalan setapak yang merusak jalur kabel.
Namun, Wahyu menjelaskan bahwa penjelasan tersebut belum sepenuhnya dikonfirmasi secara teknis. Ia juga menambahkan bahwa pihak birokrasi sempat mengira fungsi berugak hanya untuk tempat istirahat, bukan untuk menunjang kegiatan akademik.
Menunggu Tindak Lanjut WD II, BEM FKIP menyatakan bahwa hingga saat ini belum dapat melakukan audiensi dengan Wakil Dekan II karena yang bersangkutan sedang berada di luar negeri.
Berdasarkan struktur organisasi fakultas, Wakil Dekan II memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang berkaitan dengan bidang umum, perlengkapan, serta keuangan. Termasuk di dalamnya pengelolaan fasilitas dan sarana prasarana kampus.
Wahyu menyebut bahwa pihaknya akan mengupayakan audiensi dengan Wakil Dekan II setelah yang bersangkutan kembali ke kampus. “Kami masih menunggu kepulangan WD II dari Jerman agar bisa segera melakukan audiensi lanjutan terkait fasilitas umum yang belum memadai,” jelas Wahyu saat diwawancarai pada 24 September 2025.
Salah satu mahasiswa menyampaikan bahwa kondisi ini berdampak langsung pada proses penyusunan tugas akhir. “Kalau perpustakaan tutup, otomatis ke berugak. Tapi di sana tidak bisa mengisi daya, jadi harus mencari ke kelas atau kantin. Itu pun terbatas,” ujarnya. Mahasiswa lainnya, Kelvin Almasih, yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan FKIP, mengungkapkan bahwa padamnya listrik di seluruh berugak diduga terjadi sejak adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pihak kampus “Nah semenjak itu fasilitas kita untuk mendapatkan listrik di berugak FKIP itu sudah ndak ada,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak tersedianya listrik tersebut menyulitkan mahasiswa untuk mengisi daya perangkat, “Jadi itu sangat menghambat terutama kan kalau kita mau ngecas handphone dan laptop kita biasanya di kantin, di sana itu sering ramai orang,” tambahnya.
Namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang jelas dari pihak birokrasi fakultas dari hasil observasi menunjukkan bahwa lima berugak yang tersebar di sekitar taman dan dekat Gedung E FKIP tidak memiliki aliran listrik aktif. Mahasiswa menyampaikan bahwa sebelumnya stopkontak di berugak dapat digunakan, namun pada tahun 2024 itu suda tidak dapat digunakan lagi.
Hingga 30 September 2025, belum terdapat informasi resmi dari birokrasi FKIP mengenai rencana perbaikan atau pengaktifan kembali listrik di berugak. Mahasiswa menyampaikan harapan agar akses listrik yang merupakan fasilitas dasar dapat segera dikembalikan fungsinya.(ya, tan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar